Mengapa Perokok Lebih Rentan Terinfeksi Covid-19?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti
COVID-19 merupakan wabah akibat coronavirus yang pada awal tahun 2020 telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi. Berlangsungnya pandemi COVID-19 ini masih memiliki data dan literatur yang terbatas, salah... satunya mengenai faktor risiko dan prognostik penyakit. Selain kelompok usia lanjut dan orang-orang dengan penyakit penyerta, perokok menjadi salah satu kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi COVID-19. Hingga saat ini, telah diketahui bahwa merokok berhubungan dengan prognosis yang buruk terhadap berbagai macam penyakit. Salah satu dampak negatif utama dari peggunaan tembakau adalah pengaruhnya dengan kesehatan paru-paru dan penyakit saluran pernafasan. Merokok berdampak pada fungsi sistem imun dan responsivitas infeksi, sehingga perokok lebih rentan terhadap penyakit infeksi. Dari penelitian-penelitian terdahulu, perokok dua kali lebih mungkin untuk terkena influenza serta mengalami gejala yang lebih berat dibandingkan orang yang tidak merokok. Perokok juga memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi pada wabah MERS-CoV yang lalu. Berdasarkan sebuah penelitian terbaru yang telah diterbitkan pada jurnal internasional menyebutkan bahwa pasien COVID-19 yang merokok juga dua kali lebih berisiko dan membutuhkan perawatan intensif di ICU, membutuhkan alat bantuan penapasan, serta mengalami kematian akibat COVID-19. Read more

Meskipun virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 bisa menginfeksi siapa saja, namun ada beberapa kelompok orang yang dianggap lebih rentan tertular dan berisiko tinggi untuk mengalami kondisi yang parah bisa terinfeksi.

Diantara orang-orang dengan risiko tinggi tersebut, perokok adalah salah satunya.

Efek Covid-19 Pada Paru-Paru

Virus penyebab Covid-19 menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala awal yang cukup ringan mirip dengan flu; demam, hidung meler atau mampet, sakit kepala, sakit otot, batuk, dan lemas. [6]

Bila mulai memasuki tahap selanjutnya, peradangan mulai menyerang paru-paru dan menyebabkan pneumonia. Penderita bisa batuk terus menerus hingga kesulitan bernafas. [6]

Pasien yang kondisi paru-parunya sudah mengalami gangguan sejak awal, seperti pada perokok, kondisinya bisa memburuk dengan cepat bila terinfeksi Covid-19 dan ini membahayakan nyawa. [6]

Perokok Rentan Terinfeksi Berbagai Penyakit

Meskipun Covid-19 masih terus dipelajari dan diteliti, namun banyak hasil telah menunjukkan bahwa merokok adalah salah satu faktor yang menyebabkan pasien lebih berisiko meninggal atau memburuk kondisinya bila terinfeksi. [2]

Hal ini berhubungan dengan bukti-bukti penelitian di bidang kesehatan yang terdahulu bahwa merokok menyebabkan: [1, 2, 3, 5]

  • Efek negatif terhadap kesehatan paru-paru dan menjadi penyebab berbagai penyakit pernafasan.
  • Penurunan sistem imun dan respon tubuh terhadap infeksi, sehingga menyebabkan perokok lebih rentan terinfeksi berbagai penyakit. Telah diteliti bahwa perokok dua kali lebih mudah tertular infuenza dan gejala yang dialami pun lebih parah.
  • Ketika MERS-CoV mewabah beberapa waktu lalu, perokok juga terbukti lebih tinggi angka kematiannya dibandingkan yang tidak merokok.

Risiko Covid-19 Pada Perokok

Ada lima penelitian yang melaporkan data pasien positif Covid-19 yang juga perokok. Hasilnya menunjukkan bahwa: [2]

  • Persentase perokok yang masih aktif dan juga yang dahulunya adalah perokok berat termasuk dalam daftar pasien yang membutuhkan bantuan ICU.
  • Selain itu, mereka juga termasuk yang membutuhkan alat bantuan pernafasan (ventilator) dan meninggal. Perokok cenderung mengalami gejala berat bila terinfeksi Covid-19.
  • Perokok lebih rentan tertular karena merokok berarti sering melakukan kontak antara jari dengan mulut (belum lagi bila rokoknya terkontaminasi). Hal ini meningkatkan kemungkinan berpindahnya virus dari tangan ke mulut.
  • Perokok berat juga mungkin sudah memiliki gangguan paru-paru atau kapasitas paru-parunya sudah menurun sehingga bisa meningkatkan risiko terinfeksi hingga ke tahap serius.

Selain rokok, produk-produk lain semacam vape dan shisha (water pipe) juga meningkatkan risiko penggunanya terinfeksi Covid-19. [1, 2]

Kondisi tubuh yang menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat atau mengurangi kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen secara benar, akan menyebabkan pasien berisiko tinggi terkena penyakit paru-paru seperti pneumonia. [2, 3, 5]

Yang lebih mengkhawatirkan adalah, perokok pasif yang sudah lama secara konstan menghirup asap rokok di sekitarnya juga menjadi rawan terinfeksi penyakit yang menyerang saluran pernafasan, termasuk Covid-19. [5]

Cara Menurunkan Risiko Perokok Terinfeksi Covid-19

Cara terbaik untuk melindungi diri dari penularan Covid-19, secara umum dan bukan hanya untuk perokok saja, adalah dengan mematuhi langkah-langkah pencegahan yang sudah disebarluaskan oleh semua pihak.

Langkah-langkah tersebut termasuk: menjaga kebersihan tangan dan benda-benda di sekitar dari kontaminasi, tidak memegang wajah dengan tangan yang kotor, menjaga jarak dari orang lain, menghindari keramaian, serta meningkatkan imunitas. [6]

Mengenai imunitas, tubuh setiap orang tentu memiliki pertahanan yang berbeda-beda. Ini sebabnya ada kelompok yang lebih rentan untuk terinfeksi, dan perokok masuk ke dalam kelompok ini.

Bagi perokok, langkah paling awal untuk memperbaiki sistem imun adalah dengan berhenti merokok, karena: [3, 5]

  • Kemampuan sistem pernafasan untuk memerangi infeksi akan mulai diperbaiki oleh tubuh begitu berhenti merokok.
  • Paru-paru tidak lagi dipenuhi zat kimia beracun, sehingga tubuh pasti akan terasa lebih baik. Cilia (rambut-rambut kecil yang menghalangi partikel asing agar tidak masuk ke paru-paru) akan mulai direstorasi.

Namun, hal ini tentu tidak mudah bagi mereka yang sudah terlanjur kecanduan. Langsung berhenti secara total akan terasa sangat berat. Untuk itu, mereka bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai terapi yang bisa dilakukan secara bertahap untuk mengurangi kecanduan merokok. [5]

Nicotine patch adalah pengganti rokok yang paling umum digunakan oleh pecandu yang ingin berhenti. Meskipun dijual bebas, namun sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter lebih dulu sebelum penggunaannya. [5]

Karena kondisi tubuh dan paru-paru tidak bisa langsung membaik dan kuat begitu berhenti merokok, sementara pandemi masih terus berlangsung, maka langkah perlindungan diri yang paling disarankan bagi para perokok adalah dengan sebisa mungkin menghindari tempat-tempat dimana penularan mudah terjadi.

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan vitamin, minum banyak air putih, makan-makanan bergizi, dan cukup istirahat juga akan sangat membantu di saat sedang terjadi pandemi seperti sekarang ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment