Parafilia adalah sekumpulan tindakan atau rangsangan seksual yang tidak normal, ditandai dengan keinginan dan fantasi seksual yang intens dan terus berulang. Tindakan dan keinginan ini bisa melibatkan benda-benda, aktivitas, atau situasi tidak biasa yang bahkan secara umum dianggap tidak menimbulkan rangsangan seksual.
Daftar isi
Mengenal Parafilia
Parafilia adalah suatu kondisi dimana rangsangan dan kepuasan seksual seseorang tergantung pada fantasi dan tindakan seksual yang tidak biasa dan ekstrem. Parafilia dianggap sebagai suatu kelainan bila menyebabkan gangguan atau ancaman menyakiti orang lain. [1, 2, 3]
Parafilia bisa melibatkan objek tertentu (misalnya anak-anak, hewan, pakaian dalam) atau tindakan tertentu (misalnya menyakiti, menunjukkan alat kelamin) dan penderitanya sudah sampai pada tahap ketergantungan terhadap objek atau tindakan tersebut untuk bisa merasakan kepuasan.
Parafilia lebih umum terjadi pada pria dibanding wanita. Fokus penderita parafilia biasanya sangat spesifik dan tidak berubah.
Parafilia juga berhubungan dengan tindakan-tindakan seksual yang dianggap menjijikkan, aneh, atau tidak normal oleh masyarakat. Bentuk-bentuk parafilia yang paling umum termasuk: [1, 2, 3, 4]
- Pedofilia (memiliki ketertarikan seksual terhadap anak-anak)
- Voyeurisme (memperhatikan atau mengintip orang lain melakukan aktivitas pribadi, misalnya berganti baju, mandi, melakukan hubungan seksual, dsb.)
- Eksibisionisme (menunjukkan alat kelamin pada orang yang tidak dikenal)
- Froteurisme (menyentuhkan atau menggesekkan tubuh atau kelamin pada orang lain secara diam-diam)
- Fetisisme (rangsangan seksual menggunakan benda-benda mati)
- Masokisme seksual (dipermalukan atau dipaksa untuk disakiti secara seksual)
- Sadisme seksual ( menyakiti atau mempermalukan pasangan seks-nya)
- Kelainan transvestis (memakai pakaian lawan jenis untuk rangsangan seksual)
Selain yang disebutkan diatas, ada pula kategori lain dari parafilia yang dikenal sebagai Kelainan Lain-Lain yang melingkupi tindakan-tindakan yang tidak ada pada daftar diatas, misalnya yang melibatkan mayat, urin, tinja, atau obrolan seksual di telepon.
Beberapa tindakan yang berhubungan dengan parafilia dianggap ilegal. Pasien yang dirawat atas diagnosa parafilia seringkali juga mengalami tuntutan hukum atas tindakannya karena menyebabkan gangguan atau dianggap sebagai pelecehan oleh korbannya. [2, 3]
Parafilia bisa mengakibatkan masalah pribadi, sosial, dan karir dalam kehidupan penderitanya. Orang yang mengidap parafilia juga sering disebut cabul atau tidak senonoh.
Gejala-Gejala Parafilia
Meskipun banyak jenis parafilia yang tampak tidak wajar atau ekstrem, namun kelainan-kelainan ini lebih mudah dipahami bila dilihat sebagai tindakan-tindakan yang, dalam versi yang tidak terlalu ekstrem, cukup umum.
Misalnya, memiliki pasangan yang suka “bicara kotor” mungkin bisa merangsang bagi beberapa orang, tetapi bila satu-satunya cara untuk terangsang atau terpuaskan adalah dengan bicara kotor, maka bisa dianggap sebagai parafilia.
Ketertarikan seksual apapun, jika dilakukan oleh orang dewasa yang sadar dan bersedia, tidak menandakan adanya kelainan parafilia. Ketertarikan ini baru bisa dianggap parafilia bila sudah sampai pada tahap ketergantungan psikologis, dan harus menyebabkan gangguan atau menyakiti pihak lain yang bisa dianggap sebagai korban.
Kebanyakan orang dengan ketertarikan seksual yang tidak biasa tidak serta merta memiliki kelainan mental. Untuk bisa didiagnosa mengidap parafilia, DSM-5 (buku paduan diagnostik dan statistik kelainan mental) mengharuskan orang dengan ketertarikan tersebut untuk: [2, 4]
- Mengalami gangguan atau masalah pribadi akibat ketertarikan seksualnya tersebut, dan bukan hanya karena tekanan dari masyarakat, atau
- Memiliki keinginan atau melakukan tindakan seksual yang menyebabkan gangguan psikologis, cedera, atau kematian pada orang lain, atau melibatkan orang lain yang tidak bersedia melakukan tindakan seksual bersamanya.
Penyebab Terjadinya Parafilia
Masih belum jelas apa yang menyebabkan parafilia. Beberapa ahli meyakini bahwa kelainan ini disebabkan oleh trauma masa kecil, misalnya pernah mengalami pelecehan seksual. Ada juga yang menyebutkan bahwa suatu objek atau situasi bisa menjadi menggairahkan bagi pengidap parafilia jika sering dan berulang kali dikaitkan dengan aktivitas seksual yang menyebabkan kenikmatan. [1, 2, 3]
Pada kebanyakan kasus, orang yang mengidap parafilia megalami kesulitan dalam hal membangun hubungan pribadi dan seksual dengan orang lain.
Banyak bentuk parafilia berawal di masa remaja dan berlanjut hingga usia dewasa. Intensitas dan kemunculan fantasi yang berhubungan dengan parafilia bisa berbeda pada tiap orang, tetapi biasanya akan menurun seiring pertambahan usia. [1]
Contoh studi perilaku menunjukkab bahwa anak-anak yang menjadi korban atau penonton tindakan-tindakan seksual yang tidak wajar mungkin akan meniru tindakan tersebut, dan kemudian terbentuk menjadi pelaku.
Contoh kompensasi menunjukkan bahwa anak-anak ini biasanya kekurangan kontak seksual sosial yang normal sehingga mencari kepuasan melalui cara-cara yang kurang bisa diterima oleh masyarakat.
Contoh psikologis berfokus pada hubungan atara hormon, tingkah laku, dan sistem syaraf pusat, dengan perhatian lebih pada peran hormon agresi dan seksual pria. [3]
Diagnosa
Seperti yang telah disebutkan diatas, seseorang hanya bisa didiagnosa mengalami kelainan parafilia bila tindakan dan ketertarikan seksualnya memenuhi kriteria yang disebutkan dalam DSM-5. [2, 4]
Pada kebanyakan kasus, penderita kelainan parafilia tidak datang memeriksakan diri sendiri. Mereka biasanya baru dirujuk ke spikolog atau psikiater setelah ditangkap pihak berwajib atau mendapat tuntutan hukum yang menyebabkan mereka harus diperiksa dan mendapatkan perawatan.
Pengobatan dan Perawatan
Kebanyakan kasus parafilia diobati dengan konseling dan terapi untuk membantu pengidapnya merubah tingkah lakunya. Obat-obatan juga bisa membantu menurunkan sikap kompulsif yang berhubungan dengan parafilia serta mengurangi jumlah fantasi dan tindakan seksual yang menyimpang.
Pada beberapa kasus, terapi hormon akan diresepkan bagi pasien yang sering melakukan tindakan seksual yang abnormal atau berbahaya. Banyak dari jenis obat-obatan ini bekerja dengan cara menekan dorongan seks pasien. [1]
Ada banyak studi-studi berskala kecil dan laporan kasus mengenai berbagai pengobatan farmakologis dan psikologis bagi populasi pelaku kriminalitas seksual, seperti pedofilia, eksibisionisme dan perkosaan. Meskipun penelitian mengenai pengobatan bagi parafilia ‘non-kriminal’ sangat kecil, tetapi bisa digunakan bagi pasien yang secara sukarela datang berobat dan ingin sembuh – dan ini sangat jarang terjadi.
Meskipun dilaporkan telah terjadi penurunan pengulangan tindakan kriminalitas seksual setelah para pelakunya mendapatkan terapi perilaku kognitif, tetapi ada juga ahli yang mengatakan bahwa terapi perilaku yang bersifat membalikkan dan merekondisi tingkah laku pasien sangat kecil tingkat keberhasilannya. [2, 3]
Bisakah Parafilia Dicegah?
Mengingat penyebab dari kelainan ini masih belum jelas, maka langkah pencegahan yang bisa dilakukan pun tidak tersedia panduannya.
Tindakan penyimpangan seksual yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon atau trauma masa kecil, hampir tidak mungkin untuk dicegah. Mungkin salah satu cara yang bisa ditempuh adalah memindahkan anak-anak dari lingkungan yang diketahui tidak sehat secara sosial maupun seksual agar mereka terhindar dari pelecehan atau penyimpangan akibat melihat dan meniru.