Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Microneedling adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kulit, seperti keriput, bekas jerawat, jerawat, kebotakan, stretch mark, pigmentasi kulit, dan kulit yang kendur.... Teknik ini melibatkan jarum-jarum kecil steril yang ditusukkan pada kulit sehingga menimbulkan perlukaan, dengan tujuan untuk peremajaan kulit. Microneedling bekerja dengan meningkatkan produksi kolagen sehingga membuat kulit tampak lebih muda dan tekstur yang lebih halus. Namun proses ini dapat memakan waktu beberapa minggu sampai bulan sampai hasilnya benar-benar terlihat. Prosedur ini tentu mengandung efek samping, antar lain pembengkakan pada wajah, nyeri, kemerahan, memar, atau kulit mengelupas. Konsultasikan kepada dokter jika Anda tertarik untuk melakukan prosedur ini. Read more
Daftar isi
Fungsi Microneedling
Microneedling adalah prosedur dermaroller yang menggunakan roller dilengkapi dengan jarum-jarum kecil. Kemudian roller ini akan dijalankan di atas permukaan wajah atau di bagian tertentu yang diinginkan. Prosedur ini berfungsi untuk mengatasi masalah kulit melalui produksi kolagen. Microneedling juga dikenal sebagai terapi induksi kolagen.[1]
Selama prosedur, kulit akan memproduksi kolagen dan meregenerasi jaringan sehingga menjadi lebih halus dan kencang. Seseorang menggunakan microneedlling biasanya untuk mengatasi masalah bekas luka, keriput, pori-pori besar serta mengurangi munculnya bekas jerawat dan stretch mark.[1]
Selain itu, microneedling juga digunakan dalam prosedur anti-penuaan tertentu, seperti operasi kelopak mata dan menghilangkan bintik hitam di wajah. Microneedling tidak efektif untuk rambut rontok, meskipun kolagen berperan dalam pertumbuhan rambut.[1]
Dokter akan merekomendasikan perawatan ini pada pasien dengan kondisi kesehatan fisik yang baik dan memiliki masalah, seperti:
- Bekas luka jerawat
- Bintik-bintik penuaan atau bintik hitam
- Garis halus dan kerutan
- Pori-pori besar
- Elastisitas kulit berkurang
- Warna kulit tidak rata
- Stretch mark atau jaringan parut di bagian tubuh yang dingin dihilangkan
Sementara, pasien dengan kondisi seperti berikut tidak diperbolehkan melakukan microneedling:[1]
- Sedang hamil
- Memiliki penyakit kulit tertentu, seperti eksim
- Memiliki luka terbuka
- Akhir-akhir ini menjalani terapi radiasi
- Memiliki riwayat bekas luka kulit
Persiapan Microneedling
Sebelum melakukan prosedur microneedling, pasien perlu melakukan beberapa persiapan seperti berikut:[2]
- Hindari penggunaan krim perawatan kulit, seperti retinoid, exfoliant, antibiotik atau asam selama 5-7 hari sebelum perawatan.
- Hindari mengonsumsi obat anti-inflamasi seperti ibuprofen, setidaknya selama 3 hari sebelum perawatan karena akan mengganggu proses peradangan alami yang penting untuk peremajaan kulit pasien.
- Hindari prosedur ntensed Pulse Light (IPL) atau Laser dan paparan sinar matahari langsung tanpa menggunakan krim tabir surya, setidaknya selama 2 minggu sebelum prosedur.
- Tidak melakukan waxing dan mengaplikasikan krim penghilang bulu pada area yang dirawat selama 5-7 hari sebelumnya.
- Jangan mencukur di hari prosedur untuk menghindari iritasi kulit. Jika ada rambut lebat di area perawatan, cukur sehari sebelum melakukan konsultasi pada dokter.
Prosedur Microneedling
Prosedur biasanya memakan waktu 10-20 menit, tergantung seberapa luas area perawatan. Mayoritas pasien membutuhkan 4-6 sesi untuk mendapatkan hasil yang optimal.[3]
Pada umumnya, rangkaian prosedur microneedling meliputi:[1,3]
- Pasien akan diminta untuk berbaring di meja perawatan, kemudian dokter akan mengoleskan krim penghilang rasa sakit di wajah atau area tubuh lainnya agar pasien tidak merasa kesakitan selama prosedur.
- Selanjutnya, dokter akan membuat tusukan kecil di bawah kulit dengan alat seperti pena.
- Dokter akan menggerakkan alat secara merata di seluruh area perawatan sehingga pertumbuhan kulit baru yang dapat meremajakan penampilan juga akan merata.
- Setelah dirasa cukup, dokter akan mengakhiri prosedur dengan mengoleskan krim atau serum pendingin untuk menenangkan kulit.
Selama prosedur produksi kolagen mengalami peningkatan. Kolagen adalah protein esensial yang membantu menjaga kulit tampak awet muda, dengan tekstur yang kencang, halus, dan elastis.[4]
Pasca Prosedur Microneedling
Sementara efek umum yang akan dirasakan pasien setelah melakukan microneedling adalah kulit terasa terbakar saat terkena paparan sinar matahari dan kulit terasa kencang, kering, atau sensitif saat disentuh. Selain itu, akan muncul kemerahan, sedikit memar, dan pembengkakan pada area perawatan yang dapat berlangsung selama 5-7 hari.[2]
Sebagai upaya untuk meminimalkan pembengkakan atau nyeri, pasien dianjurkan tidur telentang dengan kepala tempat tidur ditinggikan. Sementara untuk menutupi kemerahan, pasien diperbolehkan memakai riasan wajah terutama yang mengandung mineral.[1,2]
Pada hari ke 3 sampai 5, pasien akan merasakan kondisi kulit kering dan mengelupas yang disebabkan oleh peningkatan pergantian sel kulit. Pada fase ini, pasien dilarang mencungkil, menggaruk, atau menggosok pada kulit yang dirawat.[2]
Terdapat beberapa pantangan yang perlu diperhatikan setelah melakukan perawatan microneedling yaitu:[2]
- Hindari mengonsumsi obat anti inflamasi selama satu minggu setelah prosedur
- Hindari mengoleskan es pada area yang dirawat karena dapat mengganggu proses peradangan alami yang penting untuk peremajaan kulit
- Hindari berjemur dan terkena paparan sinar matahari langsung setidaknya selama 2 minggu. Setelah 24 jam pasca prosedur, selalu gunakan tabir surya (30 SPF atau lebih tinggi) dan kenakan topi jika sedang berada di luar
- Hindari olahraga berat yang menyebabkan keringat serta jacuzzi, sauna, dan mandi uap hingga 48 jam.
Hasil akan terlihat beberapa minggu setelah prosedur dan untuk mendapatkan hasil yang optimal, pasien setidaknya perlu melakukan microneedling sebanyak empat sesi.[1]
Risiko Microneedling
Seperti prosedur kosmetik pada umumnya, microneedling juga memiliki risiko yang mungkin akan dialami pasien. Risiko-risiko tersebut meliputi:[1,4]
- Iritasi kulit ringan
- Kemerahan
- Memar dan berdarah
- Mengelupas
- Infeksi
- Pembengkakan
- Kulit kering
Ada juga risiko efek samping yang lebih serius, seperti:[4]
- Perubahan pigmen kulit
- Reaksi terhadap obat topikal yang digunakan selama pengobatan
- Beberapa alat yang digunakan memiliki risiko tambahan. Apabila alat perawatan menggunakan energi atau panas, maka hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya luka bakar.