9 Gejala Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh pankreas yang memproduksi sedikit insulin. Selain itu, sel pada otot, lemak, dan liver yang resisten terhadap insulin juga menjadi penyebab terjadinya diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 2, tanda dan gejala yang dialami muncul secara perlahan-lahan, bahkan tidak disadari jika telah mengalami diabetes. Jika mengalami keluhan-keluhan diabetes tipe 2, maka disarankan segera ke dokter [2]. Gejala yang dialami yaitu:

1. Sering berkemih (poliuria)

Salah satu gejala yang sering dialami pada diabetes adalah sering berkemih [1][2][3]. Urin yang diproduksi oleh ginjal terdiri dari air dan komponen yang sudah tidak diperlukan oleh yang berasal dari darah yang telah difiltrasi. Pada kondisi normal, jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal tidak lebih dari 2,5 liter per hari. Namun, pada kondisi poliuria, urin yang diproduksi lebih dari 3 liter per hari. Pada kondisi diabetes, gejala sering berkemih diikuti dengan rasa haus yang berlebih [3].

Saat kadar gula di dalam darah tinggi, maka ginjal akan berusaha untuk mengeluarkan gula yang berlebih tersebut. Untuk mengeluarkan kelebihan gula tersebut, maka ginjal akan mengeluarkan lebih banyak urin sehingga volume urin yang diproduksi akan semakin banyak[3].

Hal inilah yang menyebabkan penyakit diabetes melitus mengeluhkan gejala sering berkemih. Jika mengalami keluhan sering berkemih, maka disarankan untuk berkonsultasi ke fasilitas kesehatan, terutama jika disertai dengan keluhan sering merasa haus [3].

2. Haus berlebih

Kehausan yang berlebih juga sering dialami pada penyakit diabetes [1][2][4]. Rasa haus yang berlebih berkaitan erat dengan keluhan sering berkemih. Saat tubuh banyak mengeluarkan cairan melalui urin, maka untuk memenuhi bayaknya cairan yang hilang, tubuh akan merasakan rasa haus yang berlebih. Walaupun sebanyak apapun cairan yang diminum, tubuh akan tetap merasakan kehausan. Rasa haus berlebih ini merupakan salah satu tanda awal gejala diabetes melitus [4].

Hal yang paling terlihat yaitu rasa haus yang sangat meskipun baru saja minum banyak air. Selain itu, keluhan lain yang dirasakan adalah rasa kering di mulut dan jumlah urin yang berlebih. Jika mengalami keluhan haus yang berlebih namun tidak ada perubahan aktifitas seperti olahraga berlebih, maka segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut [4].

3. Rasa sangat lapar

Rasa sangat lapar merupakan salah satu gejala yang dialami penyakit diabetes [1][2][5]Pada kondisi diabetes tipe 2, kadar insulin yang rendah atau terjadinya resistensi insulin menyebabkan gula pada pembuluh darah tidak semuanya masuk ke dalam sel atau jaringan. Sel atau jaringan yang kekurangan suplai gula menjadi kekurangan sumber energi. Energi yang dianggap kurang ini menyebabkan tubuh akan merespon dengan meningkatkan rasa lapar [5].

Rasa lapar yang dialami tidak akan berkurang hanya dengan makan makanan lebih banyak. Jika mengalami peningkatan nafsu makan dan rasa lapar tidak menghilang, maka disarankan untuk berkonsultasi ke fasilitas kesehatan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut [5].

4. Sangat kelelahan

Gejala lain yang dialami adalah rasa sangat kelelahan [1][2][6]. Saat seseorang mengonsumsi makanan, makanan tersebut akan dipecah menjadi gula. Pada kondisi diabetes tipe 2, pankreas memproduksi insulin dalam jumlah sedikit atau insulin sudah diproduksi dalam jumlah cukup, namun sel atau jaringan mengalami resistensi insulin[6].

Karena insulin yang tidak cukup atau sel yang mengalami resistensi insulin, menyebabkan gula di dalam darah hanya masuk sebagian saja. Sel-sel dan jaringan akhinya kekurangan gula menyebabkan energi yang dibutuhkan menurun. Maka, muncullah keluhan sangat lelah karena sel-sel tubuh tidak mendapat energi yang cukup[6].

Kelelahan yang dirasakan tidak akan membaik dengan hanya istirahat saja. Maka disarankan menemui dokter jika keluhan kelelahan tidak membaik bahkan semakin memberat dan mengganggu aktifitas [6].

5. Pandangan kabur

Pandangan kabur juga dikeluhkan pada penderita diabetes [1][2][7]. Saat kadar gula di dalam darah tinggi, mengakibatkan cairan dapat masuk ke lensa mata. Masuknya cairan ke lensa mata menimbulkan bentuk lensa mata berubah dan menjadi membengkak[7].

Perubahan bentuk lensa mata ini akan menimbulkan keluhan penglihatan mata menjadi kabur dan tidak fokus. Adanya permasalahan penglihatan yang menjadi tidak jelas bisa dikarenakan banyak faktor, maka untuk mengetahui penyebabnya diperlukan konsultasi dengan dokter [7].

6. Luka sulit sembuh

Pada penyakit diabetes, luka memerlukan waktu yang sangat lama untuk sembuh [1][2][8]. Walupun hanya luka kecil seperti luka terpotong, luka gores, luka lecet terutama pada kaki memerlukan waktu penyembuhan yang lama. Luka yang awalnya hanya berupa luka yang berukuran kecil dapat berkembang menjadi luka yang berukuran besar dan menjadi ulkus kaki [8].

Kadar gula yang tinggi menyebabkan saraf dan pembuluh darah menjadi rusak. Umumnya kerusakan saraf terjadi pada tangan dan kaki. Selain itu, kadar gula yang tinggi di dalam darah juga menyebabkan darah menjadi lebih kental. Hal ini menyebabkan aliran darah terutama yang menuju lokasi luka menjadi kurang lancar. Hal inilah yang mengakibatkan luka pada kaki atau tangan membutuhkan waktu lama untuk sembuh [8].

Selain itu, sistem imunitas pada kondisi diabetes juga teranggu. Jumlah dari sel imunitas hingga fungsi dari sel imunitas berkurang, sehingga mengakibatkan proses penyembuhan luka menjadi lebih lama [8].

7. Kesemutan dan mati rasa pada kaki atau tangan

Keluhan lain yang dirasakan pada penyakit diabetes tipe 2 adalah kesemutan dan mati rasa di tangan atau kaki [1][2]. Kadar gula darah yang tinggi mengakibatkan terjadinya kerusakan saraf. Keruskan saraf pada umumnya terjadi pada kaki terlebih dahulu. Kerusakan saraf mengakibatkan terjadi mati rasa terutama pada kaki[9].

Kaki yang mati rasa menjadikan luka yang ada di kaki menjadi sulit dirasakan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada kaki. Menjaga kadar gula tetap normal sangat penting untuk mencegah terjadinnya kerusakan sel saraf [9].

8. Infeksi berulang

Adanya infeksi berulang merupakan salah satu keluhan yang juga dialami [2][10]. Kondisi gula darah yang tinggi akan menurunkan fungsi dari sistem imun tubuh. Fungsi imun yang menurun menjadikan risiko terkena penyakit infeksi seperti infeksi pada kaki, infeksi jamur, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada luka operasi semakin meningkat [10].

Meningkatnya gula di dalam darah akan menyebabkan kerusakan saraf di kaki. Keruskan saraf tersebut membuat kaki menjadi kehilangan kemampuan merasakan nyeri saat terjadi luka di kaki. Luka yang tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan munculnya infeksi[10].

Adanya kulit yang pecah-pecah pada kaki juga bisa menjadi pintu masuk bakteri untuk menginfeksi kaki. Adanya gula yang tinggi di pembuluh darah juga menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar sehingga kemampuan sistem imun untuk melawan bakteri penyebab infeksi juga menurun. Jika mengalami infeksi berulang, maka segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat [10].

9. Adanya area kulit yang menggelap (Acanthosis nigricans)

Salah satu gejala lain pada diabetes tipe 2 yaitu adanya area yang menggelap [2][11]. Acanthosis nigricans merupakan kondisi kulit yang menghitam pada area tertentu seperti pada leher dan ketiak. Kondisi ini bukan kondisi kesehatan yang membahayakan, namun merupakan salah satu tanda adanya masalah seperti diabetes tipe 2. Tidak hanya menghitam, kulit di area tersebut juga menjadi kasar, gatal, atau berbau [11].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment