Vaksin atau yang dikenal sebagai antigen penimbul antibodi di dalam tubuh manusia untuk melawan berbagai jenis patogen (bakteri, virus, jamur, parasit dan sejenisnya) penyebab infeksi [1].
Sementara itu, vaksinasi merupakan aktivitas pemberian vaksin melalui suntikan ke dalam tubuh manusia dengan tujuan peningkatan daya tahan tubuh agar tubuh mampu melawan penyakit tertentu [1].
Walau vaksin diciptakan umumnya untuk menambah dan menguatkan sistem daya tahan tubuh manusia agar dapat lebih kebal terhadap serangan patogen penyebab infeksi tertentu, tersedia vaksin berbeda yang kini dikenal dengan istilah vaksin nikotin [1,2,3,4].
Nikotin sendiri merupakan zat stimulan yang terkandung di dalam rokok yang bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan serius pada penggunanya, seperti masalah imun, masalah sistem kardiovaskular, hingga masalah pernafasan [5].
Kenali lebih jauh mengenai apa itu vaksin nikotin dan bagaimana cara kerjanya sebagai terobosan baru dalam terapi farmakologi yang diperuntukkan bagi para perokok aktif yang ingin berhenti merokok [6].
Apa Itu Vaksin Nikotin?
Vaksin nikotin adalah temuan baru dalam dunia farmakologi yang bertujuan membantu para perokok aktif, terutama para pecandu nikotin, untuk bisa berhenti dari aktivitas sia-sia tersebut [6].
Nikotin adalah salah satu kandungan utama di dalam rokok di mana rokok sendiri adalah pembunuh lebih dari 8 juta orang per tahunnya [6,7].
Di Amerika Serikat, tercatat 12 dari 100 orang dewasa usia 18 tahun ke atas atau setara dengan persentase 11,5% merokok tembakau berkandungan nikotin [8].
Artinya, di Amerika Serikat terdapat sekitar 28 juta orang dewasa yang menjadi perokok aktif dan 16 juta diantaranya mengidap penyakit yang diakibatkan oleh aktivitas merokok [8].
Di Indonesia pun kegiatan merokok bukan hal asing, sebab tercatat di tahun 2022 adanya 23,25% jumlah orang yang merokok pada usia 5 tahun ke atas [9].
Keberadaan vaksin nikotin saat ini diharapkan mampu mendukung orang-orang yang berniat untuk berhenti merokok, mencegah kambuhnya dorongan kuat untuk merokok kembali dan mencegah orang-orang menjadi pecandu nikotin [2,3,4].
Cara Kerja Vaksin Nikotin
Pada saat seseorang merokok, nikotin sebagai salah satu kandungan utama di dalam rokok akan mengalir dan menyebar dari bagian paru-paru [2].
Nikotin kemudian akan sampai ke aliran darah hingga akhirnya mencapai otak yang kemudian memengaruhi peningkatan dopamin neurotransmitter [2].
Dopamin sendiri memiliki fungsi yang bermacam-macam, seperti berpengaruh ke daya konsentrasi gerakan, emosi, rasa sakit, kesenangan, hingga sensasi kesenangan [2,10,11].
Hal tersebut menjadi alasan kuat mengapa aktivitas merokok menjadi terasa menyenangkan dan adiktif (menyandu) [2,11].
Sensasi-sensasi “menyenangkan” itu yang kemudian membuat orang-orang di awal merokok kemudian ingin merokok lagi dan lagi [2,11].
Sementara itu, vaksin nikotin diciptakan sebagai antibodi anti-nikotin yang mengikat molekul nikotin di dalam tubuh [4].
Saat molekul-molekul nikotin terikat oleh antibodi anti-nikotin, mereka akan membesar dan akan sulit untuk sampai ke otak [4].
Produksi dopamin akan terhambat atau gagal oleh otak ketika nikotin tidak berhasil mencapai otak [4].
Saat dopamin tidak terproduksi, orang-orang tidak lagi akan mengalami efek atau sensasi candu dan “menyenangkan” dari kegiatan merokok [2,4].
Oleh sebab itu, para perokok aktif yang berniat untuk berhenti dari kegiatan tidak sehat ini dapat memperoleh vaksin nikotin untuk mencegah kecanduan nikotin [2,4].
Bahkan bagi orang-orang yang dulunya perokok aktif dan kini sudah berhenti, seringkali dorongan untuk merokok dan rasa “haus” akan “kesenangan” dari nikotin dapat timbul kembali [2].
Vaksin nikotin dapat menghindarkan mantan perokok dari “kekambuhan” tersebut [2].
Apa saja pertimbangan dari vaksin nikotin?
Seperti halnya beberapa jenis vaksin yang tersedia lainnya, vaksin nikotin pun memiliki keterbatasan, terutama dalam temuan awalnya [2].
Terdapat sejumlah pertimbangan mengenai vaksin nikotin oleh para peneliti yang mengembangkannya, yakni antara lain :
- Efek samping
Efek samping dari vaksin nikotin bisa menyerupai gejala flu, yakni meliputi badan pegal, badan menggigil, badan cepat lelah, dan sakit kepala [4].
Tingkat keparahan kondisi efek samping adalah dari ringan hingga sedang sehingga tidak perlu dikhawatirkan [4].
- Respon antibodi
Efektivitas dari vaksin nikotin tergantung dari antibodi di dalam sistem tubuh penerima vaksin [12].
Antibodi yang cukup akan memberikan respon yang baik terhadap vaksin nikotin [12].
- Risiko kekambuhan
Pada orang-orang yang sudah berhenti merokok dan berstatus sebagai mantan perokok, vaksin nikotin memang berguna sebagai pencegah kekambuhan dorongan merokok kembali pada orang tersebut [2,12].
Namun, membutuhkan sekitar 2 minggu atau lebih untuk proses pembentukan antibodi setelah divaksin sehingga kekambuhan berpotensi terjadi sebelum antibodi terbentuk sempurna [2,12].
Meski sudah berhenti dari kegiatan merokok, menjadi perokok pasif (sekadar menghirup asap rokok) bisa menimbulkan dorongan untuk merokok kembali apabila antibodi dari vaksin belum terbentuk [2,12].
Jadi selama antibodi belum terbentuk sempurna, vaksin belum dapat memberi efek penghambatan nikotin menyebar ke jaringan-jaringan tubuh [2].
- Biaya
Walau belum dipastikan berapa biaya yang harus dibayarkan orang-orang yang ingin memperoleh vaksin nikotin, terdapat kemungkinan biaya akan cukup tinggi, terutama bila ada suntikan vaksin booster [2,12].
Beberapa jenis vaksin yang sudah diuji pada beberapa orang perokok dan mantan perokok adalah [2] :
- Niccine
- NicVax
- Nic-Qb
- TA-NIC
Belum terdapat bukti valid mengenai efek pencegahan merokok jangka panjang dari vaksin nikotin, sebab efeknya baru diketahui berjangka pendek saja.