Obat

Acemetacin: Manfaat, Dosis dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Acemetacin adalah obat yang digunakan untuk menangani rasa sakit dan gejala inflamasi pada beberapa kondisi medis yang berkaitan dengan gangguan pada otot, tulang dan sendi. [1,2,3,4]

Apa itu Acemetacin?

Acemetacin termasuk golongan NSAID (non-steroidal anti-inflammatory drug) yang berfungsi sebagai analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi [2]

Berikut infomasi mengenai Acemetacin [1,4,5,10]:

Indikasi Artritis rheumatoid, osteoarthritis, sakit pada punggung bagian bawah, sakit dan inflamasi paska operasi
Kategori Obat Khusus/resep
Konsumsi Dewasa
Kelas NSAID
Bentuk Tablet
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap acemetacin atau indometacin dan obat NSAID lain. Riwayat/sedang mengidap pendarahan/ulserasi peptik, riwayat pendarahan gastrointestinal atau perforasi yang berhubungan pengobatan NSAID sebelumnya, kelainan pembentukan darah dengan etiologi yang tidak jelas, polip nasal (berhubungan dengan edema angioneurotik), gagal jantung akut. Gangguan hati dan ginjal akut. Kehamilan (trisemester ketiga).
Peringatan Pasien dengan beberapa kondisi berikut wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima pengobatan acemetacin:
→ Pasien dengan riwayat toksisitas gastrointestinal
→ Pasien dengan gangguan pernapasan (meliputi asma, demam hay, pembengkakan mukosa hidung, penyakit respiratori kronis)
→ Pasien dengan hipertensi yang tidak terkendali
→ Pasien dengan gagal jantung kongestif, penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer, dan penyakit cerebrovaskuler
→ Pasien dengan hiperlipidemia dan diabetes mellitus
→ Pasien dengan kolitis ulseratif, penyakit Crohn, eritematosus lupus sistemik
→ Penyakit dengan berbagai kelainan jaringan ikat
→ Pasien yang terkena cacar, herpes zoster, dan pasien penyakit Parkinson
→ Pasien dengan gangguan ginjal dan hati
→ Pasien yang mengandung dan menyusui
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin.

Manfaat Acemetacin

Acemetacin berfungsi sebagai analgesik dan anti-inflamasi yang dapat digunakan pada penanganan beberapa kondisi medis berikut [3, 4]:

  • Sakit dan pembengkakan pada akibat inflamasi akut pada pasien artritis rheumatoid dan osteoartritis
  • Sakit pada punggung bagian bawah
  • Sakit dan inflamasi paska operasi
  • Ankylosing spondylitis
  • Iritasi pada sendi dan ruas tulang belakang akibat kelainan degeneratif

Artritis rheumatoid adalah sakit dan peradangan pada sendi yang disebabkan kelainan sistem imun. Penyakit ini berdampak pada berbagai sendi tubuh seperti lutut, persendian pada tangan dan kaki [6].

Osteoartritis merupakan kondisi di mana tulang rawan pada persendian mengalami kerusakan sehingga menimbulkan rasa sakit,pembengkakan dan kesulitan gerak [7].

Ankylosing spondylitis ditandai dengan peradangan pada tulang belakang yang menyebabkan tulang belakang menjadi kaku dan sulit digerakkan [8].

Kelainan degeneratif meliputi berbagai penyakit yang disebabkan gangguan fungsi sistem saraf pusat yang mengakibatkan hilangnya koordinasi otot. Kelainan degeneratif meliputi lumpuh, penyakit parkinson, alzheimer, dan demensia. [9]

Dosis Acemetacin

Acemetacin digunakan pada pasien dewasa dengan rincian dosis sebagai berikut [1]:

Oral (Diminum):
Sakit dan Inflamasi pada otot, tulang dan sendi, sakit pasca operasi
→ Dosis awal 120 mg/hari dalam dosis terpisah
→ Dosis dapat ditingkatkan hingga 180 mg/hari, tergantung respon pasien
→ Dianjurkan diminum bersama/setelah makan

Efek Samping Acemetacin

Berikut beberapa efek samping yang dilaporkan: [1]

Info Efek Samping untuk Tenaga Medis [4]:

  • Sistem Imun
    • Umum (≥1% hingga < 10%): reaksi hipersensitivitas, seperti ruam kulit dan pruritus
    • Sangat Jarang (<0,01%):reaksi hipersensitif parah(dapat meliputi edema pada wajah dan kelopak mata, lidah membengkak, gangguan respirasi, takikardi, penurunan tekanan darah yang fatal), vasculitis yang berhubungan dengan alergi dan pneumonitis
  • Sistem Endokrin
  • Metabolisme
    • Jarang (≥0,01% hingga < 0,1%): hyperkalemia
  • Psikiatrik
    • Umum (≥1% hingga < 10%):  emosi labil/mudah marah
    • Jarang(≥0,01% hingga < 0,1%): merasa terganggu, bingung
    • Sangat jarang (<0,01%): kelainan mental, disorientasi, kecemasan, mimpi buruk, tremor, psikosis, halusinasi, depresi dan hilang kesadaran sementara yang dapat mengarah pada koma
  • Sistem Saraf
    • Umum (≥1% hingga < 10%):  sakit kepala, kantuk, pusing, malaise dan keletihan
    • Sangat jarang (<0,01%):  gangguan sensibilitas, asthenia muskuler, hyperhidrosis, disgeusia, kejang, gangguan ingatan, gangguan tidur, meningitis aseptik (khususnya pada pasien yang mengidap penyakit autoimun) dengan gejala meliputi leher kaku, sakit kepala, mual, muntah, demam dan disorientasi
    • Frekuensi tidak dilaporkan: neuritis optic, paraestesia
  • Optikal
    • Tidak umum (≥0,1% hingga < 1%): dilaporkan terjadi degenerasi pigmen retina dan opasitas kornea pada penggunaan jangka panjang indometacin (metabolit utama acemetacin). Gejala umum berupa penglihatan kabur atau tampak ganda
  • Telinga, Hidung, Tenggorokan
    • Sangat Jarang(<0,01%):  tinitus dan gangguan pendengaran sementara
  • Kardiovaskuler:
    • Sangat jarang(<0,01%): palpitasi, angina pektoris, gagal jantung, hipertensi
    • Frekuensi tidak dilaporkan: kolaps sirkulatori
  • Gastrointestinal
    • Sangat umum(≥10%): mual, muntah, sakit perut, diare dan pendarahan minor pada saluran gastrointestinal (pada kasus tertentu dapat menyebabkan anemia)
    • Umum (≥1% hingga < 10%):  dispepsia, perut kembung, kram perut, hilang nafsu makan dan ulserasi gastrointestinal (kadang disertai pendarahan dan perforasi)
    • Tidak Umum (≥0,1% hingga < 1%): terdapat darah dalam muntahan, feses  atau diare
    • Sangat Jarang (<0,01%): stomatitis, peradangan pada lidah, perlukaan pada esofagus, sakit pada perut bagian bawah (peradangan kolon non-spesifik disertai pendarahan), bertambah buruknya gejala penyakit Crohn atau kolitis ulseratif, konstipasi, pembentukan struktur menyerupai diafragma pada intestinum, pancreatitis
  • Hepatis
    • Umum (≥1% hingga < 10%): peningkatan enzim hepatis
    • Tidak umum (≥0,1% hingga < 1%):  kerusakan hati (hepatitis toksik dengan/tanpa icterus, cholestasis)
    • Sangat Jarang(<0,01%):  timbul aliran fulminan dalam beberapa kasus dan kadang tanpa gejala prodromal
  • Dermatologis
    • Tidak umum(≥0,1% hingga < 1%): alopecia (kerontokan rambut)
    • Sangat Jarang(<0,01%): eczema, enanthema, erythema, reaksi fotosensitivitas, pendarahan kutaneous minor hingga parah, dermatitis eksfoliatif dan ruam dengan erupsi bulosa, dapat mengarah pada munculnya sindom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksis (sindrom Lyell)
  • Renal dan Urinaria
    • Tidak umum (≥0,1% hingga < 1%):  edema (khususnya pada pasien dengan hipertensi dan/atau gangguan ginjal)
    • Sangat jarang (<0,01%): kelainan micturition, peningkatan urea darah, gangguan ginjal akut, proteinuria, hematuria atau kerusakan ginjal (nefritis interstisial, sidrom nerotik, nekrosis papiler)
  • Sistem Reproduksi
    • Sangat jarang (<0,01%): pendarahan vagina

Detail Acemetacin

Untuk memahami lebih detail mengenai acemetacin, berikut informasi tentang penyimpanan, cara kerja, interaksi dengan obat lain, interaksi dengan makanan dan overdosis [1, 3, 4]:

Penyimpanan Simpan di bawah suhu 25°C.
Cara Kerja Deskripsi: Acemetacin merupakan ester asam glikolat dari indometacin,berfungsi sebagai inhibitor sintesis prostaglandin yang relative lemah. Obat ini juga terlibat dalam menghambat pelepasan mediator inflamasi
Farmakokinetik:
→ Absorpsi: Diserap dengan baik setelah pemberian secara oral
→ Metabolisme: Dimetabolisme menjadi metabolit utamanya yaitu indometacin
→ Bioavaibilitas: 66% dalam plasma dan 64% dalam urin
→ Volume distribusi 0,5-0,7 liter/kg
→ Pengikatan protein plasma: >90%
→ Paruh waktu eliminasi: 4,5 jam
→ Ekskresi: melalui ginjal 40% dan feses 60%
Interaksi dengan obat lain → NSAID lain: dapat meningkatkan resiko AR (Aortic Regurgitation)
Kortikosteroid, agen anti-platelet dan SSRI: dapat meningkatkan ulserasi atau pendarahan gastrointestinal
→ Antacid: menurunkan tingkat resopsi
Probenecid,sulfipyrazone: menurunkan eliminasi
→Agen anti-hipertensif dan diuretik: penurunan pengaruh antihipertensif dan diuretik
→ Dapat menurunkan eliminasi dari phenytoin, lithium, dann methotrexate
→ Meningkatkan resiko nefrotoksisitas dengan ciclosporin dan diuretik
Interaksi dengan makanan Alkohol dapat meningkatkan pendarahan pada saluran gastrointestinal
Overdosis ⇔ Gejala: sakit kepala, mual, muntah, sakitpada epigastrik, pendarahan gastrointestinal, diare, disorientasi,eksitasi, koma, letih,pusing, tinitus, pingsan, gerak tidak terkontrol, gagal ginjal akut, kerusakan hati.
⇔ Penanganan: Perawatan simptomatik dan suportif. Lakukan gastrik lavage atau charcoal aktif dalam 1 jam setelah konsumsi. IV diazepam dapat digunakan untuk kolfulsi yang muncul sesekali atau berlangsung lama

Pertanyaan Seputar Acemetacin

Apakah acemetacin dapat digunakan tanpa resep dokter?

Tidak. Acemetacin tergolong obat khusus yang penggunaannya harus dengan resep dari dokter [5].

Apakah acemetacin aman untuk ibu hamil?

Acemetacin termasuk obat kategori C untuk kehamilan. Penggunaan pada ibu hamil tidak dianjurkan dan penggunaan obat pada kehamilan trisemester ketiga dapat menimbulkan gangguan pada janin [10].

Apa saja yang harus dihindari ketika menerima pengobatan acemetacin?

Hindari mengkonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan alkohol karena dapat meningkatkan resiko timbulnya efek samping. Sebaiknya aktivitas mengemudi kendaraan dan mengoperasikan mesin dihindari. Acemetacin dapat menyebabkan kantuk, pusing, sakit kepala dan gangguan penglihatan[4].

Bagaimana cara mencegah timbulnya pendarahan gastrointestinal dari pengobatan acemetacin?

Untuk mencegah timbulnya efek samping seperti pendarahan gastrointestinal, sebaiknya pasien meminum obat acemetacin dengan makanan atau segera setelah makan. Hendaknya pasien mengkonsumsi obat sesuai dosis dari dokter. Jika terdapat gangguan pada saluran pencernaan sebaiknya segera beritahu dokter [4].

Contoh Obat (Merek Dagang) Acemetacin

Berikut beberapa merk dagang obat dengan kandungan acemetacin [2, 3]:

Brand Merek Dagang
Acemix
Emflex
Rantudil
Solart
Acemetacin Heumann

1. Anonim. Diakses 2020. MIMS. Acemetacin.
2. Anonim. Diakses 2020. Drugs. Acemetacin.
3. Anonim. Diakses. 2020. Drugbank ca. Acemetacin.
4. Anonim. Diakses 2020. Medicines.org.uk. Emflex Capsules.
5. Anonim. Diakses 2020. Pusat Informasi Obat Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Pedoman Umum.
6. Anonim. Diakses 2020. Arthritis org. Rheumatoid Arthritis.
7. Anonim. Diakses 2020. Arthritis.org. Osteoarthritis.
8. Anonim. Diakses 2020. Mayoclininc.org. Ankylosing Spondylitis.
9. Anonim. Diakses 2020. Omicsonline.org. Degenerative Disorders.
10. Ahmed H.Al-jedai, Sakra S.Balhareth, Roaa A.Algain. Saudi Pharmaceutical Journal. Volume 20, Issue 4, October 2012, Pages 287-299. Assessment of foetal risk associated with 93 non-US-FDA approved medications during pregnancy.

Share