Bersepeda adalah jenis olahraga yang mulai kembali populer sejak pandemi Covid-19 di mana banyak orang tertarik untuk melakukannya [1,2].
Aktivitas fisik ini memang seru, tidak sekadar untuk menyehatkan tubuh tapi juga sebagai alat transportasi sehari-hari [3,4].
Hanya saja, para ibu hamil perlu mempertimbangkan aman tidaknya bersepeda karena aktivitas ini berpotensi pula membahayakan kandungan [5,6,7].
Amankah bersepeda saat hamil?
Aman, terutama jika bersepeda di dalam ruangan (sepeda statis) daripada di luar ruangan/jalanan [5,7].
Ini karena bersepeda di dalam ruangan merupakan aktivitas fisik berisiko lebih rendah namun tetap dapat meningkatkan kesehatan maupun kebugaran ibu hamil [7].
Bahkan ibu hamil dengan usia kehamilan trimester pertama pun masih boleh melakukan aktivitas bersepeda karena ukuran perut yang belum terlalu besar dan bobot janin yang masih rendah [7].
Namun sebelum memutuskan untuk bersepeda, cek kandungan terlebih dulu dan konsultasikan dengan dokter mengenai aman tidaknya jika ingin bersepeda [5,7].
Ketika kandungan terbukti aman dan dokter mengizinkan, maka baru ibu hamil boleh melakukannya [5,7].
Jika dokter mengatakan bahwa bersepeda tidak cukup aman, maka sebaiknya aktivitas satu ini dihindari sampai kandungan stabil atau sampai setidaknya setelah melahirkan [5,8].
Ketika dokter sudah memperbolehkan dan ibu hamil memilih bersepeda di dalam ruangan, pastikan untuk menghindari aktivitas ini secara berlebihan [8].
Setiap melakukannya, jangan sampai terlalu kelelahan dan tetap pastikan tubuh terhidrasi dengan baik [8].
Jika suhu ruangan terlalu panas, sebaiknya nyalakan pendingin ruangan, namun jika tidak ada dan bahkan sirkulasi udara kurang baik tunda untuk bersepeda [5,8].
Bersepeda dengan benar dalam kondisi kehamilan yang baik bisa meredakan kram, pembengkakan dan sembelit selama hamil [6].
Apakah bersepeda di luar ruangan lebih berbahaya?
Ibu hamil boleh bersepeda selama kandungan aman dan dokter memperbolehkan, baik dengan sepeda statis di dalam ruangan maupun bersepeda di luar ruangan [5,7].
Namun bila membandingkan keduanya, situasi dan kondisi akan lebih berbahaya bila bersepeda di luar ruangan [5,7].
Beberapa hal yang perlu diperhatikan para ibu hamil ketika ingin bersepeda di luar ruangan dan berkeliling di jalan adalah [7] :
- Banyaknya kendaraan lain (terutama mobil)
- Cuaca yang bisa tiba-tiba berubah
- Jalan yang tidak merata
- Polusi udara
- Paparan zat kimia berbahaya
Untuk itu, risiko bersepeda di jalanan adalah ide yang cukup buruk baik bagi kesehatan janin maupun ibu [7].
Risiko lain yang bisa terjadi adalah ibu hamil terjatuh saat bersepeda; hal ini bisa disebabkan oleh jalan yang tidak rata atau terserempet kendaraan lain [5,7].
Jika kecelakaan terjadi, maka ada kemungkinan ibu hamil mengalami cedera pada perut yang berbahaya untuk janin [7].
Namun jika lingkungan di sekitar rumah cukup baik dan sepi dengan udara yang juga bersih, tidak ada salahnya bersepeda saat senggang.
Jika tidak dalam kondisi baik-baik saja, terutama kehamilan sudah mencapai trimester ketiga, sangat dianjurkan untuk ibu hamil tidak bersepeda [7].
Selain risiko terjatuh, abrupsi plasenta adalah bahaya lainnya yang juga bisa terjadi akibat cedera saat bersepeda [9].
Abrupsi plasenta sendiri adalah kondisi plasenta yang terlepas dari dinding rahim dan bisa berakibat pada kelahiran bayi secara prematur atau kondisi fatal seperti keguguran [9].