Amankah Menggunakan Alkohol Kedaluwarsa? Ini Faktanya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Alkohol terdapat dalam berbagai bentuk dan pengaplikasian berbeda untuk kehidupan sehari-hari [1,2,3].

Selain alkohol dalam bentuk minuman keras, alkohol (etanol) juga terkandung di dalam antiseptik (sabun atau hand sanitizer), bahan bakar, maupun pelarut pada parfum atau obat-obatan [1,2,3].

Untuk alkohol di dalam antiseptik seperti sabun atau hand sanitizer atau bahkan kandungan di berbagai produk obat, parfum maupun produk kecantikan lainnya, selalu tertera tanggal kedaluwarsa [1,2,3].

Banyak orang tidak mempermasalahkan, namun perlu diketahui apakah sebenarnya penggunaan alkohol kedaluwarsa itu berpengaruh buruk khususnya bagi penggunaan kulit [3].

Amankah menggunakan alkohol kedaluwarsa?

Bisa aman maupun tidak aman ketika menggunakan alkohol yang sudah lewat tanggal ekspirasinya.

Setiap produk alkohol rata-rata memiliki tanggal produksi dan tanggal kedaluwarsa yang tercetak pada kemasan [3].

Tanggal kedaluwarsa pun bervariasi tergantung dari perusahaan yang memproduksi produk alkohol tersebut [3].

Masa kedaluwarsa bisa 2-3 tahun dari tanggal produksi dan untuk kasus alkohol pada sabun atau hand sanitizer, terjadi penguapan isopraponol [3].

Ketika sabun atau hand sanitizer berkandungan isopropanol ini terpapar udara (kemasan terbuka), isopropanol akan menguap [3].

Isopropanol adalah zat pembersih yang umumnya terdapat di dalam sabun, losion, produk perawatan rambut, produk perawatan kulit, dan produk kosmetik [5].

Hand sanitizer yang merupakan alkohol antiseptik juga mengandung zat ini di mana isopropanol adalah bahan utamanya [6].

Ketika tutup kemasan dalam kondisi terbuka, persentase isopropanol akan lebih cepat berkurang karena adanya penguapan [3].

Cairan sama sekali tidak akan berkurang, sebab hanya isopropanol saja yang menguap [3].

Ketika isopropanol menguap, efektivitas dari produk tersebut secara menyeluruh akan berkurang, sedangkan penguapannya tidak bisa dicegah [3].

Menjaga produk tetap dalam kondisi tertutup sehabis dipakai memang meminimalisir proses penguapan, namun tidak sepenuhnya mencegah agar penguapan tidak terjadi sama sekali [3].

Bahkan ketika dalam keadaan tertutup, isopropanol tetap dapat terpapar sedikit udara [3].

Ketika lewat dari masa kedulawarsa, kadar isopropanol sudah sangat jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang belum lewat masa kedulawarsa [3].

Isopropanol masih terkandung di dalam produk, namun hanya sedikit dan efektivitas dalam membunuh kuman menjadi tidak terlalu tinggi seperti sebelumnya [3].

Alkohol kedaluwarsa masih boleh digunakan, namun dengan kondisi sebagai berikut :

  • Boleh Digunakan Sebagai Pengganti Disinfektan

Untuk hand sanitizer kedaluwarsa, orang-orang masih dapat menggunakannya sebagai pengganti disinfektan, yakni untuk membersihkan perabotan rumah misalnya [3].

Efektivitas dalam membersihkan rumah masih cukup besar, namun jika untuk membunuh kuman belum tentu [3].

  • Boleh Digunakan untuk Membersihkan Tangan

Sama halnya untuk hand sanitizer kedaluwarsa yang digunakan untuk membersihkan tangan, keefektifannya dalam membunuh kuman sudah tidak lagi besar [3].

Meski demikian, membersihkan tangan atau bagian kulit lain yang terdapat luka sama sekali tidak dianjurkan.

  • Tidak Dianjurkan Untuk Penggunaan Bagi Rambut dan Kulit

Namun untuk kasus alkohol kedaluwarsa di dalam produk perawatan rambut atau kulit, sebaiknya tidak digunakan setelah lewat tanggal kedaluwarsa [3].

Kandungan alkohol di dalam produk-produk selain hand sanitizer memiliki kandungan lain yang bisa memberikan berbagai efek buruk bagi kulit dan rambut bila menggunakannya saat sudah melewati masa ekspirasinya.

Kesimpulan

Alkohol yang sudah kedaluwarsa bisa saja aman maupun tidak aman untuk digunakan.

Hal ini tergantung dari kandungan lain dalam produk tersebut.

Untuk hand sanitizer atau sabun antiseptik, kandungan isopropanol  yang menguap hanya menjadikan efektivitas melawan kuman berkurang.

Namun untuk produk kecantikan dan perawatan kulit, bisa saja berbahaya, terlebih bila penerapannya dilakukan pada kulit yang luka.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment