Angiografi Karotis: Fungsi, Prosedur, dan Risiko

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Angiografi adalah teknik pencitraan x-ray khusus untuk melihat kondisi bagian dalam pembuluh darah. Ada banyak jenis angiografi untuk bagian-bagian tubuh tertentu. Angiografi karotis adalah x-ray untuk memeriksa arteri karotis di bagian leher.

Fungsi Angiografi Karotis

Arteri karotis terletak di kedua sisi leher. Pembuluh darah utama ini bertugas mengalirkan darah ke otak. Arteri karotid bisa tersumbat oleh penumpukan lemak (plak) yang kemudian akan menghambat atau menutup jalannya aliran darah ke otak tadi dan bisa menyebabkan stroke. [1, 3, 5]

Angiografi karotis adalah prosedur pencitraan dengan pembedahan minimal dengan memasukkan kateter ke dalam lembuluh darah di bagian lengan atau kaki, kemudian dipandu menuju arteri karotid dengan bantuan mesin x-ray dan zat pewarna (dye) khusus.

Prosedur ini digunakan untuk: [1, 3, 5]

  • Mengevaluasi atau mengkonfirmasi ada atau tidaknya penyempitan atau penyumbatan di arteri karotis
  • Melihat apakah ada risiko terjadinya stroke
  • Menentukan rencana perawatan selanjutnya, jika dibutuhkan, apakah itu angioplasty atau operasi
  • Melakukan prosedur dengan pembedahan minimal yang disebut carotid stenting atau pemasangan ring di arteri karotis untuk memperbaiki penyempitan di area tersebut

Angiografi karotid adalah prosedur yang dianggap sebagai “gold standard” untuk pencitraan karotis dan pembuluh darah otak karena menjadi tes terbaik yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengukur penyumbatan arteri leher. [1, 2]

Persiapan Angiografi Karotis

Sebelum pelaksanaan angiografi, pasien harus memberi tahu dokter jika: [1, 3, 5]

  • Sedang atau ada kemungkinan hamil
  • Sedang menyusui. Simpan ASI sebelum pelaksanaan angiografi atau gunakan susu formula selama 1 hingga 2 hari setelah prosedur sampai zat pewarna benar-benar hilang dari tubuh.
  • Memiliki alergi terhadap iodine yang akan digunakan saat tes berlangsung
  • Pernah mengalami reaksi alergi serius (anaphylaxis) dari zat apapun, seperti gigitan lebah atau makan kerang
  • Memiliki asma
  • Alergi terhadap obat-obatan tertentu
  • Memiliki masalah pendarahan atau sedang minum obat yang mengandung pengencer darah
  • Memiliki riwayat gangguan ginjal atau diabetes, terutama jika pasien minum metformin untuk mengendalikan diabetes. Zat pewarna yang digunakan pada angiografi bisa menyebabkan kerusakan ginjal bagi pasien yang fungsi ginjalnya sudah terganggu

Pasien akan diminta untuk berpuasa 8 jam sebelum pelaksanaan prosedur dan tidak minum aspirin, produk yang mengandung aspirin, atau obat-obatan pengencer darah selama beberapa hari sebelum tes dan satu hari setelahnya. Jika ada obat rutin yang harus diminum, pasien harus memberi tahu dokter.

Angiografi bisa dilakukan sebagai prosedur rawat inap atau rawat jalan. Jika rawat jalan, maka pasien harus ditemani seseorang yang bisa mengantarnya pulang setelah prosedur karena obat bius yang digunakan masih akan memberikan efek beberapa jam setelah prosedur.

Tes ini bisa berlangsung selama beberapa jam, jadi pasien mungkin akan diminta untuk buang air kecil dulu sebelumnya.

Sebelum angiografi, pasien juga mungkin akan menjalani beberapa tes darah, seperti pemeriksaan penggumpalan darah (koagulasi), blood urea nitrogen (BUN), dan kreatinin. [1, 3, 5]

Pasien akan diminta untuk menandatangani surat persetujuan yang menyatakan bahwa pasien telah memahami risiko yang mungkin terjadi dan setuju untuk menjalankan tes. Jika masih ada yang belum jelas atau masih merasa kuatir, pasien harus berkonsultasi dan bertanya pada dokter lebih dulu.

Prosedur Angiografi Karotis

Pada hari pelaksanaan prosedur, umumnya seperti berikut langkah-langkah yang akan dilakukan: [1, 3, 5]

  1. Pasien akan diminta mengenakan gaun rumah sakit.
  2. Perawat akan memasukkan infus di lengan pasien untuk mengalirkan obat dan cairan selama prosedur berlangsung.
  3. Pasien akan diminta berbaring di meja operasi.
  4. Perawat atau dokter akan membersihkan area yang akan dimasuki kateter, apakah itu di lengan atau selangkangan. Penutup steril akan dipasang di area yang akan dibedah untuk mencegah terjadinya infeksi.
  5. Electrode akan ditempelkan di dada pasien. Electrode ini tersambung dengan monitor electrocardiograph (ECG) yang akan menunjukkan aktivitas listrik di jantung pasien selama prosedur berlangsung.
  6. Pasien akan diberi obat penenang (sedative), jika diperlukan, untuk membantunya merasa tenang. Pasien akan terjaga dan sadar selama prosedur berlangsung, namun tidak akan merasakan sakit.
  7. Dokter kemudian akan menyuntikkan bius lokal di bagian yang akan dibedah. Setelah bius bekerja, sebuah sayatan kecil akan dibuat di pembuluh darah yang dipilih, dan kateter akan dimasukkan melalui sayatan tersebut hingga mencapai arteri karotis.
  8. Setelah kateter ada di tempatnya, lampu akan diredupkan, kemudian zat pewarna akan disuntikkan melalui kateter ke dalam arteri. Pewarna ini akan menerangi pembuluh darah yang mengalir ke otak.
  9. Saat zat pewarna disuntikkan, pasien mungkin akan merasa panas selama beberapa detik. Ini normal dan akan segera hilang. Namun pasien harus memberi tahu dokter jika merasakan hal-hal berikut: gatal-gatal, tenggorokan terasa menyempit (reaksi alergi), mual, rasa tidak nyaman di dada, pandangan mengabur
  10. Kamera x-ray akan digunakan untuk mengambil gambar atau foto arteri di bagian kepala dan leher. Pasien mungkin akan diminta untuk menahan nafas atau memiringkan kepala saat pengambilan gambar. Setelah semua foto yang dibutuhkan sudah diambil, kateter akan dikeluarkan dan lampu kembali dinyalakan.

Pasca Prosedur

  • Kateter akan dikeluarkan dari tubuh pasien.
  • Pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan dan harus berbaring selama beberapa jam dibawah pengawasan perawat dan dokter.
  • Pasien akan diminta untuk minum banyak air putih untuk membersihkan zat pewarna dari tubuh dan mengeluarkannya melalui urin.
  • Dokter akan memberitahu apakah pasien boleh pulang di hari yang sama atau harus menginap satu malam.
  • Dokter akan mendiskusikan hasil angiografi bersama pasien termasuk apa yang harus dilakukan selanjutnya jika memang ditemukan kelainan.

Hasil Angiografi Karotid

Hasil dari pemeriksaan angiografi biasanya bisa didapatkan di hari yang sama dengan pelaksanaan prosedur. [3, 5]

Hasil normal:

  • Pembuluh darah ada dalam ukuran, bentuk, lokasi, dan jumlah yang normal.
  • Zat pewarna mengalir merata melalui seluruh pembuluh darah.
  • Tidak tampak ada penyempitan, penyumbatan, pembengkakan, atau masalah lain pada pembuluh darah karotis.

Hasil abnormal:

  • Ada penyempitan di arteri yang bisa berarti terjadi penumpukan lemak, kalsium, atau penggumpalan yang mengurangi laju darah di arteri.
  • Ada pembuluh darah yang tidak di posisi normalnya, ini bisa berarti ada tumor atau pertumbuhan sel lain yang menyebabkannya tergeser atau terdorong.
  • Pola pembuluh darah tidak normal, yang bisa berarti ada tumor.
  • Zat pewarna yang bocor dari pembuluh darah bisa berarti ada lubang di bagian tersebut.
  • Ada percabangan pembuluh darah yang tidak normal sejak lahir (kelainan congenital).

Risiko yang Mungkin Terjadi

Kemungkinan terjadinya masalah akibat prosedur angiografi sangatlah kecil, tetapi masih ada. Pada kebanyakan kasus, masalah bisa muncul 2 jam setelah tes saat pasien berada di ruang pemulihan. Jika terjadi saat prosedur berlangsung, maka tes akan dihentikan dan tindakan darurat harus dilakukan.

Masalah dan risiko yang bisa terjadi, termasuk: [3, 5]

  • Reaksi alergi terhadap zat pewarna yang digunakan. Reaksi ini bisa ringan saja (gatal-gatal, kulit kemerahan) hingga berat (kesulitan bernafas atau kejang). Dokter akan memberikan obat untuk mengatasinya. Ini sebabnya pasien harus memberi tahu dokter jika memiliki alergi, apapun itu, sebelum prosedur dimulai.
  • Ada kemungkinan kecil kateter menyebabkan cedera pada pembuluh darah atau melepaskan gumpalan darah atau lemak dari dinding pembuluh darah. Gumpalan ini bisa menyumbat aliran darah ke otak, lengan, kaki, atau usus.
  • Pendarahan di tempat masuknya kateter. Selain itu, penggumpalan darah juga bisa terbentuk di area tersebut dan menyebabkan penyumbatan aliran darah ke kaki atau lengan.
  • Pewarna iodine yang digunakan saat tes bisa mengurangi kadar air dalam tubuh atau menyebabkan kerusakan langsung pada ginjal. Ini adalah risiko yang harus diperhatikan oleh pasien yang memiliki kelainan ginjal, diabetes, atau sedang mengalami dehidrasi.
  • Selalu ada kemungkinan kecil terjadi kerusakan sel atau jaringan akibat paparan radiasi, meskipun jumlah yang digunakan pada tes cukup rendah.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment