Hipertiroidisme adalah penyakit dengan tingginya hormon tiroid. Hormon tiroid sendiri berguna untuk membantu dan mengontrol suhu tubuh, detak jantung, pertumbuhan, dan juga berat badan[1].
Daftar isi
Fungsi Antitiroid
Agen antitiroid digunakan untuk mengobati Hipertiroidisme dengan cara mencegah, menekan, atau menghambat jalannya produksi hormon tiroid yang berlebih agar aktivitas hormon tiroid dapat dikurangi[2].
Selain untuk mengurangi aktivitas tiroid sebelum operasi, obat ini juga dapat merawat dan mempertahankan pasien supaya tidak menjalani operasi.
Obat-obatan antitiroid memiliki berbagai fungsi dan kegunaan untuk pengobatan, yaitu[3] :
- Digunakan untuk mempersiapkan pasien untuk tiroidektomi.
- Menghambat kerja peroksidase tiroid, yang mengarah pada penurunan sintesis hormon tiroid dan perbaikan hipertiroidisme.
- Untuk membentuk hormon tiroid T4 atau T3
- Digunakan untuk pencegahan serapan yodium radioaktif ke kelenjar tiroid selama keadaan darurat radiasi nuklir.
- Dapat menurunkan tingkat ekskresi
- Dapat menurunkan aktivitas antikoagulan
Penyakit yang Diatasi dengan antitiroid
Masing-masing dari obat antitiroid memiliki kondisi penyakit yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa penyakit yang bisa di atasi dengan antitiroid[1]:
- Kerusakan Hati Beralkohol
- Batuk
- Sporotrichosis kulit
- Diagnosis dan Investigasi
- Hipertiroidisme
- Darurat Radiasi
- Kanker tiroid
- Badai Tiroid
Cara Kerja Antitiroid
Pemberian oral pada obat ini mudah di serap dengan cepat melalui saluran cerna bagian atas. Lalu akan di distribusikan ke dalam cairan ekstra seluler tubuh[4].
Peningkatan penyerapan terutama pada hipertiroidisme dan pada penyakit gondok yang disebabkan oleh sintesis hormon menurun pada hipotiroidisme[4].
Sebagian obat yang terperangkap dalam oksidasi akan menjadi yodium organik dengan proses yang sangat cepat dengan kandungan 0,2% iodida bebas. Sedangkan untuk yodium organik memiliki kandungan di bawah iodida[4].
Proses tersebut menghasilkan konsentrasi yodium yang ada di bagian kelenjar tiroid dengan jumlah 500 kali lipat di dalam darah[4].
Mekanisme kerja berawal dari sintesis hormon tiroid terhadap tiroid peroksidase dan hidrogen peroksida dengan mengkatalisis konversi iodida menjadi yodium[5].
Selanjutnya, mengkatalisis gabungan keduanya dalam bentuk tiroglobulin tiroglobulin agar dapat diproduksi oleh kelenjar tiroid, yaitu tiroksin (T 4 ) atau tri-iodothyronine (T 3 )[5].
Agen antitiroid secara langsung menghambat tiroid peroksidase yang pada akhirnya menjadi teryodium sehingga memberikan efek pengganggu pada iodinasi tiroglobulin[5].
Cara kerjanya lainnya obat ini dapat bekerja langsung ke atom besi pada pusat molekul heme tiroid peroksidase yang dapat menghambat kemampuan obat ini mengiodinasi residu tirosin[5].
Ekskresi melalui feses yang dibatasi dengan kumulatif 3% setelah pemberian obat. Peran sirkulasi enterohepatik dengan mengeliminasi obat antitiroid dan metaboliknya[5].
Obat ini juga di ekskresikan melalui ginjal dengan normal pembuangan urin 37%-75% dari dosis yang diberikan[4].
Sebagian dari obat antitiroid memiliki ikatan dengan protein dan itupun hanya sedikit (obat bebas yang ada di dalam serum). Dan ada juga yang tidak sama sekali memiliki ikatan protein[4].
Contoh Obat Antitiroid
Antitiroid tersedia dalam bentuk kapsul, larutan, tablet. Obat ini bisa di dapat dari resep dokter atau di jual bebas di apotik dan toko obat. Berikut contoh obat antitiroid[2] :
- Sodium iodide-i-131
- Methimazole
- Potassium iodide
Efek Samping Antitiroid
Efek samping yang bisa terjadi adalah underershooting atau overshooting yang bisa menyebabkan hipertiroidisme atau hipotiroidisme persisten. Komplikasi dari penyakit dalam penanganan terapi antitiroid yang jarang terjadi adalah agranulositosis (penurunan sel darah putih)[6].
Obat ini bisa menyebabkan reaksi alergi seperti ruam, gatal, detak jantung cepat, sesak napas, bengkak di mata, wajah dan bibir[4]. Obat ini juga termasuk kalium iodida sangat berisiko dengan permasalahan tiroi, kadar kalium tinggi di dalam darah, atau karena keracunan iodida[8].
Berikut ini beberapa efek samping umum dari antitiroid[4] :
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Mengantuk
- Mati rasa atau perasaan geli
- Ruam
- Gatal
- Perubahan warna kulit
- Nyeri otot atau sendi
- Rambut rontok
- Indra perasa menurun
- Kelenjar bengkak di rahang bawah
- Kebingungan
- Perasaan lelah
- Mati rasa
Hal yang harus anda ketahui, thionamides (Methimazole, Carbimazole, Propylthiouracil) sebagai pengobatan hipertiroidisme sangat tidak efektif untuk melawan penyakit Graves ophthalmopathy dengan perawatan glukokortikoid[7].
Sebagai obat antitiroid yang memiliki manfaat tetapi juga obat ini juga memiliki sedikit risiko. Sebelum menggunakan obat ini ada baiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter anda.
Yang lebih berbahaya lagi, obat ini bisa meningkatkan kanker dan permasalahan jumlah tiroid. Untuk meminimalisir resiko tersebut ada baiknya anda kombinasikan obat lain untuk mencegah permasalahan pada tiroid[4].
Obat ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui karena akan sangat membahayakan bagi si janin dan produksi ASI[8].
Obat ini tidak dikhususkan untuk anak-anak. Konsultasikan terlebih dahulu jika anda ingin menggunakannya untuk anak-anak. Obat ini adalah obat resep atau non resep (over-the-counter [OTC]) yang merupakan suplemen herbal atau vitamin[8].