Paratiroidektomi: Fungsi, Jenis dan Prosedur

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar seukuran butiran beras yang terletak di belakang kelenjar tiroid di leher. Kelenjar ini bertugas menghasilkan hormon yang membantu kadar kalsium dalam darah tetap terkontrol. [1, 2]

Paratiroidektomi adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar paratiroid yang terkena penyakit atau tumor paratiroid.

Pengertian Paratiroidektomi

Pada pasien dengan hiperparatiroidisme, satu atau beberapa kelenjar paratiroidnya membesar dan menghasilkan terlalu banyak hormon paratiroid sehingga menyebabkan kadar kalsium naik dalam darah.

Untuk mengobati kondisi ini, kelenjar yang membengkak tadi harus diangkat melalui pembedahan, dan ini adalah satu-satunya pengobatan yang pasti dan berhasil menyembuhkan 95 persen dari kasus hiperparatiroidisme. [2, 3]

Sejak 1925, pengobatan standar untuk penyakit paratiroid adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar yang terlalu banyak menghasilkan hormon. Karena ini adalah masalah hormon, maka tujuan pengobatannya adalah dengan menghilangkan sumber dari hormon yang berlebih ini.

Kelenjar paratiroid yang masih berfungsi normal tidak akan diangkat dan akan menggantikan tugas kelenjar yang diangkat. Pasien pun sembuh. Manusia tidak membutuhkan keempat kelenjar paratiroid untuk bisa tetap sehat. [3]

Siapa yang Membutuhkan Paratiroidektomi?

Pembedahan ini direkomendasikan kepada pasien yang satu atau beberapa kelenjar paratiroidnya menghasilnya terlalu banyak hormon paratiroid. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh tumor jinak yang disebut adenoma [1]

Dokter akan mempertimbangkan banyak faktor saat menentukan apakah operasi perlu dilakukan dan jenis operasi yang mana yang paling baik untuk tiap pasien. Beberapa faktor tersebut adalah:

  • Usia pasien
  • Kadar kalsium dalam urin dan darah
  • Apakah pasien mengalami gejala hiperparatiroidisma atau tidak

Jenis-Jenis Paratiroidektomi

1. MIRP (Minimally Invasive Radio-guided Parathyroidectomy)

Pembedahan ini hanya membutuhkan sayatan selebar 2.5 cm dan menggunakan alat pendeteksi untuk menemukan lokasi kelenjar paratiroid yang terkena penyakit. Komplikasi yang mungkin disebabkan oleh prosedur ini lebih rendah dibanding prosedur paratiroidektomi standar. [3, 4]

Sebagian besar penyakit paratiroid bisa dibedah dengan metode ini.

Langkah-langkah MIRP:

  • Pasien akan diberi suntikan Technetium 99, yaitu suatu agen radioaktif, beberapa jam sebelum operasi berlangsung.
  • Paratiroid adenoma akan menyerap Technetium 99 ini, sementara kelenjar paratiroid yang sehat tidak. Technetium akan memancarkan sinyal radioaktif yang membantu dokter menemukan kelenjar yang bermasalah.
  • Alat pendeteksi sebesar pensil akan dimasukkan melalui sayatan di leher, kemudian ia akan mendeteksi sinyal radioaktif dari kelenjar yang sakit dan ini digunakan sebagai panduan oleh dokter.
  • Kelenjar yang sakit akan diangkat dan dikeluarkan melalui sayatan yang sama.

Prosedur ini membutuhkan waktu yang jauh lebih singkat dibanding paratiroidektomi konvensional. Hanya satu sisi leher yang disayat, sehingga tidak ada risiko kerusakan pada syaraf laring yang terletak di sisi leher satunya.

Pasien jarang yang membutuhkan obat pereda nyeri setelah pembedahan. Suplemen kalsium biasanya perlu diminum selama beberapa hari, hingga kelenjar paratiroid yang masih tersisa bisa bekerja dengan normal.

2. Paratiroidektomi Konvensional

Pembedahaan ini membutuhkan sayatan sepanjang 15 hingga 17 cm di bagian leher untuk menemukan lokasi kelenjar yang sakit. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  • Pasien akan diberi bius total
  • Sayatan akan dibuat
  • Karena kelenjar paratiroid terletak di belakang tiroid, maka otot leher dan tiroid harus ditarik ke samping
  • Paratiroid yang membesar akan dicari lokasinya, kemudian diangkat
  • Saat pasien masih dalam keadaan tertidur, kadar kalsium dalam darahnya akan dites. Jika turun ke angka normal, maka bisa dipastikan kelenjar yang sakit sudah diambil.

Saat prosedur ini berlangsung, dokter harus mengekspos struktur dari kedua sisis leher. Sayatan yang besar ini akan pulih, namun bekas lukanya akan tampak.

Paratiroidektomi Konvensional vs Paratiroidektomi Modern

Dulu, karena kekuatiran akan waktu pembedahan yang lama serta risiko kerusakan pada syaraf dan laring akibat besarnya sayatan dan prosedur, beberapa endokrinologis dan dokter memilih untuk tidak melakukan pembedahan pada pasien hingga gejala hiperparatiroid menjadi parah atau pengeroposan tulang terjadi.

Pembedahan paratiroid minimal (MIRP) telah mengubah cara endokrinologis mengobati paratiroid secara dramatis. Hampir semua pasien yang mengalami pembengkakan kelenjar paratiroid akan segera dibedah karena prosedurnya jauh lebih mudah, sederhana, dan tidak menimbulkan banyak risiko.

Paratiroidektomi modern hanya membutuhkan sayatan sepanjang 2.5 cm dan biasanya membutuhkan waktu kurang dari 20 menit saja. Ini artinya, jika pasien bisa menjalani prosedur paratiroidektomi yang cepat dan sederhana untuk menyembuhkan masalah kelenjar paratiroidnya, maka tentu operasi akan segera dilakukan dan bukannya menunggu hingga pasien mengalami batu ginjal, osteoporosis, atau gejala-gejala yang parah. [3, 4]

Persiapan Paratiroidektomi

Sebelum pembedahan, anestesiologis akan memeriksa riwayat kesehatan pasien untuk menentukan jenis obat bius apa yang aman untuk digunakan. Kemudian, dokter akan menanyakan hal-hal berikut pada pasien:

  • Apakah sedang hamil
  • Apa saja yang diminum rutin, seperti obat-obatan, vitamin, ramuan herbal, dan suplemen lainnya jika ada.

Seminggu sebelum pembedahan:

  • Pasien perlu mengambil resep obat pereda nyeri dan kalsium yang dibutuhkan setelah pembedahan
  • Dokter akan meminta pasien berhenti dulu minum obat yang bisa mengencerkan darah, termasuk aspirin, ibuprofen, vitamin E, dan lain-lain
  • Pasien harus menanyakan obat apa saja yang boleh dan tetap harus diminum pada hari pelaksanaan operasi

Pada hari pelaksanaan operasi:

  • Pasien harus berpuasa selepas tengah malam menjelang hari pembedahan
  • Pasien harus minum obat sesuai arahan dokter dengan hanya seteguk air
  • Pasien harus datang ke rumah sakit tepat waktu

Setelah Pembedahan

Pada kebanyakan kasus, pasien bisa pulang di hari yang sama dengan pembedahan. Pasien bisa kembali beraktivitas beberapa hari kemudian. Pemulihan total membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 3 minggu. [1, 2]

Area bekas pembedahan harus dijaga tetap bersih dan kering. Pasien harus makan makanan yang lembut dulu selama satu hari setelah operasi.

Pasien harus segera menghubungi dokter jika merasa kesemutan di sekitar mulut atau mati rasa dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah operasi. Ini bisa disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium. Dokter akan memberi tahu cara minum suplemen kalsium yang benar.

Setelah pembedahan, pasien harus melakukan tes darah rutin untuk memeriksa kadar kalsium.

Risiko yang Mungkin Terjadi

Risiko akibat anestesia dan pembedahan secara umum adalah:

  • Reaksi terhadap obat-obatan atau masalah pernafasan
  • Pendarahan, penggumpalan darah, atau infeksi

Risiko paratiroidektomi: [1, 2]

  • Cedera pada kelenjar tiroid atau harus diangkatnya sebagian kelenjar tiroid
  • Hiperparatiroidisme yang bisa menyebabkan kadar kalsium menurun dan membahayakan kesehatan
  • Cedera pada syaraf yang menuju ke otot yang menggerakkan pita suara. Pasien mungkin mengalami suara serak atau suara melemah yang bisa berlangsung sementara atau permanen
  • Kesulitan bernafas. Ini sangat jarang terjadi dan hampir selalu mereda beberapa minggu atau bulan setelah operasi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment