Mendengarkan musik keras-keras adalah salah satu kesenangan banyak remaja, walau tidak selalu harus remaja [1].
Mendengarkan musik atau lagu favorit bagi sebagian orang sepertinya kurang dapat dinikmati jika tidak disetel dalam volume tinggi [1].
Tidak hanya bagi yang menggunakan pengeras suara atau speaker, beberapa diantaranya pun berani menyetel musik keras-keras saat menggunakan earphone [2].
Banyak orang menjadikan ini sebagai kebiasaan, namun ketahui lebih jauh mengenai seberapa bahaya mendengarkan musik keras-keras bagi telinga [3,4,5].
Apakah mendengarkan musik keras-keras bisa bikin telinga sakit?
Bagi sebagian orang yang terbiasa melakukannya, mereka mungkin akan mengatakan bahwa telinga mereka selama ini baik-baik saja.
Namun, tidak sedikit pula yang mengalami rasa sakit hingga gangguan pada telinga berawal dari kebiasaan mendengar musik keras-keras.
Maka jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah “ya”, sebab memang mendengarkan musik keras-keras berpotensi menyebabkan telinga sakit hingga rusak atau kehilangan fungsi pendengaran [4,5].
Kemampuan pendengaran manusia terbatas, maka ketika suara berfrekuensi keras, tidak hanya gangguan kecil yang terjadi pada telinga [6].
Telinga mungkin akan terasa sakit di awal, namun lama-kelamaan dapat mengalami kehilangan pendengaran [4,5].
Menurut Dr. Brian Wang yang merupakan seorang dokter THT spesialis kehilangan pendengaran di Houston Methodist, telinga manusia bersifat sensitif dan sangat kompleks [5].
Sensitivitas dan kerumitan ini berkaitan dengan adanya jutaan struktur berukuran kecil setipis rambut di bagian dalam telinga sekaligus jutaan sel yang mendukung fungsi pendengaran [5].
Walau mendengar musik keras-keras tampak tidak berbahaya di awal, bukan berarti kebiasaan ini tidak berbahaya ke depannya [5].
Berbagai struktur dan sel yang dimaksud oleh sang dokter dapat rusak karena bunyi-bunyian keras terus-menerus [5].
Semakin sering mendengarkan musik keras-keras, semakin terakumulasi atau menumpuk kerusakan pada bagian dalam telinga [4,5].
Ketika kerusakan semakin terakumulasi, risiko timbulnya rasa sakit di telinga hingga kehilangan pendengaran juga semakin tinggi [4,5].
Berikut ini adalah sejumlah fakta mengenai seberapa keras seharusnya batas maksimal suara yang bisa telinga kita terima saat mengenakan headset/earphones [5].
- Batas maksimal frekuensi suara untuk telinga manusia adalah 70 dB (decibels).
- Mendengarkan musik atau suara lebih dari 70 dB menyebabkan gangguan pendengaran dan kehilangan pendengaran seiring waktu.
- Mendengarkan musik atau suara dengan frekuensi jauh lebih besar dan lebih sering akan mempercepat kerusakan dan kehilangan pendengaran.
Berikut ini adalah beberapa hal yang berpengaruh terhadap peningkatan kerusakan pada telinga saat mendengarkan musik keras-keras [4].
- Seberapa keras suara musik yang masuk ke telinga
- Seberapa dekat sumber suara musik yang terdengar oleh telinga
- Frekuensi dan durasi suara musik yang didengarkan telinga (terutama saat menggunakan headphone)
Apa saja tanda-tanda telinga mulai mengalami kerusakan atau kehilangan pendengaran?
Sebagian orang yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik keras-keras kerap kali tidak terlalu menyadari ada yang salah pada pendengarannya.
Sekalipun merasakan ada sedikit masalah pada telinganya, hal ini dianggap sebagai hal sepele dan bukan disebabkan volume musik yang terlalu keras.
Bila tanda-tanda pada telinga berikut ini mulai dialami, segera hentikan kebiasaan mendengarkan musik keras-keras [4].
- Telinga mulai sering terasa sakit.
- Lebih sering meminta lawan bicara mengulangi perkataan mereka karena tidak mendengar secara jelas.
- Selalu memperbesar volume televisi, radio atau sumber suara dari alat elektronik karena tak dapat mendengar secara jelas.
- Kesulitan dalam mengartikan atau mendengar jelas kata-kata yang terucap dalam kondisi bising.
Adakah cara mencegah supaya telinga tidak sakit saat mendengarkan musik?
Tentu ada, satu-satunya cara agar telinga tidak sakit dan tidak kemudian mengalami kehilangan pendengaran adalah tidak mendengarkan musik keras-keras [4].
Dengarkan musik atau lagu favorit dalam volume normal atau sedikit keras, namun jangan terlalu keras.
Jika pun ingin mendengarkan musik keras-keras, pastikan pada tahap yang masih bisa diterima oleh telinga dan tidak melakukan hal ini sering-sering.
Selain itu, berikut ini adalah beberapa hal yang juga perlu diperhatikan untuk melindungi kesehatan fungsi telinga [4] :
- Setiap mendengarkan musik atau lagu mengenakan headphone, pastikan volume hanya 60% maksimal.
- Setiap menghadiri konser atau acara-acara dengan suara musik keras, gunakan alat proteksi telinga.
- Hindari berada di dekat speaker yang mengeluarkan suara keras.
- Istirahatkan telinga 1 jam sekali saat mendengarkan musik atau lagu dari headphone dengan suara keras.
- Jika dapat mengatur dan memilih, pilih suara musik dengan frekuensi di bawah 70 dB supaya telinga aman dan pendengaran tetap normal.
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Bila setiap mendengarkan musik keras-keras telinga sudah sering terasa sakit, sudah saatnya untuk memeriksakan telinga ke dokter THT [4].
Telinga yang mulai terasa sakit atau tidak nyaman bisa jadi merupakan gejala awal tanda adanya kerusakan di dalam telinga [4].
Hindari menunggu terlalu lama untuk ke dokter THT bila gejala ketidaknyamanan mengganggu aktivitas sehari-hari [4].
Karena semakin membiarkan kondisi telinga seperti itu, kerusakan dalam telinga akan semakin menumpuk [4,5].
Jika sudah menumpuk, akibatnya fungsi pendengaran semakin menurun atau bahkan menghilang [4,5].
Semakin cepat memeriksakan diri ke dokter dan mengidentifikasi penyebabnya, semakin cepat pula telinga memperoleh penanganan.