Bolehkah Anak Kecil Pakai Deodorant? Ini Faktanya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Bau badan adalah masalah tubuh yang bisa terjadi pada siapa saja, tidak hanya orang dewasa tapi juga kemungkinan besar anak kecil atau anak remaja [1,2,3].

Meski bau badan timbul pada saat anak memasuki masa pubertas, anak kecil sebenarnya pun bisa mengalami hal serupa [4].

Entah karena tingkat kebersihan tubuh yang rendah (seperti jarang mandi) atau karena efek makan makanan tertentu [4].

Ada kalanya bau badan bisa dialami oleh anak-anak karena mengenakan pakaian dari bahan yang kurang baik.

Masalahnya, anak kecil memakai deodoran masih menjadi hal yang diperdebatkan aman tidaknya dan para orang tua perlu berhati-hati sebelum memberi deodoran kepada anak.

Bolehkah anak kecil pakai deodorant?

Boleh, hanya ketika anak sudah berusia minimal 9 tahun; karena anak usia antara 9-15 tahun adalah masa-masa di mana mereka sudah memasuki masa pubertas [1,2,3].

Dengan kata lain, anak yang belum masuk masa pubertas tidak dianjurkan untuk menggunakan deodorant sama sekali [5].

Orang tua sebaiknya mengawasi tumbuh kembang anak, ketahui kapan anak mulai mengalami tanda-tanda pubertas [2].

Tanda-tanda pubertas adalah ketika anak mengalami serangkaian hal seperti [2] :

  • Tumbuhnya rambut di area genital dan ketiak.
  • Pada anak perempuan, payudara akan membesar.
  • Pada anak laki-laki, suara akan mengalami perubahan.

Pada masa pubertas, walau masih berusia 9 tahun, sebagian anak berpotensi mengalami bau badan tak sedap [1,2,3].

Pada saat itulah, orang tua bisa membelikan deodorant dan pastikan pemilihan produknya aman bagi kulit anak [1,5].

Jika anak sudah pubertas tapi tidak mengalami masalah bau badan, sebaiknya tidak perlu terburu-buru membelikan deodorant dan meminta anak memakainya.

Apakah antiperspirant boleh digunakan oleh anak?

Dalam mengatasi bau badan pada anak yang sudah memasuki masa pubertas, deodorant lebih dianjurkan daripada antiperspirant [6].

Keduanya adalah solusi untuk keringat berlebih yang menyebabkan bau badan, namun perlu diketahui perbedaannya lebih dulu [6].

Antiperspiran tersedia untuk membantu agar produksi keringat berlebih; antiperspirant mungkin lebih banyak digunakan oleh atlet daripada orang biasa apalagi anak-anak [6,7].

Sementara itu, deodorant memiliki fungsi sebagai pencegah bau tidak sedap keluar dari badan akibat keringat [6].

Walau penggunaan deodorant dan antiperspirant biasanya menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh, deodoran akan lebih aman bagi anak yang baru puber [6].

Anak biasanya belum terlalu membutuhkan antiperspirant sebagai penghenti produksi keringat berlebih [6].

Produksi keringat pada tubuh anak dan remaja masih tergolong normal sehingga tidak perlu membatasinya melalui pemakaian antiperspirant [6].

Tips Memilih Deodorant yang Tepat untuk Anak

Sekalipun anak boleh memakai deodorant ketika memang sudah puber dan ketika membutuhkannya, tidak banyak deodorant yang dipastikan aman untuk anak karena rata-rata produk tersedia bagi remaja.

Maka dari itu, orang tua sebaiknya memerhatikan beberapa tips berikut dalam memilihkan deodorant terbaik bagi anak dan cara memakainya [6].

  • Baca label kemasan produk deodorant dengan teliti, dan pastikan untuk menghindari kandungan-kandungan seperti propylene glycol, paraben, aluminium zirkonium, dan aluminium klorida.
  • Tanya kepada penjual apakah produk deodorant yang dipasarkan untuk remaja boleh untuk usia anak yang masih 9 tahun sekalipun anak sudah memasuki pubertas.
  • Baca aturan pakai pada label kemasan dengan seksama sebelum anak menggunakannya; arahkan anak untuk memakai deodorant tersebut dengan tepat.
  • Apabila setelah anak memakai deodorant terjadi tanda-tanda iritasi kulit, suruh anak berhenti menggunakan.

Tips Membuat Deodorant Sendiri untuk Anak

Bila ingin deodorant yang lebih aman bagi anak di pemakaian pertama atau awalnya, ada baiknya orang tua mencari tahu bagaimana cara membuatnya sendiri di rumah.

Deodorant yang dibuat dari bahan alami biasanya memiliki tingkat keamanan lebih baik bagi kulit anak.

Berikut ini adalah beberapa langkah cara membuat deodorant di rumah yang layak dicoba [6,8].

  1. Sediakan bahan-bahannya lebih dulu, yakni meliputi 1/4 cangkir tepung ararut, 1/3 cangkir minyak kelapa, 1/4 cangkir baking soda, dan 6-10 tetes minyak esensial.
  2. Pakai minyak esensial jika ada, seperti minyak lavender, minyak serai, minyak peppermint, minyak kayu cendana, minyak kayu putih, atau minyak pohon teh. Hal ini bersifat opsional; jika ingin menambahkan minyak esensial, maka lakukan, namun jika tidak pun tidak masalah.
  3. Campurkan dua bahan lebih dulu, yakni tepung ararut dengan baking soda.
  4. Keduanya kemudian ditambahkan ke minyak kelapa dan hancurkan sampai ketiga bahan tercampur rata; lalu tambahkan minyak esensial pilihan 1 macam saja (tidak menambahkan pun tidak apa-apa).
  5. Simpan larutan deodorant alami yang sudah jadi di dalam wadah yang bersih dan ditutup rapat.
  6. Ambil secukupnya setiap hendak menggunakannya; namun, pastikan menghangatkan deodorant alami ini lebih dulu sebelum diaplikasikan ke ketiak anak.
  7. Atau gunakan cara lainnya, yakni dengan mencampurkan tepung ararut dan baking soda dengan perbandingan 1:1, lalu tambahkan minyak yang diinginkan (boleh selain minyak kelapa).
  8. Jika sudah menambahkan minyak sesuai selera, kocok sampai tercampur rata; larutan kemudian disimpan di dalam sebuah wadah yang mudah dibuka dan ditutup.
  9. Lebih dianjurkan untuk menyimpan deodorant hasil buatan sendiri di sebuah wadah bumbu dengan tutup pengocok.

Jadi walaupun anak boleh memakai deodorant, khususnya saat sudah puber dan mengalami masalah bau badan, penting untuk memperoleh deodorant yang tepat agar kulit anak tetap aman.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment