Para ibu zaman sekarang setelah melahirkan dan pada masa menyusui tidak lagi repot berkat keberadaan pompa ASI [1,2].
Pompa ASI merupakan alat bantu mengeluarkan dan menampung ASI karena pembengkakan payudara [1,2].
Seringkali ketika payudara sudah bengkak dan si kecil belum mau menyusu merupakan masalah yang cukup tidak nyaman bagi sang ibu [3].
Pompa ASI tersedia untuk mengeluarkan ASI secara otomatis, khususnya bagi para ibu yang memiliki ASI melimpah [3].
Namun biasanya, setelah ASI berhasil dikeluarkan, ASI akan ditampung dan disimpan di dalam botol yang kemudian diletakkan di bagian belakang lemari es [3,4].
ASI akan aman untuk si kecil ketika ibu membekukannya dalam waktu 3 hari; ASI pun aman ketika harus disimpan di dalam freezer sampai 12 bulan [5].
Masalahnya, para ibu yang baru memiliki bayi perlu tahu apakah menghangatkan ASI itu diperbolehkan sebelum memberikannya kepada si kecil.
Bolehkah menghangatkan ASI?
Boleh, namun hal ini perlu dilakukan dengan benar meskipun menghangatkan ASI sebelum bayi bisa meminumnya adalah pilihan pribadi sang ibu [4].
Meski boleh menghangatkan ASI, metode penghangatan sebaiknya dilakukan dengan benar dan hati-hati [4].
Tidak semua cara menghangatkan boleh dan aman untuk ASI, salah satu yang tidak dianjurkan adalah penggunaan microwave [4].
Hindari memasukkan ASI ke dalam microwave, sebab microwave bukan alat pemanas makanan yang mampu memberi efek panas secara merata [6].
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), ketidakmerataan panas oleh microwave bisa membuat beberapa bagian kurang panas dan beberapa bagian lainnya terlalu panas [6].
Jika bayi mengonsumsinya setelah itu, ada kemungkinan bayi merasakan bagian yang terlalu panas sehingga cukup berbahaya [6].
Tidak hanya masalah panas yang berisiko tidak merata pada ASI, penggunaan microwave dengan gelombang mikro juga berpotensi menyebabkan kerusakan antibodi serta nutrisi pada ASI [4,6,7].
Dalam hal menghangatkan ASI, para ibu perlu memahami secara lengkap, termasuk cara penyimpanan yang tepat [4].
Berikut ini adalah sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal penyimpanan ASI yang sudah dipompa [4].
- Hasil pompa ASI sebaiknya segera disimpan di dalam lemari es usai memompa, bisa di bagian bawah atau dibekukan di freezer.
- Sediakan wadah khusus yang aman untuk menyimpan ASI hasil pompa, baik itu kantong penyimpanan, wadah dari kaca, atau wadah dari plastik kaku.
- Pastikan wadah penyimpanan ASI tersebut memiliki penutup yang bisa ditutup rapat-rapat saat hendak menyimpannya di lemari es atau freezer.
- Sekali menyimpan, jumlah ASI yang dianjurkan untuk disimpan di wadah adalah sekitar 2-4 ons saja.
- Hindari penggunaan sembarang wadah untuk menyimpan ASI karena terdapat beberapa wadah yang berisiko kontaminasi serta merusak nutrisi yang terdapat di dalam ASI. Bahkan ada pula wadah yang kurang aman karena berpotensi bocor.
- Apabila memilih menggunakan wadah dari plastik, pastikan menggunakan plastik dengan polypropylene dan hindari plastik dengan kandungan BPA atau Bisphenol A.
- Sebelum menggunakan wadah untuk penyimpanan ASI, pastikan wadah bersih dan kering. Bila perlu, cuci lebih dulu wadah dengan air panas bersabun, bilas bersih dan keringkan sebelum benar-benar menggunakan; pencucian memakai dishwasher lebih dianjurkan.
- Gunakan botol atau wadah yang berkondisi baik; jangan gunakan wadah yang bahkan mengalami sedikit kerusakan. ASI yang sudah telanjur tersimpan di dalam wadah yang baru diketahui memiliki kerusakan sebaiknya segera dibuang saja, jangan disajikan untuk si kecil.
Cara Menghangatkan ASI dari Kantong ASI
ASI yang disimpan di dalam kantong ASI dan disimpan di dalam lemari es dapat dihangatkan dengan langkah-langkah di bawah ini [6,8].
- Saat mengeluarkan kantong ASI, pastikan kantong masih tertutup rapat dan tidak ada kerusakan.
- Siapkan semangkuk air hangat, lalu tempatkan kantong ASI tersebut di sana selama beberapa menit.
- Hindari memanaskan kantong ASI langsung menggunakan api kompor apalagi memasukkannya ke dalam microwave.
- Cukup tunggu beberapa menit kantong ASI di dalam mangkuk air hangat tadi; setelah mencari, cek suhu ASI sebelum menyajikan dan membiarkan bayi meminumnya.
- Pengecekan suhu ASI bisa dilakukan dengan meneteskan sedikit ASI ke pergelangan tangan; pastikan agar suhunya tidak terlalu panas untuk si kecil.
- Karena berasal dari lemari es dan dalam kondisi dingin, lemak akan terpisah, jadi, campurkan kembali dengan mengaduknya saja, jangan mengocok.
- Uji suhu ASI sebelum memberikannya ke si kecil (pastikan suhu ASI hangat dan tidak terlalu panas) dengan meneteskannya ke pergelangan tangan sendiri.
Cara Menghangatkan ASI dari Lemari Es
Saat mengeluarkan ASI dari lemari es dan hendak menghangatkannya, perhatikan langkah-langkah berikut agar ASI tidak rusak maupun terkontaminasi [6,8].
- Sediakan mangkuk berisi air hangat, lalu kantong atau botol ASI yang masih dalam kondisi tertutup rapat bisa diletakkan di dalam air hangat tersebut.
- Tunggu selama 1-2 menit untuk memperoleh suhu yang pas untuk ASI bisa dikonsumsi si kecil.
- Bila hendak menghangatkannya di dalam botol, tuang ASI ke dalam botol dan pastikan dot pada botol sudah kencang
Cara Menghangatkan ASI dari Freezer
Setelah mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan ASI yang aman, pahami pula bagaimana cara menghangatkan ASI yang disimpan di dalam freezer [6,8].
- Pindahkan ASI yang disimpan di dalam freezer ke lemari es bagian bawah. Tujuan pemindahan ini adalah untuk membiarkan ASI mencari dalam waktu semalaman namun tetap dalam kondisi dingin.
- Proses penghangatan ASI bisa dilakukan dengan cara yang sama seperti ketika menghangatkan ASI dari lemari es sebelumnya.
- Apabila hanya tersedia ASI beku di saat ibu membutuhkan ASI darurat, panaskan dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Hanya saja, pembedanya dari cara sebelumnya adalah durasi penyimpanan di dalam air hangat yang bisa dilakukan sekitar 15 menit atau lebih dari itu.
Menghangatkan ASI boleh dilakukan asal dengan cara-cara yang benar supaya kondisi ASI tetap aman, tidak rusak, tidak terkontaminasi, dan tidak kehilangan nutrisinya bagi bayi yang mengonsumsi [4].