Cluster Feeding: Penyebab, Tanda dan Cara Menghadapinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Pada usia sekitar 3 minggu dan menjelang 6 minggu, bayi biasanya dapat tidur dengan lebih baik dan lebih lama saat malam hari. Kemudian saat terbangun nanti bayi dapat merasa sangat lapar dan perlu lebih banyak minum ASI[1].

Biasanya bayi menyusu sekitar 8-12 kali setiap harinya. Tapi pada tahapan tertentu, bayi akan menyusu lebih sering dan lebih lama daripada biasanya, disebut sebagai cluster feeding[1, 2].

Apa itu Cluster Feeding?

Cluster feeding ialah ketika bayi tiba-tiba mulai minum susu dengan jauh lebih sering selama periode waktu tertentu. Biasanya berlangsung selama beberapa jam pada satu waktu dan berbeda dari kebiasaan makan bayi yang biasanya[3].

Menyusui normal biasanya berlangsung selama 10-30 menit, dan bisa berbeda untuk setiap bayi[3].

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi biasanya akan menyusu selama 15-20 menit untuk mendapatkan energi dan sensasi kenyang yang berlangsung selama 3-4 jam[4].

Sedangkan saat mengalami cluster feeding, bayi perlu menyusu beberapa kali dalam waktu yang singkat diikuti dengan waktu tidur yang lebih lama[4].

Tidak semua bayi mengalami cluster feeding. Akan tetapi cluster feeding dapat terjadi pada bayi mana pun, baik yang menyusu ASI atau diberikan susu formula. Cluster feeding lebih banyak terlihat pada bayi yang menyusu ASI selama beberapa minggu pertama[3, 4].

Cluster feeding merupakan fenomena normal yang menandakan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Fenomena ini tidak mengindikasikan adanya masalah pada ASI ataupun cara ibu menyusui dan akan berlalu dengan sendirinya[2, 3].

Penyebab Cluster Feeding

Tidak diketahui pasti penyebab pasti bayi melakukan cluster feeding, namun terdapat beberapa teori dan dugaan kuat. Cluster feeding kemungkinan memenuhi berbagai kombinasi dari kebutuhan bayi pada fase perkembangannya[3, 4].

Cluster feeding diduga merupakan cara bayi yang memiliki sistem saraf yang telah matang untuk meregulasi. Cluster feeding juga dapat merupakan cara untuk menyimpan makanan untuk malam hari[3].

Salah satu dugaan penyebab cluster feeding ialah turunnya kadar prolaktin menjelang malam hari, sehingga suplai ASI menurun dan alirannya lebih pelan. Hal ini menyebabkan bayi perlu menyusu dengan lebih lama untuk kenyang[4].

Menyusu menggunakan sistem suplai dan permintaan, jika bayi menginginkan lebih banyak air susu, tubuh ibu akan memproduksi lebih banyak[2, 3].

Pada beberapa hari pertama, cluster feeding bayi membantu meningkatkan dan mempertahankan suplai ASI. Sering menyusui bayi membantu proses hormonal perubahan kolostrum (air susu pertama ibu) menjadi ASI yang lebih matang dan melimpah[4].

Oleh karena itu, sebaiknya ibu menyusui bayi setiap kali ia menunjukkan tanda lapar meski terkadang dapat lebih sering daripada jadwal menyusu normal[3].

Kebanyakan ibu menyadari cluster feeding selama periode rewel bayi, biasanya pada sore atau malam hari. Para ahli tidak benar-benar memahami mengapa cluster feeding terjadi pada waktu tersebut. Namun mereka menduga bahwa bayi lelah dengan berlebihan atau sistem sarafnya mengalami overstimulasi[2, 4].

Kapan Cluster Feeding Terjadi?

Cluster feeding dapat terjadi pada usia berapa pun dan biasanya berlangsung selama beberapa hari pada waktu yang sama. Menurut The Bump, cluster feeding dapat dimulai segera saat hari kedua bayi setelah dilahirkan[4].

Sesi cluster feeding paling umum terjadi sekitar usia 3 minggu hingga 6 minggu, yang mana merupakan saat percepatan pertumbuhan pertama bayi sehingga bayi memerlukan asupan nutrisi yang lebih banyak[1].

Dilansir dari The Bump, usia bayi mengalami cluster feeding biasanya sesuai dengan percepatan pertumbuhan dan terjadi pada usia 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan. Disebutkan bahwa cluster feeding selama 3 minggu pertama bayi setelah dilahirkan sering kali merupakan pemanjangan waktu konsisten terpanjang dan paling intens bagi orang tua[4].

Cluster feeding sering kali terjadi pada sore dan malam hari, serta dapat disertai kerewelan bayi, sehingga dapat menyebabkan keletihan pada orang tua[3].

Tanda-Tanda Cluster Feeding

Cluster feeding dapat sulit untuk diidentifikasi karena bayi jarang memiliki jadwal makan atau tidur yang dapat diprediksi. Orang tua juga dapat kesulitan untuk untuk membedakan apakah peningkatan bayi dalam minum susu merupakan cluster feeding atau bagian dari pertumbuhan dan perkembangan normal[3, 4].

Berikut beberapa tanda umum dari cluster feeding[2, 3, 4]:

  • Setelah disusui sampai kenyang seperti biasa, bayi menunjukkan tanda-tanda lapar lagi sekitar 30-60 menit kemudian. Sering kali bayi perlu disusui lagi sebanyak menyusu pada jadwal biasanya
  • Bayi tidak mau berhenti menangis sampai diberi susu
  • Tidur nyenyak dalam waktu yang lebih lama setelah disusui dua atau tiga kali dalam rentang waktu singkat
  • Bertingkah seperti kesal selama menyusu, seperti mencari-cari puting yang terletak tepat di depannya atau menempel dan melepaskan mulut pada puting berkali-kali
  • Bertingkah rewel atau usil saat terbangun tapi tidak menyusu
  • Menyusu secara sering dengan jarak waktu menyusu yang pendek
  • Menyusu terus-menerus sering kali terjadi pada sore menjelang malam dan malam hari
  • Tidak terlihat adanya masalah lain dan bayi menyusu hingga kenyang
  • Bayi tetap memerlukan ganti popok dengan rutin seperti biasa

Pada bayi yang sudah lebih besar, dapat terjadi beberapa hari berurutan saat mereka makan lebih banyak dari pada biasanya selama sepanjang hari. Hal ini diduga disebabkan oleh percepatan pertumbuhan dan pertumbuhan gigi[3].

Cara Menghadapi Cluster Feeding

Meski cluster feeding merupakan perilaku normal dan berlangsung sementara saja, bagi orang tua fenomena ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kelelahan[3, 4].

Berikut beberapa tips untuk merawat diri dan bayi selama cluster feeding[1, 3, 4]:

  • Mencatat berapa banyak bayi telah menyusu. Bayi yang cluster feeding masih menyusu dengan jumlah sesuai dugaan, tapi tidak memiliki rentang yang sama rata sepanjang hari/malam.
  • Hindari mencoba memaksa atau menunda menyusui bayi dalam mengusahakan untuk membuat bayi kembali menyusu sesuai jadwal, sebab hal ini hanya akan membuat bayi menjadi rewel.
  • Memantau peningkatan berat badan bayi jika kita khawatir apakah bayi mendapatkan cukup ASI. Kita bisa mengharapkan berat badan bayi untuk meningkat sekitar 1 ons sehari (atau lebih) setelah ASI berubah dari kolostrum menjadi susu.
  • Menjaga keseimbangan cairan tubuh dan memastikan untuk mendapat asupan nutrisi yang diperlukan. Pastikan untuk minum cukup air putih dan mengkonsumsi diet sehat dan seimbang. Ibu bisa menempatkan satu botol air minum dan cemilan di dekat tempat untuk menyusui selama cluster feeding.
  • Memompa di antara waktu menyusui dapat membantu menjaga aliran air susu tetap lancar saat memuaskan nafsu makan bayi.
  • Menyusui di depan TV sehingga dapat menonton sesuatu selama cluster feeding. Ibu juga bisa menggunakan waktu tersebut untuk mendengarkan musik atau podcast.
  • Mengubah posisi menyusui dengan sering sehingga tidak pegal.
  • Menggunakan waktu selama menyusui untuk menelepon teman. Agar tangan tetap bebas untuk memegang dan membantu bayi, sebaiknya gunakan earbud.
  • Duduk pada sofa atau lantai selama menyusui bayi sehingga dapat menyusui sambil membaca atau bermain dengan anak yang lebih besar. Ibu juga bisa menyediakan sekeranjang mainan kesukaan untuk anak yang lebih besar untuk menjaga anak tetap tenang.
  • Melatih cara menyusui bayi dalam gendongan sehingga dapat menyusui sambil berjalan.
  • Membuat rencana terlebih dahulu. Jika bayi biasa mulai cluster feeding sekitar jam 7 malam, usahakan untuk ke kamar mandi, makan, dan beristirahat untuk menangkan diri sebelumnya.
  • Meminta bantuan pasangan atau orang lain untuk melakukan pekerjaan rumah selama waktu menyusui bayi saat bayi mulai cluster feeding.
  • Menitipkan bayi pada pasangan atau orang dekat lainnya setiap kali ibu dapat beristirahat sebentar dari menyusui.
  • Mengatasi rasa sakit pada payudara atau puting akibat menyusui dalam waktu lama dengan mengaplikasikan ASI, lanolin, atau nipple butter sebelum dan setelah menyusui untuk meningkatkan kelembapan payudara dan proteksi. Jika puting sakit atau retak, gunakan bantalan menyusui bambu organik untuk mencegah puting bergesekan dengan bra.

Cluster feeding tidak menandakan bahwa ibu perlu menambah suplemen dengan formula atau bahwa suplai air susu ibu sedikit[2, 3].

Untuk beberapa ibu, cluster feeding dapat sangat melelahkan sehingga ingin segera menghentikannya. Akan tetapi, cluster feeding akan tetap berlangsung selama periode belum berakhir[4].

American Academy of Pediatrics menganjurkan untuk membiarkan bayi menyusu sebanyak dan sesering yang diinginkan, siang atau malam hari[4].

Cluster feeding mungkin dapat terasa berat bagi ibu, tapi fenomena ini hanya berlangsung sebentar saja, jarang lebih dari 2 hari. Sampai periode cluster feeding berlalu, ibu sebaiknya mengandalkan dukungan dari orang dekat dan beristirahat sesering mungkin[4].

Jika cluster feeding dirasa terlalu memberatkan dan ibu khawatir apakah bayi mendapatkan cukup ASI, ibu dapat mengkonsultasikannya dengan konsultan laktasi atau dokter. Konsultan laktasi dapat menawarkan kiat-kiat dalam merawat bayi dan membantu ibu untuk mencapai tujuan pemberian ASI selama bulan-bulan penting dalam perkembangan bayi[1].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment