Daftar isi
Apa Itu Brain Freeze?
Brain freeze atau yang juga dikenal dengan istilah ice cream headache atau sphenopalatine ganglioneuralgia merupakan jenis sakit kepala di mana nyeri terjadi terutama saat/usai mengonsumsi makanan atau minuman dingin [1,2,3,4,8,9].
Bahkan menghirup sesuatu yang dingin mampu menjadi penyebab kondisi brain freeze [1,2,3,4,8,9].
Sakit kepala jenis ini umumnya timbul tiba-tiba namun terjadi dalam durasi yang singkat [1,2].
Tak hanya mengonsumsi atau menghirup sesuatu yang dingin, terpapar udara yang sangat dingin tiba-tiba saja pada beberapa orang mampu memicu brain freeze [1,2,3,4,8,9].
Perbedaan Brain Freeze dari Migrain
Pada kondisi brain freeze, kondisi migrain yang pernah dialami oleh seseorang mampu memicunya [1,2,3,4,5,6,8].
Keduanya adalah jenis sakit kepala yang berbeda, namun antara satu dan lainnya saling berkaitan.
Sebuah hasil studi di Taiwan tahun 2003 menunjukkan bahwa sebanyak 40% dari 8,789 remaja sekolah menengah atas pernah mengalami brain freeze [5].
Dari hasil kuisioner yang para murid tersebut isi, diketahui bahwa 40% yang pernah mengalami brain freeze rupanya memiliki riwayat migrain [5].
Murid-murid dengan riwayat migrain jauh lebih rentan dan sering mengalami brain freeze daripada yang tidak memiliki riwayat migrain [5].
Pada tahun 2001, hasil studi lain mengenai sakit kepala yang disebabkan paparan dingin pada beberapa wanita menunjukkan bahwa partisipan dengan riwayat migrain memiliki risiko lebih tinggi terhadap brain freeze [6].
Para partisipan wanita ini memiliki risiko dua kali lebih tinggi mengalami brain freeze karena mengidap migrain daripada para wanita yang tidak memiliki riwayat migrain [6].
Tinjauan Brain freeze atau ice cream headache atau sphenopalatine ganglioneuralgia merupakan sakit kepala dengan nyeri singkat yang terjadi usai terpapar udara dingin atau mengonsumsi makanan/minuman dingin.
Penyebab Brain Freeze
Sakit kepala yang disebut dengan brain freeze atau ice cream headache terjadi ketika kepala terpapar sesuatu yang bersuhu sangat dingin [1,2,3,4,8].
Hal tersebut dapat berupa udara, makanan atau minuman yang dihirup atau dikonsumsi secara cepat dalam kondisi sangat dingin [1,2,3,4,8].
Namun para ahli belum mengetahui secara pasti mekanisme bagaimana rasa nyeri ini terjadi.
Suhu dingin dianggap menghambat aliran darah pada sistem saraf di mana hal ini kemudian mampu menjadi penyebab sakit kepala singkat yang disebut dengan brain freeze [2,7,8].
Pada kondisi tubuh yang terpapar udara dingin, terutama kepala, pembuluh darah akan mengerut di mana hal ini berpengaruh pada hilangnya panas tubuh [2,7].
Setelah itu, biasanya pembuluh darah normal kembali dan peredaran darah akan naik [2,7].
Dari kondisi ini, rasa sakit timbul secara tiba-tiba seperti “ledakan” ketika tubuh berhasil beradaptasi dengan perubahan [2,7].
Faktor Risiko Brain Freeze
Siapa saja dapat mengalami brain freeze, namun jika seseorang memiliki riwayat migrain, brain freeze yang dialami oleh penderita migrain akan sangat buruk [1,2,3,4,5,6,8].
Tingkat keparahan brain freeze pada penderita migrain tergolong serius.
Meski tidak separah dan semengancam jiwa sakit kepala thunderclap, gejala brain freeze sendiri sudah cukup mengganggu dan mampu menghambat aktivitas penderitanya.
Tinjauan Paparan udara dingin serta konsumsi makanan maupun minuman dingin dapat menjadi penyebab brain freeze. Orang-orang dengan riwayat migrain juga lebih mudah meningkatkan risiko brain freeze.
Gejala Brain Freeze
Brain freeze dapat menimbulkan sejumlah gejala seperti berikut ini [1,7] :
- Nyeri tajam seperti ditusuk-tusuk pada bagian dahi.
- Nyeri umumnya terjadi sekitar 20-60 detik.
- Nyeri umumnya tidak berlangsung lama dan bahkan tak sampai 5 menit.
- Durasi nyeri yang dialami tergantung dari seberapa banyak atau besar paparan dingin pada kepala penderita.
Penanganan Brain Freeze
Penanganan brain freeze tergolong sederhana dan biasanya tanpa harus menggunakan obat-obatan tertentu [3].
Dengan mengembalikan suhu tenggorokan dan mulut kembali normal, biasanya sakit kepala akan reda atau hilang sendiri [1,3,4,8].
- Menghindari konsumsi makanan atau minuman dingin.
- Menghindari bepergian ke tempat bersuhu dingin tanpa pakaian dan perlengkapan yang cukup untuk menghangatkan diri.
- Mengonsumsi air hangat setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terlalu dingin.
- Menghindari konsumsi makanan atau minuman dingin terlalu cepat atau secara terburu-buru.
- Menekan lidah ke langit-langit mulut untuk mengirimkan suhu hangat dari lidah ke sinus belakang hidung; hal ini efektif untuk membuat saraf yang semula dingin menjadi lebih hangat.
- Tetap menekan lidah ke langit-langit mulut sampai rasa nyeri di kepala hilang.
Brain freeze ringan yang terjadi ketika menikmati minuman dingin biasanya tidak memerlukan penanganan medis sama sekali.
Namun jika brain freeze terjadi terlampau sering dan cenderung konstan, periksakan diri ke dokter.
Sakit kepala terus-menerus dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan serius, maka konsultasikan dengan dokter mengenai hal tersebut.
Saraf yang bertanggung jawab pada timbulnya brain freeze adalah saraf yang sama dengan sakit kepala cluster [3].
Sakit kepala cluster sendiri merupakan nyeri kepala yang cukup serius dan terjadi hampir setiap hari atau konstan [3].
Jika merasa tidak nyaman, jangan ragu memeriksakan diri ke dokter, terutama karena konsumsi minuman/makanan dingin memiliki hubungan dengan fibrilasi atrium [7].
Fibrilasi atrium sendiri merupakan jenis aritmia atau ketidakteraturan detak jantung [7].
Meski hubungan keduanya jarang terjadi, penderita brain freeze yang mengalami detak jantung tak beraturan sebaiknya mulai mencurigai adanya kondisi fibrilasi atrium [7].
Ketika detak jantung tak teratur terutama pasca mengonsumsi makanan atau minuman dingin ditambah dengan sakit kepala yang dirasa berdurasi sangat lama, temui dokter secepatnya [7].
Prognosis Brain Freeze
Prognosis brain freeze tergolong baik karena pada dasarnya jenis sakit kepala ini tidak berbahaya apalagi sampai mengancam jiwa [3].
Banyak penderita brain freeze yang bahkan tetap mengonsumsi makanan maupun minuman dingin karena hal tersebut merupakan kesukaan mereka.
Namun jika brain freeze berkembang menjadi lebih buruk di mana sakit kepala dirasakan lebih dari 5 menit usai mengonsumsi makanan/minuman dingin atau terpapar udara dingin, segera periksakan diri ke dokter.
Tinjauan Penanganan brain freeze biasanya dengan menghindari makanan atau minuman dingin, menghindari tempat bersuhu dingin (terutama tanpa pakaian dan perlengkapan yang cukup untuk menghangatkan diri), mengonsumsi air hangat usai menikmati makanan atau minuman dingin, tidak mengonsumsi makanan atau minuman dingin cepat-cepat, serta menekan lidah ke langit-langit mulut untuk mengirimkan suhu hangat dari lidah ke sinus belakang hidung.
Komplikasi Brain Freeze
Brain freeze bukan jenis sakit kepala yang berbahaya sehingga sangat jarang menimbulkan risiko komplikasi pada penderitanya.
Namun pada kasus yang langka, penderita brain freeze bisa mengalami sejumlah kondisi seperti [7,8] :
- Ketidakteraturan detak jantung.
- Sakit kepala intens.
- Sakit kepala dengan nyeri yang bertahan selama 5 menit lebih usai terpapar suhu dingin.
Jika keluhan-keluhan tersebut terjadi, segera ke dokter, periksakan diri dan konsultasikan mengenai bagaimana perawatan yang terbaik untuk komplikasi tersebut.
Pencegahan Brain Freeze
Agar tidak mengalami brain freeze, menghindari paparan udara dingin serta menghindari makanan atau minuman dingin dapat coba dilakukan.
Atau, konsumsilah makanan atau minuman dingin secara perlahan dan tidak terburu-buru.
Berikut ini adalah makanan maupun minuman yang bila dikonsumsi mampu memicu sensasi brain freeze sehingga perlu dinikmati pelan-pelan [1,3,4,8] :
- Es batu
- Air es
- Yogurt beku
- Smoothie dingin
- Es krim
- Es loli
Bila mengetahui bahwa diri sendiri memiliki riwayat migrain atau bahkan pernah menderita brain freeze, hindari makanan atau minuman tersebut.
Daripada memilih konsumsi air es, pastikan untuk meminum air dengan suhu ruangan atau air hangat saja [1,4].
Memiliki kebiasaan mengonsumsi sesuatu yang dingin memang akan sulit untuk menghentikannya secara langsung.
Bila demikian, belajarlah sedikit demi sedikit mengurangi asupan makanan dan minuman dingin tersebut pelan-pelan.
Kalaupun sudah telanjur mengonsumsi makanan atau minuman dingin, brain freeze dapat dicegah dengan segera mengonsumsi minuman yang lebih hangat setelahnya [4].
Hal ini bertujuan agar saraf tetap dalam kondisi hangat dan tidak terpengaruh suhu dingin dari makanan maupun minuman yang dikonsumsi [4].
Tak hanya itu, penting untuk mengenakan masker penutup wajah atau syal ketika bepergian ke tempat bersuhu dingin [1,9].
Lindungi pula area kepala dan telinga dengan topi yang hangat agar paparan dingin tidak memicu brain freeze [1,9].
Ini karena perubahan suhu ekstrem yang mengenai area kepala, tenggorokan dan mulut mampu menjadi penyebab brain freeze [1,8].
Tinjauan Pencegahan brain freeze adalah dengan menghindari paparan udara dingin (setidaknya mengenakan syal atau masker penutup wajah dapat menghalau paparan dingin) maupun mengonsumsi makanan dan minuman dingin.