10 Cara Mendidik Anak Agar Saling Menyayangi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Pada beberapa keluarga, orang tua dengan beberapa anak bisa jadi memusingkan, terutama karena mereka lebih banyak bertengkar satu sama lain [1].

Jika tidak segera diatasi, sesama saudara kandung akan sulit memiliki hubungan yang sehat seiring mereka bertambah dewasa walaupun sesama saudara yang bertengkar itu kerap dianggap normal [1,2].

Namun tentu setiap orang tua ingin anak-anaknya akur atau rukun, oleh sebab itu berikut adalah beberapa cara mendidik anak agar saling menyayangi yang bisa diperhatikan [3,4,5].

1. Tidak Pilih Kasih

Menunjukkan kasih sayang kepada anak secara merata itu mungkin sepintas terasa mustahil [3,4].

Namun bila diusahakan, pasti akan berbuah baik ke depannya [3,4].

Anak-anak kerap bertengkar atau tidak akur satu sama lain salah satunya bisa dikarenakan orang tua yang kerap pilih kasih [3,4].

Memberi cinta dan perhatian sama rata kepada anak adalah langkah awal yang bisa diupayakan supaya anak tidak cemburu [3,4].

Karena saat anak memperoleh cukup kasih sayang dari orang tuanya, ia akan dengan mudah menunjukkan kasih sayang kepada saudaranya yang lain [3,4].

2. Menjadi Teladan

Anak-anak sedari kecil sudah memerhatikan bagaimana orang tua mereka berbicara, berperilaku, bertindak, dan lainnya [5].

Jadi, anak pun bisa tahu apakah orang tuanya mudah mengasihi dan penuh cinta atau tidak [5].

Orang tua yang kerap menunjukkan perilaku negatif, seperti berkata-kata kasar saat marah atau sering bertengkar bisa jadi menjadi contoh bagi anak tanpa orang tua sendiri menyadarinya [5].

3. Mengajarkan Anak Tidak Pamrih

Mendidik anak untuk saling menyayangi juga bisa diawali dengan mengajarkan mereka bagaimana berperilaku tanpa pamrih [3,4,5].

Anak jika sudah menyukai suatu barang (misalnya mainan), mereka biasanya enggan berbagi apalagi memberikannya kepada saudaranya sendiri [3,4,5].

Bila ingin anak memiliki kasih sayang untuk satu sama lain, ajarkan mereka memprioritaskan saudaranya sejak dini [3,4,5].

Tidak sekadar dalam hal meminjamkan barang, tapi juga membantu saudaranya melakukan sesuatu, atau sekadar menemani saudaranya (meluangkan waktu) [3,4,5].

4. Mengajarkan Kesabaran

Kesabaran adalah hal yang orang tua perlu ajarkan sekaligus contohkan sejak dini kepada anak [3].

Kesabaran mencakup pengertian dan pengendalian diri, tidak hanya berlaku untuk anak pertama/paling besar, tapi juga seluruh anak [3].

Dengan setiap anak memiliki kesabaran, mereka otomatis memiliki toleransi tinggi terhadap saudara mereka sendiri [3].

5. Mengajarkan Mereka Menjadi Satu Tim

Konsep bahwa anak-anak adalah sebuah tim dan untuk itu mereka harus solid atau kompak adalah cara lain yang dapat orang tua terapkan [3,4,5].

Bukan hanya anak-anak saja, tapi satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak merupakan satu tim sehingga tidak sebaiknya sampai terpecah-belah [3,4,5].

Dari hal ini pun anak-anak bisa belajar tidak sekadar menyayangi satu sama lain, tapi juga saling menghargai [3,4,5].

6. Mengajarkan Cara Mengatasi Konflik

Benar bahwa sesama saudara bertengkar adalah hal biasa dan bukan berarti anak-anak tidak saling menyayangi.

Namun jika konflik terus-menerus terjadi, argumen tidak kunjung habis, orang tua pun tidak dipungkiri pasti ikut pusing.

Belum lagi jika ada salah satu anak yang menyimpan kebencian, kepahitan dan semacamnya sampai mereka tumbuh dewasa.

Orang tua perlu menengok kepada diri sendiri lebih dulu, bagaimana selama ini orang tua menyelesaikan atau melalui sebuah konflik dengan orang lain? [4,5]

Orang tua perlu lebih dulu mencontohkan kepada anak mengenai cara mengatasi konflik dengan cara duduk bersama dan membicarakan semuanya baik-baik secara rasional [4,5].

Hanya orang tua yang dewasa dan bijak dapat mengajarkan anak mengatasi konfliknya dengan baik, bukan secara negatif maupun menghindarinya [4,5].

7. Mengajarkan Anak Saling Menghargai Privasi dan Kepemilikan

Anak-anak bertengkar bisa jadi karena salah satunya ingin mengajak bermain, namun lainnya sedang ingin sendiri.

Atau, salah satu anak mengambil barang milik yang lain tanpa izin padahal niat awal adalah meminjam sehingga pihak pemilik barang tidak terima.

Orang tua dapat mengajarkan anak bagaimana meminta izin yang baik kepada saudaranya, baik itu adik ke kakaknya maupun kakak ke adik-adiknya [3,4,5,6].

8. Mengajarkan Berbagi

Berebut mainan, pakaian, sepatu, dan bahkan waktu untuk bersama orang tuanya bisa jadi membuat anak-anak tidak akur [3,4,5].

Untuk anak bisa saling menyayangi di mana komunikasi pun lebih sehat, ajar anak sejak dini untuk berbagi [3,4,5].

Mulai dari berbagi mainan, teman, hingga aktivitas akan merekatkan hubungan anak karena mereka belajar untuk saling menghargai dan mencintai [3,4,5].

9. Mengembangkan Waktu Bermain

Anak tidak rukun dengan saudaranya mungkin karena mereka jarang memiliki waktu bersama [3,5].

Orang tua dapat mengatur anak-anak untuk bermain bersama sejak kecil [3,5].

Hal ini bermanfaat untuk melatih kemampuan sosial anak sekaligus membantu mereka untuk saling mengenal satu sama lain [3,5].

Setelah kenal lebih baik, tentu di dalam hati mereka akan timbul rasa saling sayang [3,5].

10. Mengajarkan Ekspresi Kasih Sayang

Ekspresi kasih sayang memang sangat rupa-rupa bentuknya, mulai dari memberi pujian, memeluk, mencium, meluangkan waktu, memberi hadiah, hingga melayani [7].

Meski orang tua bukan berasal dari keluarga yang penuh kasih sayang, tidak masalah untuk memulai dari sekarang untuk menerapkan itu bersama anak-anak [4].

Orang tua yang sudah terbiasa dengan ekspresi kasih sayang dapat mengajarkan ini kepada anak-anak sedari mereka kecil [4].

Namun bila orang tua bukan tipe seperti itu pun tetap dapat melakukannya, sambil mengajarkan orang tua juga dapat belajar menunjukkan kasih sayang.

Cara mendidik anak agar saling menyayangi mungkin tidak semudah itu, namun dengan upaya dan kesabaran orang tua dalam memberi contoh tidak ada yang mustahil.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment