Pada Mei 2020, anosmia dikenali sebagai gejala Covid-19.[1] Setengah dari pasien Covid-19 mungkin kehilangan indera penciuman. Pedoman menyatakan bahwa perubahan atau kehilangan baru dalam indera penciuman harus mendorong periode isolasi mandiri.[2] Berdasarkan bukti yang terkumpul, termasuk meta-analisis yang menunjukkan hilangnya penciuman pada 55% (95% interval kepercayaan 38% hingga 70%) pasien Covid-19.[3]
Beberapa penelitian mengisyaratkan bahwa anosmia pada Covid-19 berbeda dengan anosmia yang disebabkan oleh infeksi virus lain, termasuk oleh virus corona lainnya. Dari data yang dianalisis para peneliti menunjukkan bahwa anosmia terkait covid-19 mungkin timbul dari hilangnya sementara fungsi sel pendukung di epitel penciuman, yang secara tidak langsung menyebabkan perubahan pada neuron sensorik penciuman. Namun para peneliti belum sepenuhnya memahami apa perubahan tersebut.[4]
Daftar isi
Cara Mengobati Secara Alami
Terdapat beberapa cara alami untuk mengobati anosmia pada penderita covid, yaitu sebagai berikut.
1. Biji Karom
Menggunakan biji karoom atau ajwain dianggap sebagai obat terpercaya untuk melawan pilek dan alergi. Rempah=-rempah india yang memiliki rasa pahit ini, dapat dikatakan mengurangi kemacetan. Pada saat yang sama juga dapat meningkatkan fungsi indera penciuman dan kemampuan seseorang untuk mencium. Hal ini mungkin peretesan yang baik untuk dicoba, jika gangguan indera penciuman dan perasa membuat Covid yang dirasakan menjadi sulit.[5]
Salah satu pengobatan rumahan yang disarankan dengan membungkus sesendok biji karom dengan serbet atau kain. Kemudian hirup aromanya sambil menghirup napas dalam-dalam. Cobalah beberapa kali sehari.[5]
2. Jahe
Pakar naturopati merekomendasikan minum teh jahe dapat mengobati anosmia di rumah. Menurut mereka, teh jahe dapat membantu mengurangi peradangan pada saluran udara hidung dan mencegah pembentukan lendir berlebih yang menyumbat saluran hidung, yang menyebabkan hilangnya penciuman. Untuk membuat minuman herbal ini, dapat menggunakan bubuk atau jahe mentah.[6]
3. Bawang Putih
Bawang putih telah muncul sebagai salah satu obat anti-virus dan penambah kekebalan yang kuat selama pandemi terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa bawang putih mengandung khasiat yang menenangkan pembengkakan dan peradangan di sekitar saluran hidung, memudahkan pernapasan dan pada akhirnya dapat membantu memulihkan indera penciuman dan rasa lebih cepat.[5]
Meskipun bawang putih tidak di hirup, dapat dengan menyesap ramuan panas dari siung bawang putih yang dihancurkan dengan ditambah air.[5]
4. Larutan Garam
Jika kehilangan indera penciuman karena alergi atau hidung tersumbat, untuk membantunya dapat mencuci dengan air asin. Hal ini dapat mengeluarkan alergen dan lendir dari rongga hidung.[7]
Dalam pembuatan larutan garam di rumah, yaitu dengan cara menambahkan satu sendok teh garam ke dalam secangkir air suling. Lalu, dengan menggunakan jarum suntik medis, semprotkan larutan ke satu lubang hidung. Saat melakukannya,, miringkan kepala ke belakang. Setelah itu, biarkan mengalir keluar dari mulut dan ulangi pada lubang hidung yang lainnya. Lakukan ini beberapa kali dalam sehari.[6]
5. Minyak Jarak
Minyak jarak memiliki kandungan anti-oksidan, sifat anti-inflamasi dan telah digunakan oleh orang-orang yang sering menderita gejala nyeri sinusitis dan alergi untuk mengurangi pertumbuhan polip hidung. Selain itu, juga bermanfaat dalam meredakan gejala batuk, pilek, membangun kembali indera penciuman sampai batas tertentu. Tergantung prefensi yang digunakan.[5]
Gunakan minyak jarak ini secara teratur selama masa pemulihan untuk melihat perbedaannya. Panaskan minyak jarak dan teteskan ke lubang hidung. Kemudian berlatihlah menghirup dalam-dalam. Selain itu, juga dapat menambahkan tetes minyak dalam uap secara teratur.[5]
6. Pelatihan Penciuman
Pelatihan penciuman merupakan obat yang ampuh dalam mengatur ulang otak untuk mengendus aroma dan mengendalikan indera penciuman dan rasa ke jalur semula. Banyak praktisi dan spesialis aroma terapi yang merekomendasikan pasien Covid untuk mencoba pelatihan penciuman. [5]
Pelatihan ini yaitu dengan mencium empat minyak essensial yang berbeda, seperti minyak mawar,lemon, cengkeh dan kayu putih. Lakukan selama 20-40 detik, dua atau tiga kali sehari. Jika beberapa aroma mungkin tampak terdistrosi, jangan berkecil hati karena ini tidak biasa.[5]
Bau-bau rutin, seperti produk sehari-hari misalnya sampo, sabun, bumbu masak juga dapat dilakukan selama masa pemulihan. Walaupun tidak segera berhasil, mungkin dapat membantu kembali sensasi kehilangan penciuman lebih awal.[5]
Cara Mengobati Secara Medis
7. Minocycline
Minocycline digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri termasuk pneumonia dan infeksi saluran pernapasan lainnya. Infeksi tertentu pada kulit,mata, limfatik, usus, genital dan sistem kemih. Juga infeksi tertentu lainnya yang disebarkan oleh kutu, tungau dan hewan yang terinfeksi.[8] Namun, tidak ada bukti pendukung untuk minocycline, sementara ada bukti yang masuk akal untuk pelatihan penciuman.[9]
8. Dekongestan hidung
Dekongestan hidung merupakan salah satu obat yang dapat mengatasi gejala virus corona ringan, menurut pakar medis.[10] Dekongestan dapat menyebabkan pembuluh darah di saluran hidung menyusut yang mengurangi hidung tersumbat. Sehingga dapat mencegah pengurangan pemupukan cairan di hidung. Dekongestan dapat membukan saluran hidung dan membuat bernapas lebih mudah serta meningkatkan indera penciuman. Dekongestan tersedia dalam bentuk semprotan, tetes dan inhaler.[11]
Kapan Harus Ke Dokter?
Pemasangan bukti anekdotal menunjukkan bahwa berkurangnya rasa bau dan hilangnya rasa, merupakan gejala signifikan yang terkait dengan Covid-19. Orang-orang yang merasakan itu, telah terlihat pada pasien yang akhirnya dinyatakan positif tanpa gejala lain.[12]
Di wilayah Italia, dokter mengatakan bahwa hilangnya rasa dan penciuman merupakan indikasi bahwa seseorang yang tampaknya sehat sebenarnya membawa virus dan mungkin menyebarkan ke orang lain.[12]
Oleh karena itu, sebaiknya jika mengalami anosmia atasi anosmia dengan pengobatan rumahan dan lakukan isolasi mandiri untuk menghindari penyebaran penyakit. Namun jika tidak ada kemajuan atau mengalami keraguan untuk mengatasinya, segera menghubungi dokter. Karena dokter umum dan spesialis THT akan memberi panduan tentang cara menangani apa yang dirasakan.