Daftar Istilah Penting Terkait Virus Corona dan Covid-19

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Salah satu jenisnya adalah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yaitu penyakit jenis baru yang... belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gagguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak nafas. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) / Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Dan kemudian pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Read more

Bersamaan dengan pandemi Covid-19 di seluruh dunia, semakin banyak istilah baru yang kita dengar dalam berita maupun artikel-artikel yang membahas mengenai penyakit ini.

Mendapatkan informasi yang benar adalah kunci untuk memahami bagaimana mencegah penyebaran Covid-19. Tapi, kadang memahami berita jadi agak sulit bila kita kurang mengerti istilah-istilah yang digunakan di dalamnya.

Untuk itu, berikut adalah daftar istilah penting seputar Covid-19 dan penjelasannya: [1, 3, 4]

Covid-19: singkatan dari “Coronavirus Disease 2019”, nama penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus atau virus corona baru SARS-CoV-2.

Virus corona (coronavirus): suatu kelompok virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga yang lebih berat, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Virus corona baru yang tengah mewabah saat ini disebut SARS-CoV-2 dan menyebabkan penyakit Covid-19.

Asimtomatik (asymptomatic): disebut juga OTG (orang tanpa gejala), yaitu orang yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi suatu penyakit. Dalam kasus Covid-19, ini berarti tidak ada demam, batuk kering, sakit tenggorokan, sesak nafas dan sakit badan serta gejala-gejala lain yang tidak umum. Namun, OTG tetap memiliki risiko menulari bila ada riwayat bepergian ke daerah yang terinfeksi.

ODP (orang dalam pemantauan): orang yang datang dari daerah dengan banyak kasus positif Covid-19 atau melakukan kontak dengan orang yang diduga terinfeksi (zona merah) namun belum menunjukkan gejala sakit.

PDP (pasien dalam perawatan): sebelum ada istilah ini, disebut sebagai suspek – yaitu orang yang menunjukkan gejala sakit seperti demam ≤38⁰C, batuk, sesak nafas dan memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19.

Confirm positif (confirmed positive case): kebalikan dari kasus suspek (sekarang disebut PDP) atau yang masih dugaan, orang yang sudah confirm berarti sudah menjalani tes Covid-19 dan hasilnya positif terinfeksi.

Super-spreader: orang yang sudah terinfeksi Covid-19 dan sangat berpotensi menularkannya kepada banyak orang melalui suatu jaringan karena ia melakukan kontak secara massal, misalnya pembicara dalam suatu seminar, pelatih olahraga, dan semacamnya.

Kontak erat (close contact): orang yang berisiko tertular suatu penyakit karena kedekatannya atau intensitas paparannya dengan orang yang positif terjangkit. Definisi kontak erat bisa berbeda pada tiap penyakit; untuk Covid-19, CDC menjelaskannya sebagai siapapun yang pernah berada dalam jarak 2 meter dari orang yang positif terinfeksi dalam jangka waktu yang cukup lama, atau pernah melakukan kontak langsung dengan kotoran dari orang yang terinfeksi.

Contact tracing: proses mengidentifikasi, memeriksa, mengatur, dan memonitor orang-orang yang sudah terpapar suatu penyakit menular melalui kontak dengan orang yang sudah terjangkit agar tidak menulari lebih banyak orang. Pada kasus Covid-19, memonitor juga berarti meminta orang yang sudah terpapar untuk melakukan karantina mandiri sebagai suatu usaha mengontrol penyebaran Covid-19.

Epidemi: kemunculan suatu penyakit menular yang menyebar luas dalam suatu komunitas atau wilayah geografis. Seringkali peningkatan jumlah kasusnya terjadi secara tiba-tiba.

Wabah (outbreak): pengertiannya sama dengan epidemi, tapi dengan satu pengecualian – wabah biasanya terbatas pada suatu area geografis tertentu saja. Covid-19 bermula sebagai wabah di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei di Cina pada akhir Desember 2019, ketika pemerintah Cina mengkonfirmasi bahwa mereka sedang merawat banyak kasus pneumonia atau radang paru-paru dengan penyebab yang belum diketahui.

Pandemi: suati epidemi yang sudah menyebar ke beberapa negara atau benua dan menginfeksi banyak orang. Pandemi biasanya terjadi ketika suatu jenis virus yang masih baru menyebar dengan mudah antarmanusia yang – karena virusnya masih baru bagi mereka – hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada samasekali imunitas terhadap penyakit yang disebabkan virus tersebut. Covid-19, yang dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO pada awal Maret, adalah pandemi pertama yang diketahui disebabkan oleh munculnya virus corona baru.

Karantina: memisahkan dan membatasi gerakan satu orang atau lebih yang sudah terpapar (atau berpotensi terpapar) suatu penyakit menular. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut ke lebih banyak orang.

Isolasi: pada skala yang lebih besar, isolasi berarti memisahkan orang-orang yang confirm positif tertular suatu penyakit dari orang-orang yang sehat. Jika Anda positif Covid-19, misalnya, maka Anda akan diisolasi untuk kepentingan kesehatan umum. Bisa dilakukan secara sukarela (isolasi mandiri di rumah) atau oleh pemerintah atau fasilitas kesehatan setempat.

Isolasi mandiri: secara sadar dan sukarela tetap tinggal di rumah dan tidak pergi ke sekolah atau ke kantor. Orang yang melakukan isolasi mandiri harus memonitor kesehatannya sendiri selama 14 hari setelah kembali dari suatu daerah yang diketahui memiliki jumlah pasien Covid-19 yang tinggi (zona merah).

Social-distancing: tindakan menjaga jarak dari orang lain sebagai usaha untuk memutus rantai penularan Covid-19. Social distancing bisa termasuk kerja dari rumah (work from home/WFH), membatalkan acara-acara yang melibatkan banyak orang, dan tetap berada dalam jarak 2 meter dari orang lain.

Lockdown: di Indonesia dikenal juga sebagai PSBB (pembatasan sosial berskala besar), yaitu langkah pencegahan darurat yang melarang keluar-masuknya orang dari dan ke daerah tertentu sebagai usaha untuk mengontrol penyebaran penyakit. Bila lockdown dilakukan dalam masa epidemi, orang-orang akan diminta untuk tidak keluar rumah tanpa ijin atau kepentingan tertentu.

Tingkat fatalitas kasus (case fatality rate): rasio kematian akibat Covid-19 berbanding jumlah total pasien yang terdiagnosa positif terjangkit penyakit tersebut.

APD (Alat Pelindung Diri): Pakaian atau peralatan khusus yang dipakai oleh tenaga kesehatan sebagai perlindungan dari hal-hal yang bisa menyebabkan infeksi, termasuk sarung tangan, gaun, apron, masker, respirator, goggle, dan pelindung wajah.

Respirator N95: juga disebut sebagai masker N95. Ini adalah masker APD yang digunakan oleh tenaga kesehatan saat merawat pasien positif Covid-19. Masker ini sangat ketat menutupi hidung dan mulut. Meskipun kelihatan seperti masker bedah, N95 sebetulnya adalah respirator yang mampu menyaring sekitar 95% partikel udara. CDC (pusat pengendalian dan pencegahan penyakit) tidak merekomendasikan masker ini untuk digunakan oleh masyarakat umum.

Ventilator: mesin yang membantu pasien bernafas bila paru-parunya rusak. Bila paru-paru tidak berfungsi, tubuh tidak mendapat cukup asupan oksigen sehingga harus dibantu ventilator. Mesin ini bertugas mengambil alih kerja paru-paru agar pasien bisa tetap bernafas sampai paru-parunya sembuh.

Droplet: butir cairan mengandung virus yang keluar saat seseorang batuk, bersin, bahkan berbicara. Droplet tidak bisa mengambang di udara, namun akan jatuh dan menempel pada permukaan benda-benda serta bisa terhirup oleh orang yang ada dalam jarak kurang dari 2 meter.

Transmisi lokal: penularan penyakit antarorang yang ada dalam area tertentu tanpa diketahui bagaimana mereka bisa terinfeksi pada awalnya. Biasanya tidak ada riwayat perjalanan ke daerah terinfeksi atau kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif.

Masa inkubasi: rentang waktu antara saat seseorang terinfeksi suatu virus hingga timbulnya gejala. Perkiraan masa inkubasi untuk Covid-19 adalah 2-14 hari.

Klaster (Cluster): sejumlah kasus yang muncul di suatu tempat pada waktu bersamaan.

Rapid test: tes laboratorium yang dilakukan secara cepat untuk memastikan seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak. Saat ini, metode rapid test yang dilakukan secara massal adalah PCR (polymerase chain reaction) yang menggunakan swab dan tes antibodi yang menggunakan sampel darah.

Swab: pengambilan sampel dari orang yang diduga terinfeksi suatu penyakit dengan menggunakan semacam cotton bud panjang yang dimasukkan ke hidung atau mulut hingga mencapai bagian nasofaring.

Disinfektan: cairan pembersih yang bisa membunuh kuman-kuman penyebab penyakit yang menempel pada permukaan benda-benda mati. [2]

Antiseptik: cairan pembersih yang bisa membunuh kuman-kuman untuk digunakan pada kulit. [2]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment