Waspadai 14 Dampak Negatif Sekolah Online

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Salah satu istilah yang paling sering digunakan setelah pandemi adalah “normal baru”. Normal baru dalam bidang pendidikan berarti peningkatan penggunaan alat pembelajaran secara online atau sekolah online. Pandemi COVID-19 telah memicu cara baru untuk belajar. [1]

Sekolah online telah diterapkan bagi para pelajar di seluruh dunia untuk meneruskan pendidikan di tengah serangan pandemi COVID-19. Akibat pandemi, sekolah ditutup dan sebanyak 1,2 juta pelajar di seluruh dunia tidak menghadiri sekolah secara fisik. Untuk mengatasinya dilakukan sekolah secara online. [2]

Sekolah online tak hanya memiliki sisi positif namun juga mempunyai beberapa dampak negatif misalnya penggunaan teknologi yang tak selamanya efisien, para pelajar lebih sulit memahami materi pelajaran yang diberikan, adanya isolasi sosial dan sederet dampak negatif lainnya. [2]

1. Membuat Pelajar Menjadi Lebih Malas

Salah satu dampak negatif dari sekolah online adalah membuat pelajar menjadi lebih malas. Ini disebabkan tidak ada yang mengingatkan mereka untuk mengerjakan tugas atau PR. Akibatnya, para pelajar menunda-nunda dalam mengerjakan tugas. [3]

Kurangnya motivasi dari dalam diri merupakan alasan yang membuat para pelajar gagal dalam menyelesaikan tugas yang diberikan saat sekolah online. Sekolah online membutuhkan motivasi dari dalam diri yang kuat serta keterampilan dalam mengatur waktu. [4]

2. Merasa Terisolasi

Sekolah online membuat pelajar tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan teman-temannya. Hal ini akan membuat para pelajar merasa terisolasi. Belajar sendiri dengan hanya komputer atau ponsel sebagai satu-satunya pendamping dapat menjadi hal yang mengerikan. [3]

3. Kurangnya Umpan Balik

Pada saat sekolah offline, guru dapat dengan segera memberikan umpan balik secara langsung kepada muridnya. Pelajar yang mengalami masalah dalam pelajaran dapat dengan cepat menyelesaikannya baik dalam kelas atau saat konsultasi di luar jam pelajaran. Dalam sekolah online, hal ini hanya dijumpai dalam jumlah yang sedikit. [4]

4. Kurangnya Interaksi Sosial

Sekolah online cenderung membuat para pelajar yang terlibat di dalamnya mengalami kekurangan interaksi, memandang dan berpikir di depan layar dalam jangka waktu yang lama, dan merasa jauh dan berjarak. Sebagai akibatnya, banyak pelajar dan guru yang menghabiskan banyak waktu untuk online merasa terisolasi secara sosial. [4]

Ini disebabkan akibat kurangnya komunikasi dengan manusia lain dalam hidup mereka. Isolasi sosial yang ditambah dengan kurangnya komunikasi kerap kali berujung pada masalah kesehatan mental seperti meningkatnya stres, kecemasan dan pikiran negatif. [4]

5. Tidak Mampu Fokus

Bagi para pelajar, salah satu tantangan terbesar sekolah online adalah kesulitan untuk fokus ke layar ponsel atau komputer dalam waktu yang lama. Sekolah online membuat pelajar mudah terganggu perhatiannya baik oleh media sosial atau situs lain. [1]

6. Buruknya Postur Tubuh

Banyak orang tua yang merasa khawatir akan bahaya terhadap kesehatan anak mereka selama sekolah online. Sebab banyak dari para pelajar menghabiskan banyak waktu memandangi layar ponsel atau komputer dan membuat mereka mengembangkan postur tubuh yang buruk dan masalah kesehatan fisik lainnya. [1]

Tidak seperti di ruang kelas, para pelajar tidak terikat harus duduk dengan baik saat sekolah online di rumah. Alasan paling umum terhadap peningkatan nyeri punggung atau nyeri fibromialgia adalah mengikuti sekolah online di atas tempat tidur atau sofa. [5]

7. Mendapat Nilai Jelek

Sekolah online membuat pelajar membutuhkan jaringan internet yang bagus. Ketika jaringan tersendat-sendat secara tidak terduga, pelajar tidak bisa mengumpulkan tugas mereka tepat waktu atau ketinggalan petunjuk dalam mengerjakan tugas. Hal ini bisa berakibat pada pengetahuan mereka dan mungkin mendapat nilai yang jelek. [2]

8. Sulit Memahami Materi

Para pelajar mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Hal ini dapat disebabkan adanya pengganggu yang mencuri fokus para pelajar dari kelas online. Para pelajar dapat dengan mudah menjadi terganggu perhatian saat tak berada di lingkungan sekolah di depan para guru dan pelajar lainnya. [2]

9. Kurangnya Perkembangan Keterampilan Komunikasi

Selama sekolah online, perkembangan keterampilan komunikasi sering kali diabaikan. Akibat kurangnya komunikasi secara langsung pada saat berlangsungnya sekolah online, pelajar merasakan kesulitan atau tidak mampu bekerja dalam kelompok secara efektif. [4]

Mengabaikan keterampilan komunikasi para pelajar akan berujung pada banyaknya lulusan yang bagus dalam pengetahuan secara teoritis namun gagal dalam memberikan pengetahuannya kepada orang lain. [4]

10. Sering Mencontek

Sekolah yang diselenggarakan secara online membuat para pelajar lebih mudah dalam melakukan kecurangan dan mencontek saat mengerjakan tugas yang diberikan. Para pelajar tidak bisa diamati secara langsung selama mengerjakan tugas tanpa bantuan video membuat deteksi kecurangan menjadi lebih rumit. [4]

11. Peningkatan Stres dan Kecemasan

Kurangnya komunikasi secara langsung dengan manusia lainnya selama sekolah online diselenggarakan dapat menyebabkan peningkatan stres dan kecemasan baik pada pelajar maupun pada guru yang ikut terlibat di dalamnya. [2]

11. Kurang Aktivitas Fisik

Sekolah online mengakibatkan para pelajar mengalami kekurangan aktivitas fisik. Anak-anak yang secara fisik tidak aktif akan kehilangan ketahanan otot sehingga saat mereka kembali sekolah offline di masa depan akan kesulitan untuk mengikuti kelas olahraga karena otot yang kaku. [5]

Selain otot yang kaku, kurang aktivitas fisik akibat sekolah online juga membawa dampak lain yaitu obesitas. Kasus obesitas pada anak-anak meningkat selama masa sekolah online. Makan terus-menerus, tersedianya makanan junk food dan kurangnya aktivitas fisik turut berperan dalam kasus obesitas. [5]

12. Kekurangan Vitamin D dan Kalsium

Selain kekurangan aktivitas fisik, para pelajar yang mengikuti kelas online juga rentan terhadap masalah lain yakni kurangnya paparan terhadap sinar matahari. Akibatnya, para pelajar bisa kekurangan kalsium dan vitamin D apabila tidak diberikan asupan yang cukup. [5]

13. Cedera

Peningkatan cedera pada anak-anak selama masa sekolah online disebabkan karena terlalu bersemangat atau terlalu putus asa terisolasi di rumah. Anak-anak ingin berkegiatan di luar rumah dan kebugaran mereka menurun akibat adanya lockdown. [5]

14. Kurangnya Tekanan

Kurangnya komunikasi tatap muka secara langsung menghambat umpan balik dari pelajar, menyebabkan isolasi sosial, dan dapat menyebabkan pelajar merasa kekurangan dorongan dari luar.

Kurangnya tekanan atau dorongan dari luar merupakan suatu dampak negatif sebab para pelajar dapat dengan mudah melalaikan tugas-tugas yang diberikan. [4]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment