7 Efek Samping Terlalu Banyak Konsumsi Gula Merah

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Gula merah berasal dari sulingan getah pohon palem yang diolah menggunakan suhu panas yang tinggi sehingga terbentuk cairan yang  mengkaramel atau mengeras.[1] Gula merah menurut SNI (1995), memiliki kandungan sukrosa minimal 77%, gula reduksi maksimal 10%, kadar air maksimal 10%, kadar abu maksimal 2%, padatan tidak larut dalam air maksimal 1 % dan gula merah dengan mutu baik berwarna kuning sampai kecoklatan.[2]

Gula merah dianggap lebih sehat ketimbang pemanis lain. Hal ini dikarenakan dalam proses pembuatannya, minim penggunaan bahan kimia bahkan tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Oleh karenanya, kandungan vitamin dan mineral nabati yang tinggi tetap ada sehingga bermanfaat bagi kesehatan[3].

Selain itu gula merah memiliki glycemic index (GI)  yang rendah, hal ini lah yang menyebabkan kadar gula darah tidak melonjak seketika. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gula merah merupakan alternatif  lain dari pemanis yang baik untuk penderita diabetes[3] .

Glycemic index (GI) yang rendah mampu membantu penurunan berat badan, meningkatkan kinerja dalam berolahraga, dan mengurangi risiko yang terkait dengan penyakit jantung dan hipertensi. [1]

Selain manfaat yang ada, konsumsi gula merah berlebih mampu menimbulkan efek samping yang tidak baik bagi tubuh, yakni sebagai berikut:

1. Menaikan berat badan

Gula merah memiliki kalori dan karbohidrat dan apabila dikonsumsi secara berlebihan maka akan menambah jumlah kalori dan karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa penelitian membenarkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi gula dapat mengakibatkan penambahan berat badan dan menambah resiko terkena obesitas.[4]

Dalan beberapa penelitian juga dipaparkan bahwa gula dapat menyebabkan seseorang untuk makan dalam jumlah yang lebih banyak. Kelebihan berat badan dan juga obesitas mampu menaikkan resiko terkena beberapa penyakin kronis, termasuk diabetes.[4]

2. Menyebabkan Diabetes

Meski gula merah dianggap lebih baik dari pemanis lain seperti gula pasir pada umumnya, namun konsumsi berlebih mampu meningkatkan kadar gula dalam darah. Hal ini tentu berbahaya bagi penderita diabetes, bahkan meningkatnya kadar gula dalam darah dapat mengakibatkan seseorang terkena diabetes tipe 2. [3]

3. Mengalami penuaan

Molekul gula masuk ke dalam darah bersamaan dengan protein dan beberapa molekul yang berbahaya AGEs (Advanced glycogen end products), yang mana merusak elastisitas dan kolagen, yang membuat kulit rapuh dan mempengaruhi kekokohan struktur kulit. AGEs juga menetralisir enzim anti-oksidatif yang melindungi kulit dari sinar matahari yang berbahaya. Hal tersebut yang akhirnya membuat barier kulit berkurang dan akhirnya mengakibatkan kulit mengalami penuaan.[3]

4. Menaikkan level stress

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa seseorang dengan konsumsi gula berlebih, mampu meningkatkan resiko terkena gangguan kognitif, anxiety atau kecemasan, dan juga stress. [4] Terdapat pula hipotesis yang menunjukkan bahwa konsumsi sukrosa mampu menghasilkan konsekuensi patofisiologis seperti perubahan neuron morfologis, pemrosesan emosional yang berubah, dan perilaku. [5]

5. Reaksi Alergi

Di Indonesia masih ditemukan penggunaan sulfite pada makanan, dan juga ditemukan pada gula merah yang dijual di pasaran.[6] Adanya sulfite ini dapat mengakibatkan reaksi alergi yang berupa pusing, gangguan pernapasan, nyeri pada perut, diare, mual, dan lain-lain.[7]  

6. Kecanduan

Kelebihan konsumsi gula dapat merusak kinerja kognitif dan pengendalian diri pada seseorang. Bagi kebanyakan orang, konsumsi gula mampu merangsang otak untuk mengonsumsi lebih banyak gula. Selain mengakibatkan kecanduan, gula yang memiliki efek seperti “reward” atau “penghargaan” bagi orang yang mengonsumsinya. Para ilmuan telah mengemukakan bahwa perpaduan makanan manis, yang dimakan bersama makanan asin dan berlemak dapat menghasilkan rasa candu yang mendorong hilangnya kontrol pada diri, yang berujung pada makan berlebih. [8]

7. Gangguan pada Otak

Peningkatan glukosa dalam aliran darah dapat berbahaya bagi otak, hal ini mengakibatkan fungsi kognitif yang melambat, terjadi penurunan memori ingatan, dan penurunan kontrol otak dalam bertindak. Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi gula berlebih dapat menimbulkan peradangan pada orak, hal ini lah yang menyebabkan adanya kesulitan dalam mengingat[8].

Pembatasan dalam konsumsi gula merah

Juga ditemukan adanya inflamasi, namun kabar baiknya adalah kerusakan inflamasi akibat gula ini mungkin tidak permanen. Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients pada tahun 2015 menemukan pengurangan konsumsi gula dan suplementasi dengan asam lemak omega-3 dan kurkumin meningkatkan memori kerja. [8]

Untuk menghindari adanya efek samping dari gula merah, perlu adanya pembatasan dalam konsumsi gula. Meski tiap orang memiliki kebutuhan gula yang berbeda-beda, namun American Heart Assosiation atau Asosiasi Jantung Amerika menyarankan untuk menaati batasan konsumsi gula harian. Yakni, tidak lebih dari 9 sendok teh, sekitar 36 gram atau 150 kalori perharinya pada laki-laki. Sedangkan pada perempuan, sekitar 6 sendok teh, sekitar 25 gram atau 100 kalori.[9]

Gula merah memiliki kandungan sukrosa yang lebih rendah, yakni 70-80% sukrosa dan jaggery sekitar 50% sukrosa. [10] Sehingga batasan konsumsi gula merah dapat lebih banyak dari gula pasir biasa yakni 10-16 sendok teh perharinya. Meski begitu, kontrol dalam penggunaan gula harus tetap dijaga agar tidak mengonsumsi gula secara berlebihan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment