Epoprostenol merupakan obat dari golongan prostasiklin yang dapat dikonsumsi secara oral dan merupakan metabolit asam arakidonat yang bersifat antihipertensi dan berperan dalam menghambat trombosit [3]. Dalam dunia medis, epoprostenol digunakan sebagai obat untuk hipertensi pulmonal dan pencegahan terjadi agregasi platelet [4].
Daftar isi
Agar lebih mengenal dan memahami epoprostenol, berikut ini kami sajikan informasi penting untuk anda simak [4,5]:
Indikasi | Untuk mengobati pasien penderita hipertensi pulmonal serta sebagai tindakan pencegahan terhadap terjadinya agregasi platelet. |
Kategori | Harus dengan resep dokter |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Prostacyclin |
Bentuk | Infus |
Kontraindikasi | Hipersensitif. Disfungsi parah pada ventrikel kiri. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Paracetamol: → Pasien yang memiliki alergi terhadap epoprostenol → Pasien penderita diatesis hemoragik → Pasien yang sudah pernah menggunakan epoprostenol sebelumnya → Pasien dengan gagal jantung atau jantung lemah → Lansia, ibu hamil dan menyusui |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil |
Epoprostenol berasal dari golongan prostacyclin yang merupakan anggota keluarga molekul lipid bernama eicosanoid [3]. Epoprostenol diproduksi dalam sel endotel dari prostaglandin H2 (PGH2) dengan dibantu oleh enzim prostacyclin synthase [3].
Adapun beberapa manfaat epoprostenol dalam dunia medis, antara lain:
Epoprostenol dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi pulmonal pada pasien anak-anak dan dewasa, serta untuk mencegah terjadinya penggumpalan trombosit pada pasien dewasa. Berikut ini merupakan dosis pemberian epoprostenol [4,5]:
Parenteral/Injeksi ⇔ Hipertensi Pulmonal → Dosis Awal: 2 ng / kg / menit lalu tingkatkan sebesar 2 ng / kg / menit pada interval 15 menit sampai manfaat hemodinamik maksimal atau terjadi pembatasan dosis. Selanjutnya berikan 4 ng / kg / menit kurang dari laju infus maksimum yang dapat ditoleransi. → Dosis Pemeliharaan: Sesuaikan dengan respon tubuh pasien. Apabila terjadi gejala berulang maka naikkan dosis sebesar 1 – 2 ng / kg / menit dengan interval 15 menit. Sebaliknya, jika efek samping terjadi maka turunkan dosis sebesar 1 – 2 ng / kg / menit dengan interval 15 menit. ⇔ Pencegahan penggumpalan trombosit → 4 ng / kg / menit melalui injeksi intravena (IV) sebelum dialisis, lalu → 4 ng / kg / menit ke saluran masuk dialyzer selama dialisis berlangsung |
Parenteral/Injeksi ⇔ Neonatus (usia 0 – 28 hari) → Dosis Awal: 2 ng / kg / menit diberikan melalui infus → Dosis Pemeliharaan: Sesuaikan dengan respon tubuh pasien ⇔ Usia 1 bulan hingga 17 tahun → Dosis Awal: 2 ng / kg / menit diberikan melalui infus, naikkan menjadi 40 ng / kg / menit jika perlu → Dosis Pemeliharaan: Sesuaikan dengan respon tubuh pasien |
Hipertensi pulmonal atau juga dikenal dengan istilah pulmonary arterial hypertension (PAH) merupakan kondisi dimana tekanan darah tinggi (hipertensi) terjadi pada arteri yang membawa darah dari jantung menuju paru-paru [1].
Hal tersebut menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru serta menimbulkan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, dan pusing [2]. Apabila tidak ditangani dengan serius, hipertensi pulmonal dapat menyebabkan kompliikasi serius seperti gagal jantung atau aritmia [1,2].
Pada umumnya penyakit ini disebabkan oleh left heart disease (LHD), meskipun sel sabit, emboli paru, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) juga dianggap dapat mengakibatkan hipertensi pulmonal [2].
Umumnya, pasien yang menggunakan epoprostenol mengalami efek samping sebagai berikut [5,9]:
Berikut ini merupakan beberapa efek samping lain dari penggunaan epoprostenol [4]:
Selain efek samping tersebut di atas, berikut ini merupakan daftar efek samping epoprostenol menurut tenaga medis [5]:
Pastikan anda segera memberitahukan pada dokter maupun tenaga kesehatan apabila anda mengalami efek samping dari penggunaan epoprostenol.
Berikut ini kami sajikan informasi mengenai detil epoprostenol yang perlu anda pahami [3,4,5,6,9]:
Penyimpanan | Simpan dalam ruangan dengan suhu antara 15-25 ° C. |
Cara Kerja | → Deskripsi : Epoprostenol berasal dari golongan prostacyclin yang memiliki sifat vasodilatasi dan antiplatelet. Epoprostenol bekerja pada reseptor untuk mengaktifkan siklase adenilat intraseluler dan meningkatkan konsentrasi siklik adenosin monofosfat (cAMP) pada platelet. Peningkatan cAMP dapat mengurangi agregasi platelet serta trombogenesis dan penggumpalan trombosit. Selain itu, epoprostenol sebagai vasodilator juga berfungsi melebarkan pembuluh darah arteri perifer. → Farmakokinetik -Distribusi: Didistribusikan oleh darah dengan volume 357 mL/kg -Metabolisme: Secara cepat dimetabolisme melalui proses hidrolisis dalam plasma dan jaringan perifer menjadi dua metabolit primer, yakni 6-keto-PGF1α dan 6,15-diketo-13,14-dihydro-PGF1α, -Ekskresi: Diekskresikan melalui urin (84%) dan feses (4%) Waktu paruh eliminasi: Berkisar antara 3 hingga 6 menit |
Interaksi dengan obat lain | → Efek hipotensi yang ditingkatkan oleh vasodilator lain, diuretik, asetat dalam cairan dialisis. → Peningkatan risiko perdarahan dengan antikoagulan dan antiplatelet. |
Overdosis | ⇔ Gejala: → Flushing → Sakit kepala → Hipotensi → Takikardia → Mual dan muntah → Diare ⇔ Cara Mengatasi: Perawatan simtomatik dan suportif sangat diperlukan, beberapa diantaranya ialah mengurangi dosis atau menghentikan penggunaan obat. |
Pengaruh pada hasil lab | Dapat menyebabkan penurunan jumlah trombosit. |
Beberapa pertanyaan yang sering diajukan terkait penggunaan epoprostenol ialah sebagai berikut:
Adakah makanan yang harus saya hindari selama menggunakan epoprostenol?
Secara umum, tidak ada makanan yang secara spesifik harus dihindari selama pengobatan menggunakan epoprostenol [6]. Tetapi pasien penderita hipertensi pulmonal sebaiknya menghindari makanan yang dapat memicu hipertensi seperti alkohol atau kopi.
Apakah penggunaan epoprostenol berdampak pada kenaikan atau penurunan berat badan?
Salah satu efek samping pengobatan hipertensi pulmonal menggunakan epoprostenol ialah penurunan berat badan [5].
Apa yang terjadi jika saya menghentikan penggunaan epoprostenol?
Menghentikan penggunaan epoprostenol secara mendadak dapat berakibat fatal pada pasien [6]. Apabila anda mengalami gejala efek samping atau overdosis obat sehingga harus menurunkan atau menghentikan dosis penggunaan epoprostenol, maka turunkan dosis sebesar 1 hingga 2 ng/kg/menit dengan interval 15 menit sampai ditemukan dosis baru yang sesuai dengan respon tubuh anda, atau hentikan penggunaan epoprostenol setelah mencapai dosis kurang dari 10 ng/kg/menit [4].
Berikut ini merupakan contoh merk dagang yang mengandung epoprostenol di pasaran [5]:
Brand Merek Dagang |
Fiolan |
Veletri |
[1] Anonim. diakses 2020. MedlinePlus.gov. Pulmonary Hypertension.
[2] Anonim. diakses 2020. National Heart, Lung, and Blood Institute. Pulmonary Hypertension.
[3] Anonim. Revisi terakhir 2020. National Library of Medicine. Epoprostenol.
[4] Anonim. diakses 2020. Mims Indonesia. Epoprostenol.
[5] Anonim. diakses 2020. Drugs.com. Epoprostenol.
[6] PHA’s Scientific Leadership Council. Revisi terakhir 2013. Pulmonary Hypertension Association. Epoprostenol: Treatments for Pulmonary Hypertension.
[7] Kristina Kemp, MD., Laurent Savale, MD., PhD., Dermot S. O’Callaghan, MD., Xavier Jais, MD., David Montani, MD., PhD., Marc Humbert, MD., PhD. & Gerald Simonneau, MD., Olivier Sitbon, MD., PhD. 2012. The Journal of Heart and Lung Transplantation. Usefulness of first-line combination therapy with epoprostenol and bosentan in pulmonary arterial hypertension.
[8] Irwin Reiss, Robert-Jan Houmes & Dick Tibboel. 2008. Elsevier. Mechanical Ventilation.
[9] Derek G. Waller, BSc (HONS)., DM., MBBS (HONS)., FRCP. & Anthony P. Sampson, MA., PhD., FHEA., FBPhS. 2018. Elsevier. Medical Pharmacology and Therapeutics: Fifth Edition.