4 Gejala Cacar Air pada Anak dan Penanganannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Cacar air atau varicella adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. [1,2,3,4] Virus tersebut merupakan virus DNA dan termasuk dalah kelompok herpesvirus. [2] Virus varicella-zoster dapat menyebabkan morbiditas pada anak-anak yang normal dan memliki masalah dengan sistem imun. Virus itu sangat menular, apalagi pada anak-anak.[3]

Terdapat laporan yang menyatakan bahwa adanya infeksi varicella primer yang jumlahnya mendekati angka kelahiran yaitu sebanyak 3-4 juta, dan diperkirakan 300.000-500.000 pasien meminta bantuan medis untuk kondisi tersebut dan komplikasi yang muncul. [3]Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, infeksi primer dari virus ini akan menghasilkan penyakit  cacar air dengan gejala sebagai berikut:

1. Ruam merah yang akan berubah menjadi blister (seperti kulit melepuh)

Pada anak-anak, umumnya gejala awal dari cacar air adalah adanya ruam merah dan terasa gatal. Berbeda dengan orang dewasa, yang gejala awalnya adalah panas dan lemas. Ruam tersebut biasanya timbul terlebih dahulu pada kulit kepala, kemudian wajah dan badan lalu menyebar ke seluruh tubuh[1].

Ruam tersebut akan berubah menjadi lesi (kulit abnormal) seperti blister atau kulit yang melepuh dalam 24 jam. Blister tersebut mengandung cairan yang tidak berwarna dengan diameter biasanya 1 sampai 4 mm. Blister tersebut kemudian akan pecah dan mongering dan menjadi koreng. Biasanya akan membutuhkan waktu seminggu untuk seluruh blister menjadi koreng. [2].

2. Gatal pada bagian yang ruam

Orang yang terinfeksi cacar air akan merasakan gatal-gatal pada bagian yang ruam baru kemudian akan muncul lesi. [1,2]

3. Demam

Anak-anak yang sehat dan terkena infeksi cacar air biasanya akan merasakan demam dengan suhu mencapi 39oC. [1,2]

4. Gejala sistemik lainnya

Anak-anak yang terinfeksi kemungkinan akan merasakan kelelahan, sakit kepala dan kehilangan nafsu makan yang akan menghilang selama 2-4 hari setelah timbul ruam. [1,2]

Gejala-gejala tersebut pada umumnya akan pulih dalam waktu 7-10 hari, tapi pada kasus khusus, cacar air dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Tapi komplikasi ini jarang terjadi apa anak-anak atau orang yang sehat. Terdapat sekelompok orang yang berisiko terkena komplikasi ini seperti bayi, remaja, orang dewasa, ibu hamil, dan orang yang memiliki permasalahan dengan sistem imun[1].

Komplikasi yang mungkin bisa terjadi adalah infeksi bakteri pada bagian kulit yang terkena dampak cacar air, pneumonia, infeksi pada otak, permasalahan pada perdarahan, dehidrasi, dan sindrom rare (jarang terjadi)[2].

Umumnya, pemulihan dari infeksi primer cacar air dapat menghasilkan imunitas terhadap virus ini selamanya pada orang yang sehat. Infeksi kedua dari cacar air pada orang sehat tidak biasa terjadi, dan biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah dengan sistem imun. [1,2]

Semua pasien yang terkena cacar air harus dipisahkan dan diisolasi agar tidak menyebarkan infeksi ini. Berdasarkan CDC, jika satu orang terkena cacar air, 90% orang yang berada di sekitar orang tersebut dan belum divaksin akan tertular. Hal tersebut disebabkan karena memang virus ini cepat sekali menular ke orang terdekat. [1,4]

Pada anak-anak yang memilki gejala ringan dan tidak ada komplikasi, penanganan penyakit cacar air ini bisa dilakukan di rumah saja. Jika, anak-anak merasa gatal terus menerus, para orang tua bisa membantunya dengan memberikan lotion kalamin, atau melakukan mandi menggunakan air dingin[1].

Hal tersebut bisa mengurangi rasa gatal. Kuku pada anak juga harus dipotong agar dapat mengurangi kerusakan jika anak menggaruk blister kulit tersebut tidak sengaja. Jika, memang si anak telah menggaruk blister kulit, anak harus langsung cuci tangan menggunakan air dan sabun. [1]

Cara penanganannya

Untuk mengurangi gejala panas pada anak yang akan membuat mereka tidak nyaman, dapat digunakan obat penurun panas seperti paracetamol. Hindari pemakaian obat aspirin dan ibuprofen. Aspirin pada penyakit cacar air diketahui dapat menyebabkan sindrom Reye, yaitu penyakit berat yang mempengaruhi hati dan otak sehingga menyebabkan kematian[1].

Sedangkan ibuprofen kemungkinan dapat menyebabkan infeksi bakteri pada kulit dan mengancam jiwa. Untuk yang memilki gejala berat dan komplikasi, bisa segera hubungi dokter atau klinik terdekat. Infeksi cacar air ini bisa dicegah dengan pemberian vaksin.

Pemberian vaksin dua dosis memberikan 90% kefektifan dalam pencegahan cacar air. Pemberian vaksin dapat memberikan perlindugan pada diri sendiri dan juga orang lain. Beberapa orang yang sudah divaksin masih ada yang terkena penyakit cacar air. Namun, gejala yang dialami akan lebih ringan dibandingkan yang belum divaksin sepert blister yang tidak ada atau sedikit, ataupun tidak mengalami demam. [1]

Virus varicella-zoster bertahan dalam tubuh kita sebagai infeksi laten setelah infeksi primer (pertama). Yang dimaksud infeksi laten adalah bakteri patogen tidak aktif di dalam tubuh, dan dapat berubah menjadi aktif. Maka, infeksi primer dengan virus varicella-zoster dapat menghasilkan penyakit cacar air, sedangan infeksi laten dapat aktif kembali dan menghasilkan penyakit herpes zoster. Virus ini memiliki waktu bertahan yang tidak panjang di lingkungan. [2]

Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan konjungtiva (lapisan tipis yang berada di mata). Kemudian mereka melakukan replikasi pada bagian nasofaring dan kelenjar getah bening. Viremia (virus masuk ke dalam aliran darah) primer terjadi 4 sampai 6 hari setelah infeksi dan menyebar pada organ-organ lain seperti hati, limpa dan ganglion pada sensorik. Masa inkubasi virus ini adalah 14 sampai 16 hari setelah terpapar, dengan batasan 10 sampai 21 hari. [2]   

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment