Leukoedema: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti
Leukoedema adalah lesi jinak berwarna putih keabuan pada mukosa mulut. Pada umumnya leukoedema tidak menunjukkan gejala dan tidak bersifat ganas, namun etiologi masih tidak diketahui secara pasti. Leukoedema... diduga berasal dari iritasi lokal berulang yang terjadi pada mukosa mulut akibat iritan seperti akumulasi debris mulut, tembakau, dan bumbu makanan. Walaupun prevalensi leukoedema bervariatif pada berbagai grup etnis dan demografis, studi menemukan adanya hubungan leukoedema akibat kebersihan mulut yang buruk, kebiasaan merokok, serta tingginya konsumsi makanan berbumbu pedas yang berakibat pada iritasi lokal berulang. Merokok diduga sebagai faktor utama pada perkembangan kanker mulut, leukoplakia, stomatitis nikotin, dan leukoedema. Pada sebuah studi dilaporkan bahwa 75% pasien rawat inap yang merokok menunjukkan lesi leukoedema. Studi lain juga menunjukkan bahwa leukoedema terdapat pada 60% individu yang memiliki kebiasaan merokok. Read more

Leukoedema merupakan salah satu variasi mukosa yang sudah diketahui sejak tahun 1953. Prevalensi leukoedema ini sangat bervariasi dari 0.96%-58% tergantung dari daerah dan ras.

Prevalensi tertinggi ditemukan pada daerah Afrika-Amerika, sedangkan 2.2% keluhan leukoedema ditemukan pada daerah Asia. [1] [2]

Apa itu Leukoedema?

Leukoedema adalah variasi mukosa pada rongga mulut yang terlihat sebagai lesi berlipat dengan warna putih opak keabuan.

Pada umumnya lesi yang disebabkan leukoedema muncul pada daerah bibir dan buccal atau daerah bagian dalam pipi. Leukoedema dianggap sebagai hal yang tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan medis khusus. [3]

Berikut ini beberapa fakta mengenai leukoedema:

  • Prevalensi leukoedema lebih tinggi pada pasien ras kulit hitam

Studi literatur menyebutkan bahwa prevalensi leukoedema pada pasien berkulit hitam adalah 90%. Hal ini disebabkan oleh warna kontras pada bagian rongga mulut pasien yang dapat dilihat lebih jelas dibandingkan pasien berkulit putih. [4]

  • Leukoedema terjadi pada berbagai usia

Leukoedema yang dapat terjadi pada semua usia baik pada bayi, balita, dan orang dewasa. Penelitian sebelumnya melaporkan kasus leukoedema pada pasien berumur dua tahun. [2] Namun, puncak kasus terbanyak terdapat pada orang dewasa dengan umur bekisar 41-45 tahun. [1]

Penyakit leukoplakia memiliki ciri yang agak sama dengan leukoedema, dimana terdapat lesi berwarna putih pada mukosa rongga mulut. Namun, struktur lesi pada leukoedema berlipat dan warna keputihan pada leukoedema terlihat menghilang saat diregangkan. Pada penyakit leukoplakia lesi berbentuk bulat dan seragam. [5]

  • Leukoedema tidak berhubungan dengan potensi kanker

Pada awalnya leukoedema dicurigai menjadi salah satu lesi pemicu kanker. Namun, penelitian terakhir membuktikan bahwa gejala leukoedema tidak memiliki potensi terhadap kanker. [6]

Mekanisme Leukoedema dalam Tubuh

Keluhan leukoedema umumnya muncul sebagai akibat dari kurangnya lapisan mukosa pada rongga mulut. Pada umumnya, leukoedema disebabkan oleh deskuamasi/pengikisan pada sel epitel dan keranosit.

Pengikisan tersebut berdampak pada permeabilitas sel dan kemampuan sel dalam menyerap cairan. Hal ini berakibat pada pembengkakan dan akumulasi cairan pada keratinosit sehingga membran mukosa mengkerut dan berlipat. [1] [4]

Gangguan pigmentasi pada jaringan epitelium kemudian menyebabkan warna jaringan yang lebih putih hingga berwarna keabuan. Tingkat keparahan leukoedema tergantung dari seberapa banyak gangguan pada sel epitel. [1] [6]

Tingkat Keparahan Leukoedema

Penelitian oleh Sandstead and Lowe melakukan klasifikasi tingkat keparahan leukoedema dengan ciri sebagai berikut: [10]

  • Leukoedema ringan. Pada tingkat ringan, warna mukosa pada pasien adalah opak dan tidak terlalu putih.
  • Leukoedema sedang. Pasien dengan leukoedema sedang umumnya memiliki mukosa yang berwarna putih dengan permukaan lesi yang kasar seperti granul.
  • Leukoedema berat. Lesi pada pasien dengan leukoedema berat sangat tebal dengan warna abu-abu dan menyebabkan rasa sakit pada pasien.

Penyebab Leukoedema

Penyebab leukoedema pada dasarnya belum banyak diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan relasi leukoedema dengan beberapa penyebab seperti:

Iritasi pada Mukosa Mulut

Iritasi pada rongga mulut dapat mempengaruhi mukosa pada mulut. Iritasi tersebut dapat disebabkan oleh kebiasaan berikut: [5] [7] [8]

  • Konsumsi tembakau. Konsumsi tembakau tidak selalu dengan merokok, mengunyah tembakau yang tidak dibakar juga berkorelasi positif dengan leukoedema. Sebuah penelitian melaporkan bahwa 10% dari 975 pasien yang mengkonsumsi tembakau memiliki keluhan leukoedema.
  • Kebiasaan mengisap juga dilaporkan menjadi salah satu penyebab leukoedema.
  • Paparan pasta gigi berbahan aktif natrium lauret sulfat (SLS)
    Penggunaan pasta gigi berbahan tersebut disebutkan berkorelasi positif terhadap leukoedema. SLS merupakan molekul detergen anion yang umumnya digunakan untuk memberikan efek berbusa pada pasta gigi. Penelitian melaporkan penggunaan SLS pada pasta gigi dapat menyebabkan pengikisan sel epitel yang berujung pada leukoedema.

Maloklusi

Maloklusi merupakan kondisi yang tidak sempurna dimana gigi rahang atas dan bawah tidak dapat menutup secara sempurna saat rahang dikatupkan.

Maloklusi dapat terjadi akibat kebiasaan anak-anak yang sering menghisap saat kecil sehingga merubah model rahang dan gaya tumbuh gigi.

Gejala Leukoedema

Pada umumnya pengidap leukoedema akan menemukan lesi pada area dalam mulut seperti daerah pipi dan bibir. Saat area mulut diregangkan, warna keputihan pada lesi akan menghilang. [3]

Jika lesi tidak hilang atau menimbulkan rasa sakit pasien disarankan melakukan konsultasi dengan dokter untuk memastikan gangguan tersebut adalah leukoedema atau penyakit lainnya. [5]

Komplikasi Leukoedema

Leukoedema umumnya tidak berbahaya dan tidak membutuhkan pengobatan khusus.

Namun, pada kondisi tertentu leukoedema yang awalnya muncul pada daerah buccal dapat menyebar ke area bibir, bawah lidah, dan faring.  

Sayangnya kerap kali keluhan ini sulit dibedakan dengan leukoplakia, lichen planus, dan kanker mulut yang memiliki kemiripan lesi pada rongga mulut.

Oleh sebab itu, identifikasi dan diagnosis tetap diperlukan sebagai bentuk konfirmasi leukoedema pada pasien. [4]

Diagnosis Leukoedema

Leukoedema terkadang sulit dibedakan dengan penyakit lesi lainnya di dalam mulut, umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:

Observasi Klinis

Umumnya dokter akan menanyakan riwayat hidup pasien, seperti kebiasaan merokok, penggunaan pasta gigi berbahan dasar SLS, mengunyah tembakau, dan mengisap.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan pada daerah mulut pasien. Leukoedema umumnya dikarakterisasi dengan keberadaan jaringan lesi putih leukoedema masih bersifat elastis atau fleksibel yang disertai pembengkakan akibat inflamasi. [1] [11]

Teknik Sitologi Eksfoliatif (Pap Smear)

Ciri leukoedema agak sulit dibedakan dengan gejala kanker skuamosa. Teknik sitologi eksfoliatif, umumnya digunakan untuk mengobservasi kemungkinan adanya sel kanker ganas atau tidak. Prosedur metode pemeriksaan ini adalah sebagai berikut: [1] [11]

  • Lapisan mukosa mulut pada lesi diambil dengan menggunakan sikat khusus, kemudian diulas ke kaca preparat.
  • Sampel difiksasi dengan etanol atau isopropanol untuk disimpan dan dibawa untuk analisis lab.
  • Pewarnaan dengan reagen Papanicolaou diaplikasikan untuk memberi warna pada sel. Hal ini diperlukan untuk membedakan sel yang sehat dan tidak.
  • Sel leukoedema akan berbentuk polihedron tidak beraturan dan berlipat. Diameter sel leukoedema cukup beragam antara 18µm hingga 60µm.
  • Apabila tidak ditemukan tanda-tanda sel kanker, namun hanya diindikasikan mengalami inflamasi, maka dapat dipastikan lesi tersebut adalah leukoedema.

Cara Mengobati Leukoedema

Pada dasarnya leukoedema merupakan variasi normal mulut sehingga tidak memperlukan perawatan khusus.

Jika gejala leukoedema yang muncul disebabkan oleh kebiasaan merokok dan iritasi bahan aktif pada pasta gigi, maka gejala tersebut dapat dikurangi dengan menghindari kebiasaan tersebut. [2] [5]

Beberapa penelitian menyebutkan perbaikan kebiasaan merokok, mengunyah tembakau, dan menggunakan pasta gigi yang tidak berbahan SLS dapat mengurangi leukoedema hingga menghilangkan gejala. [5] [8]

Pengobatan topikal menggunakan tretinoin disebutkan dapat mengurangi gejala dari leukoedema. [6]

Leukoedema juga dapat dicegah dengan menghindari kebiasaan merokok, mengganti pasta gigi yang mengandung SLS, dan menghindari kebiasaan mengisap. [2]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment