Anak-anak tidak luput dari yang namanya bermain. Sangat sepadan dengan ucapan: masa kanak-kanak adalah masa untuk bermain. Entah di dalam ataupun di luar rumah, anak-anak senantiasa berhasrat untuk bermain tiap harinya. Mulai dari permainan tradisional yang tak pernah usang hingga game modern yang membuat candu, ada saja yang mereka lakukan untuk bersenang-senang.
Faktanya, berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak PBB, bermain merupakan salah satu hak dasar yang dimiliki anak [1]. Disebutkan pada ayat 31 bahwa mereka punya hak untuk beristirahat dan bersantai, serta terlibat dalam kegiatan bermain dan rekreasi yang sesuai dengan usia mereka [1]. Hal berikut menunjukkan betapa esensialnya aktivitas yang satu ini terhadap kehidupan seorang anak.
Namun tidak hanya berkutat soal hiburan dan kesenangan semata, aktivitas bermain juga diketahui berkontribusi terhadap perkembangan kognitif, emosional, dan sosial seorang anak [2, 3]. Kegiatan bermain memberikan kesempatan bagi anak untuk berpikir kreatif, mengekspresikan emosi, berlatih menyelesaikan masalah, mengeksplorasi ide-ide baru, berimajinasi, serta hal-hal bermanfaat lainnya [3].
Bermain bersama teman menjadi salah satu kegemaran banyak anak karena dirasa lebih seru untuk melakukan aktivitas menyenangkan bersama-bersama. Interaksi yang terjadi antar anak di sini diyakini bisa mengasah kemampuan mereka dalam bersosialisasi serta bertingkah laku.
Mereka bisa belajar untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain serta memahami adanya perbedaan dan kesamaan antara satu anak dengan anak lainnya [3]. Beriku sejumlah manfaat yang lebih terperinci.
Manfaat Bermain dengan Teman untuk Anak
- Mengasah Kemampuan Sosial
Kemampuan sosia adalah kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain [4]. Kemampuan ini perlu diasah sejak dini agar kehidupan sosial seorang anak nantinya dapat berjalan lebih mudah. Kemampuan sosial bisa diperoleh melalui pengamatan, peniruan, serta latihan yang berkaitan dengan perilaku-perilaku verbal dan non-verbal. Atau dengan kata lain, seseorang sebaiknya melatih kemampuan sosial secara langsung sejak dini, salah satunya ialah bermain dengan teman. [5]
Keterampilan sosial berguna ketika anak hendak mengekspresikan perasaan, sikap, dan pendapatnya. Kemampuan ini dapat membantu anak untuk menciptakan interaksi yang menyenangkan dengan anak-anak lain sehingga sang anak bisa memiliki lebih banyak teman dan terhindar dari keadaan terisolasi oleh anak-anak lainnya. Selain itu, anak akan lebih mudah untuk membicarakan suatu masalah sesegera mungkin dengan temannya sehingga masalah lainnya dapat dihindari. [5]
- Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Self-Esteem
Kebiasan bermain dengan teman lama-kelamaan dapat membantu anak untuk menemukan tempat yang dirasa pas bagi mereka dalam ranah pergaulan di sekitarnya. Mereka secara otomatis akan menemukan kawan-kawan yang cocok dan punya pemikiran atau kegemaran yang sama, sehingga pertemanan dan persahabatan pun dapat terjalin. Dukungan dan apresiasi dari kawan-kawan terdekat inilah yang secara bertahap dapat meningkatkan rasa percaya diri anak-anak. [5]
Aktivitas bermain dengan teman juga bisa membuat anak menyadari, baik secara langsung maupun tidak, akan peranannya dalam kelompok bermain. Anak juga bisa mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin kelompok yang tentunya dapat melatih kemampuan leadership. Interaksi dengan orang lain seperti ini juga diketahui memiliki dampak pada penguatan kepribadian seorang anak. [5]
- Terbiasa Menghadapi Masalah dan Kesulitan
Dalam sebuah kelompok bermain, masalah-masalah bisa datang kapan saja. Perselisihan umumnya terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara satu teman dengan teman lainnya. Konflik semacam ini tentunya bisa menggangu dan bahkan mengacaukan permainan yang sedang berlangsung. Keadaan semacam ini perlu ditindaki secara cepat oleh teman lainnya supaya perselisihan tidak mengarah ke hal-hal yang tidak diinginkan. [6]
Anak yang terbiasa bermain dengan teman diketahui lebih terbiasa untuk menghadapi situasi semacam ini dibandingkan anak yang bermain sendirian. Mereka secara natural akan mempelajari tentang bagaimana menyelesaikan masalah maacam ini dengan efektif. [6]
Dengan demikian, kemampuan mereka dalam menghadapi masalah yang mungkin terjadi di dalam kelompok bisa lebih terasah. Keterampilan ini nantinya akan berguna ketika sang anak dewasa kelak. [6]
- Melatih Kemampuan Membuat Keputusan
Beberapa orang tua cenderung terlalu mengontrol anak bahkan dalam hal membuat keputusan-keputusan yang sepele sekalipun. Padahal setiap kemampuan perlu diasah sejak dini untuk memeroleh hasil yang maksimal di masa mendatang. [6]
Kemampuan anak dalam membuat keputusan dapat meningkat melalui akivitas bermain dengan teman. Tanpa adanya kontrol yang berlebihan dari orang tua, anak bisa lebih bebas mengekspresikan diri ketika bermain. [6]
Mulai dari bentuk yang sederhana, anak-anak dapat memutuskan permainan apa yang hendak dimainkan bersama-sama, atau aturan-aturan apa yang peru ditaati dalam permainan. Di sini ada dua keterampilan sekaligus yang diasah, yaitu kemampuan beriskusi dan membuat keputusan. Selain itu, anak pun dapat lebih leluasa melakukan sesuatu dengan caranya sendiri dan dengan kecepatan yang mereka mau tanpa perlu khawatir didikte oleh orang tua. [6]
- Memeroleh Teman Curhat
Sedekat apapun mereka dengan orang tua, sebagian anak tidak terbiasa curhat dengan orang tua. Beberapa orang bahkan lebih memilih untuk menceritakan rahasianya dengan orang lain dibandingkan orang tuanya sendiri. Itu adalah hal yang wajar dan sangat umum terjadi. Oleh karena itu, teman kepercayaan yang menjadi tempat berkeluh-kesah sekaligus tempat menyimpan rahasia adalah hal yang penting dan berharga bagi sejumlah orang. [6]
Anak yang bermain dengan teman memiliki kesempatan lebih banyak untuk menjalin hubungan persahabatan dengan anak lainnya. Dengan demikian, mereka juga punya lebih banyak kesempatan untuk memiliki orang-orang terpercaya yang bisa diajak curhat tentang masalah-masalah, ketakutan, serta impian yang mereka miliki dengan bebas. Orang-orang seperti itu di samping mereka akan membuat sang anak tidak merasa kesepian. [6]