7 Cara Membantu Anak Menghadapi Perceraian Orang Tua

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Menurut laporan klinis American Academy of Pediatrics, banyak anak yang akan mengalami perasaan sedih jangka pendek dan kemudian bangkit kembali dalam waktu 2 hingga 3 tahun setelah perpisahan terjadi. Perceraian dapat dikaitkan dengan masalah akademik, perilaku, sosial, dan emosional jangka panjang yangterjadi dalam pasangan. [3]

Perceraian dan perpisahan memang sangat berat bagi anak-anak, tetapi sebagai orang tua, Anda dapat membuat proses dan efeknya tidak terlalu menyedihkan melalui komunikasi yang baik, perencanaan yang efektif, dan memastikan bahwa semua keputusan dibuat dengan mengutamakan kepentingan terbaik anak. [1]

Perceraian mempengaruhi anak-anak dari segala usia. Namun, hal ini paling berat bagi anak-anak usia sekolah dasar, untuk menghadapi perpisahan atau perceraian orang tuanya karena mereka sudah cukup dewasa untuk dapat mengingat memori sejak keluarga masih bersatu. [4]

Cara Membantu Anak Menghadapi Perceraian Orang Tua

Bagi anak-anak, perpisahan dan perceraian bisa menjadi saat yang sangat menyedihkan, membuat stres, dan juga membingungkan. Tetapi ada cara untuk membantu anak-anak Anda mengatasi rasa sedih akibat perceraian. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu anak menghadapi perceraian orang tua; [2]

1. Mendengarkan Anak

Dorong anak Anda untuk membagikan perasaan mereka. Anak Anda mungkin merasakan kesedihan, kehilangan, atau frustrasi. Jadilah pendengar yang baik, meskipun apa yang mereka katakan akan membuat Anda sedih. Beri tahu anak Anda bahwa tidak ada yang salah dengan perasaannya. [6]

2. Jangan Berdebat atau Bertengkar di Depan Anak

Jika Anda merasa sulit untuk mencapai kesepakatan tanpa berdebat, jangan pernah berdebat di depan anak Anda, baik secara langsung atau melalui telepon. Anda dapat meminta pasangan Anda untuk berbicara lain kali atau hentikan percakapan sama sekali. Pertengkaran bisa menyakitkan dan menyedihkan bagi anak Anda, dan dapat merusak hubungan Anda. [2, 5]

3. Jangan Memprovokasi Anak untuk Membenci

Jangan menjelek-jelekkan mantan pasangan Anda. Orang tua harus berusaha menjaga hubungan positif dengan mantan pasangan mereka dan tidak boleh berbicara negatif tentang dia di depan anak-anak. Anak-anak akan selalu menjadi bagian dari kedua keluarga, dan mereka membutuhkan cinta dan dukungan dari keduanya. [7]

4. Meyakinkan Orang Tua Tetap Menyayangi Mereka

Orang tua harus berulang kali meyakinkan anak-anak bahwa kedua orang tua akan terus mencintai mereka. Beritahu anak Anda juga bahwa mereka tidak bersalah atas perceraian orang tua. Anak-anak pra-sekolah biasanya merasa bahwa orang tua mereka tidak lagi mencintai mereka karena mereka tidak lagi saling mencintai. Mereka dapat menjadi tidak kooperatif dan mengalami kemunduran dalam perilaku mereka. [7]

5. Jaga Komunikasi yang Baik dengan Anak

Orang tua harus menjaga hubungan komunikasi tetap baik dengan dengan anak-anak, memantau kegiatan sosial mereka dan mempertahankan rutinitas seperti biasa. [7]

Penting untuk meluangkan waktu untuk anak, dan orang tua harus berbicara dengan anak-anak mereka secara teratur. Orang tua dapat tetap berhubungan melalui catatan, surat, dan panggilan telepon. Anak-anak menjadi lebih baik ketika orang tua mereka bekerja sama dan berkomunikasi secara teratur.  [3, 7]

6. Menjaga Kesehatan diri Sendiri

Putusnya suatu hubungan dapat memicu segala macam emosi yang menyakitkan dan meresahkan. Selain berduka karena kehilangan hubungan, Anda mungkin merasa bingung, stres, dan takut akan masa depan. Menemukan cara untuk mengelola stres Anda sendiri sangat penting bagi Anda dan seluruh keluarga Anda. [2, 6]

Menjaga diri Anda sehat secara fisik dan emosional dapat membantu mengurangi efek stres, dan dengan memastikan diri Anda sehat, Anda dapat lebih mampu merawat anak-anak Anda. [2, 6]

7. Melakukan Konsultasi

Segerakan untuk mendapat bantuan untuk anak-anak Anda jika menemukan bahwa mereka mengalami kesulitan menghadapi perceraian. Anak kecil dapat menunjukkan perilaku regresif seperti mengompol berlebihan, sementara anak yang umurnya lebih besar mungkin menjadi marah, agresif, menarik diri, depresi, atau memiliki masalah di sekolah. Seorang terapis dapat menyediakan tempat yang aman bagi anak Anda untuk mengekspresikan perasaannya. [8]

Jika keadaan anak menjadi lebih buruk setelah beberapa bulan setelah perceraian Anda, hal itu mungkin merupakan tanda bahwa anak Anda mengalami depresi, kecemasan, atau kemarahan. Perhatikan tanda-tanda peringatan depresi atau kecemasan terkait perceraian pada anak-anak: [2]

  • Masalah tidur
  • Konsentrasi buruk
  • Masalah di sekolah
  • Penyalahgunaan narkoba atau alkohol
  • Gangguan makan
  • Ledakan kemarahan atau kekerasan yang sering terjadi
  • Menarik diri dari orang yang dicintai
  • Tidak tertarik pada aktivitas yang disukai

Diskusikan tanda peringatan terkait perceraian lainnya dengan dokter anak Anda, guru, atau konsultasikan dengan terapis anak untuk mendapatkan panduan dalam mengatasi masalah tertentu. [2]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment