Penyebab Anak Pendiam dan Tertutup serta Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kepribadian setiap anak berbeda. Ada yang memiliki kepribadian ceria, pendiam, mudah akrab, pemalu dan lain sebagainya. Setiap anak memiliki keunikan masing-masing dalam dirinya[1].

Anak yang awalnya periang kemudian berubah menjadi pendiam dan tertutup, pasti disebabkan oleh suatu hal. Anak yang pendiam akan menutup dirinya dari orang-orang di sekitarnya, termasuk kedua orang tuanya. Meski hal ini kemungkinan bisa terjadi pada setiap anak, namun kepribadian anak yang berubah menjadi pendiam dan tertutup ini membuat orang tua khawatir akan mental sang anak.

Faktor penyebab anak menjadi pendiam dan tertutup ini sebagian besar dipengaruhi oleh orang-orang terdekatnya atau suatu hal yang pernah terjadi dihidupnya. Pengaruh orang tua terhadap perilaku anak sangatlah besar. Perkembangan anak tergantung bagaimana orang tua memperlakukan anak. Orang tua perlu mendampingi anak untuk tumbuh kembangnya sejak usia dini[2].

Anak yang pendiam akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. Dalam hal ini, orang tua harus mengetahui apa penyebab perilaku anak berubah. Orang tua kesulitan mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan anak ketika anak menjadi tertutup[3].

Penyebab Anak Menjadi Pendiam dan Tertutup

Anak yang ceria berubah menjadi pendiam tentu ada alasannya. Beberapa alasan anak berubah menjadi pendiam karena faktor di sekitarnya. Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui penyebab perubahan kepribadian pada anak Anda. Simak faktor kemungkinan yang menjadi penyebab anak pendiam dan tertutup berikut ini:

  • Adanya Saudara Baru

Bertambahnya saudara baru memang memberikan kebahagiaan. Akan tetapi, terkadang membuat anak merasa tersaingi. Jika perubahan perilaku ini terjadi pada anak sulung Anda, menjadi tanda adanya kecemburuan pada adiknya yang baru lahir. Ia merasa kasih sayang dan perhatian kedua orang tua berkurang semenjak adanya adik yang baru lahir. [3]

Berbagi kasih sayang dengan saudara baru menjadi hal yang sulit diterima olehnya. Hal ini bisa menjadi alasan anak yang awalnya ceria berubah menjadi pendiam. Cobalah bicarakan hal ini dengan pasangan Anda, untuk membagi rata kasih sayang kepada anak Anda. Jangan biarkan anak terus menerus merasa orang tuanya tidak peduli lagi dengannya, karena hal ini akan berdampak buruk pada perkembangan psikisnya. [3]

  • Perceraian atau Pertengkaran Orang Tua

Ketika Anda sedang memiliki masalah di pekerjaan Anda, jangan bawa permasalahan itu kedalam rumah, terlebih melampiaskannya pada anak. Permasalahan ini kerap kali menjadi alasan pertengkaran dalam rumah tangga bahkan penyebab perceraian. Keputusan bercerai dengan pasangan mungkin dirasa keputusan paling baik diantara masing-masing pihak. Tapi, keputusan ini sangatlah berdampak buruk pada anak[2].

Pertengkaran atau perceraian (broken home) menyebabkan anak berubah kepribadiannya. Rumah yang seharusnya memberikan kenyamanan dan kehangatan pada anak, kemudian tak lagi ia dapatkan menjadi faktor utama penyebab anak menjadi pendiam.[3]

Perceraian dan perpisahan orang tua menjadi hal yang menyakitkan baginya. Anak menjadi tertekan bahkan stres dengan masalah yang timbul di dalam keluarga. Perubahan anak pendiam sebagai bentuk mengekspresikan emosi dalam dirinya, baik sedih, marah, kesal dan lain sebagainya[3].

Anak yang menjadi korban broken home, akan merasa kehilangan tempat bercerita karena keadaan kedua orang tuanya yang sudah berbeda. Ia akan berubah menjadi anak pendiam dan tertutup karena tekanan mental yang ia dapatkan dalam keluarga[3].

  • Penindasan atau Bullying

Trauma mental pada anak bisa menyebabkan perubahan temperamen pada anak. Trauma ini mungkin di dapatkan dari lingkungan sekolah, seperti penindasan atau bullying. Anak yang menjadi korban penindasan di sekolah, akan berdampak buruk pada mental anak. Anak yang mengalami ini, terkadang tidak berani menceritakan apa yang terjadi padanya sehingga membuatnya berubah menjadi pendiam[3].

Tidak hanya bullying, yang bisa menyebabkan anak menjadi trauma, namun pelecehan pun berdampak demikian. Pelecehan apapun baik dalam bentuk seksual, fisik maupun emosional dapat merubah kepribadian anak menjadi tertutup[3,4].

Cara Menghadapi Anak yang Pendiam dan Tertutup

Sebagai orang tua, Anda pasti ingin mengembalikan kepribadian Anak untuk ceria kembali. Anda bisa melakukan cara-cara ini untuk membantu menghadapi anak yang pendiam dan tertutup.

  • Tunjukkan Bahwa Anda Mencintai dan Menyayanginya

Kurangnya kepedulian dan kasih sayang orang tua membuat anak tertutup kepada orang tua mereka. Anak akan merasa sendiri dan kesepian yang menjadikan ia tak banyak bicara dan memilih diam jika kasih sayang orang tua tidak ia dapatkan. [5]

Tunjukkan pada anak bahwa Anda sebagai orang tuanya, menyayangi dan mencintai dia dengan sepenuh hati. Anak yang mendapat kasih sayang orang tua, merasa di dampingi dan akan lebih terbuka terhadap permasalahan dalam fase perkembangan anak hingga menuju dewasa[5].

  • Terima Anak Apa Adanya

Anak yang memiliki temperamen pendiam, memang mengalami kesulitan dalam bersosial. Tetapi, Anda tidak mungkin untuk memaksa mereka menjadi anak yang pandai bersosial dengan menekannya. Jangan berfokus pada kekurangan anak yang sedikit bicara. Fokuslah pada kelebihan yang anak miliki, sehingga membuat Anda perlahan-lahan akan memahami perasaan mereka dan menerima apa adanya kepribadian yang mereka punya[5].

  • Menyadari Bahwa Sifat Pemalu Anak adalah kepribadiannya

Setiap orang memiliki banyak sifat dalam kepribadiannya. Menjadi anak yang pendiam dan tertutup bukanlah satu-satunya kepribadian yang dimiliki anak dan tidak akan menghilangkan sisi unik lain dalam diri anak. Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui keunikan lainnya yang mereka miliki. Terus dorong perilaku positif yang dimiliki anak untuk menghilangkan sifat pendiam dalam dirinya[5].

  • Luangkan Waktu Lebih

Anak yang pendiam akan semakin tertutup kepada orang tuanya. Salah satu faktor penyebabnya bisa saja karena kurang kebersamaan dengan orang tua. Orang tua yang tidak memiliki waktu untuk sekedar mendengarkan anak bercerita membuat mereka semakin tertutup dengan orang tua. [5]

Luangkan waktu Anda, untuk mendengarkan cerita mereka atau keluh kesah mereka. Cobalah Anda memahami apa yang mereka katakan, agar Anda tahu apa yang saat ini mereka alami dan mereka rasakan[5].

  • Jangan Membandingbandingkan

Kepribadian setiap anak itu berbeda. Ketika anak pendiam dan tertutup membuat Anda kesulitan memahami apa yang ia mau, sehingga tak jarang membuat orang tua kesal. Sebagai orang tua, Anda di larang membanding-bandingkan anak terkait kepribadiannya. [5]

Misalnya, anak pertama lebih terbuka dan ceria dibanding anak kedua, sehingga tanpa sadar Anda mengatakan hal yang menyinggung si anak kedua dengan perkataan, “Mengapa kamu tidak bisa terbuka seperti kakakmu?”, atau “Kamu tidak akan memiliki teman di masa depan jika pendiam seperti ini, tidak seperti kakakmu”. Perkataan semacam ini malah membuat anak enggan terbuka dan semakin menutup dirinya. Hindari membanding-bandingkan anak, karena semua memiliki kelebihan dan kekurangan[5].

  • Jangan Bersifat Negatif

Jangan melabeli negatif pada anak yang memiliki kepribadian pendiam. Meski ia berbeda dan sifat ini tidak diturunkan dari ayah maupun ibu, tentu Anda harus bersikap profesional. Anak yang pendiam perlu waktu untuk kembali terbuka menceritakan keadaannya. Cobalah sering mengobrol dengannya tentang hal-hal kecil yang bisa membuat anak kembali bercerita. [5]

Ketika Anda ingin menanyakan alasan yang membuat mereka berubah menjadi tertutup, tetapi malah membuatnya bungkam, lebih baik Anda menghindari pertanyaan demikian. Pahami perasaan anak Anda dan beri waktu kepadanya agar perlahan kembali terbuka kepada Anda[5].

Perubahan anak yang mulanya ceria, cerewet, senang bercerita kemudian menjadi pendiam dan tertutup, perlu Anda waspadai. Cari tahu penyebab dan cara mengatasi anak yang pendiam untuk menyelesaikan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Peran orang tua sangat penting dalam membangun kembali kepribadian anak menjadi positif.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment