4 Penyebab Infeksi Cacing Kremi dan Gejalanya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Infeksi cacing kremi merupakan suatu kondisi di mana Enterobius vermiculari atau juga disebut dengan cacing kremi menyerang tubuh manusia, khususnya anak-anak [1].

Bentuk dari cacing kremi sendiri seperti benang kecil yang berwarna putih. Infeksi cacing kremi ini termasuk infeksi yang dapat menular, khususnya dalam lingkaran keluarga maupun lingkungan tempat tinggal yang padat [1].

Penyebab infeksi cacing kremi ini tidak lain adalah manusia yang tidak bisa menjaga kebersihannya dengan benar. Artinya, infeksi cacing kremi ini dapat terjadi karena manusia tidak menjaga kebersihannya [2].

Berikut ini merupakan beberapa cara seseorang dapat terinfeksi infeksi cacing kremi [2]:

1. Menelan Telur Cacing Kremi

Seseorang yang telah mengalami infeksi cacing kremi jika tidak benar-benar membersihkan tangannya setelah buang air maka akan dapat menularkan pada orang lainnya [2].

Contohnya saja, jika seorang penderita infeksi cacing kremi tidak mencuci tangan dengan benar setelah buang air, maka jari-jari tangganya mungkin masih membawa telur cacing kremi [2].

Jika tangan tersebut menyentuh permukaan seperti daun pintu, maka jelas permukaan tersebut akan terkontaminasi. Kemudian, orang lain menyentuhnya, dan menggunakan tangannya untuk makan atau menyentuh area mulut hingga cacing kremi tertelan dan menyebabkan infeksi [2].

Selain daun pintu, telur cacing kremi mungkin juga dapat dijumpai di beberapa benda berikut ini [2]:

  • Seprai
  • Karpet
  • Tangan
  • Handuk
  • Pakaian dalam dan pakaian
  • Peralatan kamar mandi, seperti sikat gigi, sisir, dan sikat
  • Langsung ke tangan orang lain
  • Mebel
  • Permukaan dapur dan kamar mandi
  • Peralatan dapur
  • Mainan

2. Menghirup Telur Cacing Kremi

Telur cacing kremi yang berukuran mikroskopis diketahui dapat bertebaran di udara hingga seseorang mungkin akan menghirupnya, khususnya ketika mengibaskan handuk atau seprai yang terkontaminasi.

Setelah terhirup, telur mungkin akan tertelan hingga menetap di usus kurang lebih satu atau dua bulan setelahnya. Jika menetas, cacing kremi betina dapat menghasilkan telur yang lebih banyak hingga infeksi pun dapat menjadi semakin berat.

3. Terlalu Dekat dengan Orang

Anak-anak umumnya lebih sering mengalami infeksi cacing kremi karena cenderung berkontak secara dekat satu sama lain. Hal ini lebih memungkinkan terjadinya penularan dari satu anak ke anak lainnya.

Anak-anak pun cenderung belum terlalu mengerti tentang pentingnya menjaga kebersihan diri. Hal ini tentu meningkatkan risiko penularan juga.

4. Melalui Perantara Hewan

Perlu diketahui bahwa, manusia adalah satu-satunya inang cacing kremi. Mungkin hewan peliharaan dapat menjadi perantara penularan, namun tidak menjadi inang.

Misalnya saja, jika orang yang terinfeksi menyentuh hewan peliharaan maka bulu hewan tersebut mungkin saja terkontaminasi dengan telur cacing kremi.

Jika manusia lain menyentuh bulu hewan tersebut maka telur cacing kremi dapat berpindah ke tangan manusia. Jika tangan tersebut menyentuh mulut maka infeksi mungkin akan terjadi.

Faktor Risiko Infeksi Cacing Kremi

Faktor-faktor berikut ini mungkin dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami infeksi cacing kremi [2]:

  • Usia Muda

Anak-anak khususnya yang berusia antara 5 hingga 10 tahun diketahui lebih berisiko mengalami infeksi cacing kremi. Mengingat, pada umur tersebut seseorang belum benar-benar dapat menjaga kebersihan dirinya dengan benar.

  • Tempat Padat Orang

Tempat-tempat tertentu dengan kepadatan orang dapat meningkatkan risiko infeksi cacing kremi. Adapun tempat-tempat tersebut seperti tempat penitipan anak, atau tempat tinggal padat penduduk.

Gejala Infeksi Cacing Kremi

Infeksi cacing kremi ini termasuk dalam salah satu penyakit yang hampir tidak menunjukkan gejala apapun, khususnya jika jumlah cacing kremi dewasa masih sedikit [2].

Pada beberapa orang dengan jumlah cacing kremi sedikit mungkin juga akan menunjukkan gejala yang ringan. Namun, jika jumlah cacing kremi meningkat hingga infeksi berat terjadi maka gejalanya akan memburuk [2].

Gejala gatal umumnya terjadi karena adanya telur dalam zat seperti jeli yang dikeluarkan oleh cacing kremi betina dewasa di daerah anus [2].

Gejala pun tidak langsung terjadi setelah kontak dengan cacing kremi, melainkan menunggu setelah empat minggu, di mana cacing kremi dewasa akan berpindah dari usus ke anus untuk meletakkan telur tersebut [2].

Selain gatal, gejala lain mungkin juga akan dapat timbul, seperti [2]:

  • Tidur terganggu
  • Gatal di daerah anus, yang terkadang terasa hebat, terutama pada malam hari saat cacing betina bertelur
  • Mual ringan

Untuk infeksi yang berat, seseorang mungkin juga akan mengalami gejala yang lebih buruk seperti [2]:

  • Kehilangan selera makan
  • Nyeri perut intermiten
  • Lebih sulit tidur
  • Penurunan berat badan

Jika merasakan gejala tersebut, segera periksakan ke dokter agar segera mendapat pengobatan infeksi cacing kremi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment