4 Penyebab Kista Membesar dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kista, atau yang dalam istilah medis dan Bahasa Inggris berarti  cyst, merujuk pada suatu kondisi fisik alih-alih penyakit atau kelainan. Di mata awam, kista secara kasat mata terlihat sulit untuk dibedakan dengan bisul (abscess), tumor (tumour), maupun kanker (cancer).[2]

Hal ini karena beberapa tumor, yang bahkan berubah menjadi versi ganasnya yaitu kanker, dapat berkembang dari adanya kista. Terdapat karakteristik dan ciri-ciri yang dimiliki, yang mana beberapa di antaranya dapat dijadikan sebagai acuan dalam membedakan kista dengan penyakit  atau kelainan dengan kenampakan serupa. [2]

Melihat dari mayoritas kasus yang terjadi, terdapat kemungkinan kista dapat tumbuh dan membesar. Kondisi ini lantas akan menjadi suatu yang membahayakan pengidapnya. Ada beberapa hal yang dapat membuat kista membesar (atau yang dalam istilah medis disebut dengan enlargement), berikut ini beberapa di antaranya[1][2][3][4][5] :

1. Penyumbatan pada areal kapsul

Dikarenakan kista merupakan respons alami tubuh dalam mengkapsulasi/mengisolir area pembelahan sel, aktivitas di dalam kapsul itu sendiri dapat mempengaruhi perkembangan ukurannya. Salah satu yang memiliki kemungkinan terbesar untuk menimbulkan terjadinya suatu pembesaran adalah apabila terdapatinya suatu penyumbatan.

Hal ini biasa terjadi apabila keaktifan di areal kapsul tersebut berupa suatu aliran yang memiliki sistem sirkulasi, seperti darah atau cairan-cairan tubuh yang serupa. Penyumbatan tersebut dapat menghambat sirkulasi dan akhirnya menimbulkan pembesaran.

2. Keaktifan konten

Faktor selanjutnya yang dapat menyebabkan pembesaran adalah tingkat keaktifan konten yang dimiliki oleh kista itu sendiri. Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa kista “mewadahi” konten dengan tekstur wujud yang bermacam-macam. Dengan keberagaman tersebut, tingkat keaktifan yang dimiliki pun turut berbeda-beda pula. Beberapa konten dapat mengalami tingkat keaktifan yang terbilang tinggi, seperti pertumbuhan kuantitas ataupun ekstensi dimensi. Keaktifan seperti inilah yang dapat menimbulkan pembesaran atau pembengkakan (swollen).

3. Aktivitas sirkulasi darah

Seperti yang juga sudah disebutkan di atas, kista dapat mengkapsulasi/mewadahi sistem perdarahan. Kasus seperti ini umumnya terjadi apabila kista tersebut sudah berkembang menjadi tumor ganas (kanker). Sangat memungkinkan, apabila tidak ditanggulangi dan mendapat penanganan serius, kanker tumbuh berkembang menjadi “bagian tubuh” berbeda yang memiliki sistem pembuluh darahnya tersendiri. Pada stadium ini, kemungkinan terdapatinya pembesaran pada kista menjadi semakin tinggi.

4. Kondisi hormonal tubuh

Beberapa aktivitas sekresi hormon yang terjadi di dalam tubuh dapat menjadi pemicu, khususnya apabila lokasi tumbuhnya kista berdekatan dengan posisi suatu kelenjar atau areal suatu sekresi hormon. Selain itu, kuantitas produksi hormon dan persebarannya di dalam tubuh juga dapat ikut mempengaruhi. Beberapa lokasi yang memungkinkan terjadinya pembesaran kista akibat kondisi hormonal, seperti di daerah kelenjar tiroid (hormon tiroid), ovarium (hormon estrogen), pankreas (insulin dan glucagon), dan lain sebagainya.

Cara mengatasi pembesaran kista

Untuk memahami bagaimana cara-cara mengatasi pembesaran kista, perlu sekiranya memahami karakteristik dari kondisi pembesaran yang terjadi. Pada umumnya kista yang berpotensi untuk tumbuh menjadi tumor ataupun kanker akan semerta-merta mengalami pembesaran. Meski begitu, pembesaran ini terjadi dalam kurun waktu yang terbilang relatif cukup lama.[4]

Namun apabila pembesaran terjadi dalam kurun waktu yang singkat dan diiringi dengan gejala lain seperti iritasi, rona kemerahan pada areal kista, nyeri, dan rasa tidak nyaman lainnya, pembesaran yang terjadi lebih cenderung merupakan suatu pembengkakan. Pembengkakan digunakan untuk merujuk kepada kondisi pembesaran yang bersifat sementara dan dapat menyusut kembali ke ukurannya  yang semula. Diferensiasi ini penting karena distingsi yang dimiliki keduanya cukup berbeda.[5]

Apabila yang kasus yang di alami seperti pada fenomena kista pada pertumbuhan tumor dan kanker, cara mengatasinya adalah dengan melakukan tindakan medis sesuai dengan anjuran dokter serta tenaga profesional lainnya.

Langkah yang biasa diambil adalah dengan dilakukannya pengangkatan kista (baik yang sudah ataupun belum menjadi tumor/kanker) melalui operasi pembedahan. Ada baiknya hal ini dilakukan sebagai langkah preventif dalam mencegah kista tersebut sehingga tidak menjadi kanker.

Namun apabila yang terjadi adalah pembengkakan, terdapat beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk meringankan gejalanya. Salah satu yang disarankan adalah dengan melakukan kompres air hangat pada areal yang mengalami pembengkakan. Pada beberapa kasus, ini akan menanggulangi kondisi yang disebabkan oleh penyumbatan, dengan maksud memperlancar sirkulasi.

Anjuran akan berbeda apabila pembengkakan diiringi dengan inflamasi (peradangan), di mana pada kasus ini lebih di sarankan untuk menggunakan kompres air dingin/es batu untuk mengatasinya. Selain itu, anjuran lain seperti memberikan pijatan halus pada areal kista serta olahraga teratur juga dapat membantu meringankan dan menghindari pembengkakan.[3][4][5]

Jika merujuk pada artikel-artikel ilmiah medis, kista merupakan suatu kondisi munculnya benjolan pada bagian tubuh tertentu yang berbentuk seperti saku atau ceruk. Benjolan itu sendiri mengkapsulasi konten yang bermolekul encer maupun setengah padat.[1]

Namun bukan tidak mungkin apabila kista hanya berupa benjolan kosong. Perbedaan yang paling mudah untuk membedakan kista dengan bisul adalah, apabila belum terlalu membesar, kista cenderung tumbuh secara perlahan dan jarang menimbulkan rasa nyeri serta tidak nyaman.[2][4]

Hal ini akan berbeda jika ingin memperbandingkan kista dengan tumor-kanker. Dalam kasus pertumbuhan tumor ataupun kanker, dikarenakan berbentuk mutasi, pembelahan sel yang terjadi secara terus menerus merupakan suatu hal yang berlangsung di luar kewajaran dari tubuh itu sendiri. Maka sebagai respons alami tubuh dalam upayanya untuk membatasi areal yang mengalami pembelahan sel tersebut, kista akhirnya terbentuk.

By: Sir Lord Artaz Gang

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment