Idealnya, ketika saat persalinan tiba, posisi janin serta kondisi ibu sama-sama normal dan sehat agar proses melahirkan bisa dilakukan tanpa operasi cesar.
Posisi melahirkan normal yang sangat umum bagi ibu adalah berbaring. Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan, semakin bervariasi pula posisi persalinan normal yang bisa dilakukan dengan aman dan nyaman bagi ibu dan bayi.
Daftar isi
Posisi Bayi yang Normal Menjelang Persalinan
Posisi bayi di dalam rahim disebut presentasi janin. Sepanjang masa kehamilan, bayi akan terus bergerak di dalam rahim.
Pada awal-awal usia kehamilan, ukuran janin masih cukup kecil untuk bisa bergerak bebas. Namun, semakin besar ukuran janin, semakin terbatas pula ruang geraknya.
Mendekati akhir masa kehamilan, sekitar minggu ke-32 hingga 36, janin akan mulai bergerak ke posisi dimana ia siap untuk lahir. Normalnya, janin akan berputar sehingga posisi kepalanya ada di bagian bawah rahim. [1, 2]
Kemudian janin akan mulai bergerak turun dan bersiap memasuki jalan lahir ketika proses persalinan berlangsung.
Tahap-Tahap Persalinan Normal
Proses melahirkan terbagi menjadi tiga tahap untuk menandai bagian-bagian penting dalam rangkaian persalinan yang tidak terputus. [1, 4]
- Tahap pertama dimulai dengan kontraksi rahim biasa dan diakhiri oleh bukaan serviks atau leher rahim sebesar 10 cm. Kontraksi akan secara perlahan menjadi semakin kuat dan sering. Ketika kontraksi pertama terjadi, bukaan serviks biasanya telah terjadi sebanyak 3-4 cm.
- Tahap kedua dimulai dengan bukaan penuh dan diakhiri oleh lahirnya bayi.
- Tahap ketiga adalah periode antara lahirnya bayi dengan keluarnya plasenta dan membran janin.
Posisi-Posisi Melahirkan Normal
Posisi melahirkan normal yang paling umum dan tradisional adalah berbaring. Tetapi, saat ini, persalinan normal tidak lagi harus selalu dilakukan sambil berbaring. Ibu boleh memilih posisi yang ia rasa paling nyaman sekaligus aman baik untuk dirinya maupun bayinya.
Berdiri
Ada alasan mengapa posisi vertikal saat melahirkan akan terasa lebih nyaman: gravitasi akan membantu terjadinya persalinan, mempermudah terbukanya panggul dan bayi untuk bergerak turun ke jalan lahir. [1]
Ini juga sebabnya mengapa mendekati masa persalinan ibu disarankan untuk berjalan-jalan, supaya bayi lebih mudah untuk memasuki posisi lahirnya.
Saat proses persalinan sudah mulai berlangsung, ibu bisa bersandar ke dinding atau berpegangan pada suami saat kontraksi terjadi. Support akan dibutuhkan karena berdiri tegak sulit dilakukan ketika tubuh sedang mengejan.
Berjongkok
Sama seperti berdiri, posisi berjongkok juga memanfaatkan gravitasi sekaligus mempermudah panggul untuk terbuka agar bayi lebih leluasa untuk bergerak turun. [1, 3]
Sebenarnya posisi ini juga digunakan saat melahirkan sambil berbaring, ketika kedua tungkai ibu ditekuk dan diletakkan di penyangga tempat tidur bersalin. Yang membedakan hanya derajat kemiringan tubuh ibu saja.
Semakin paralel dengan lantai, semakin besar gaya gravitasi yang bisa digunakan untuk membantu persalinan.
Duduk
Posisi ini bisa mengurangi rasa nyeri ketika kontraksi berlangsung sekaligus membiarkan gravitasi menolong bayi untuk turun ke jalan lahir. Posisi duduk juga membantu panggul untuk terbuka dan lebih mudah dibandingkan berjongkok dalam waktu yang lama.
Bersandar ke depan atau berlutut
Bersandar ke depan menggunakan setumpuk bantal di tempat tidur, misalnya, atau berlutut sambil berpegangan pada kursi atau bola persalinan juga bisa sangat membantu bila posisi kepala bayi menekan tulang belakang ibu (back labor).
Posisi ini akan mendorong bayi untuk bergerak ke depan, sehingga tekanan pada tulang belakang ibu akan berkurang.
Bertumpu pada kedua tangan dan lutut
Posisi ini adalah cara lain untuk merasa lebih nyaman ketika mengalami back labor. Posisi ini memungkinkan panggul untuk miring agar rasa nyeri berkurang, sekaligus juga memberi ruang bagi suami untuk mengusap atau memijat punggung istri untuk membantunya merasa tenang dan nyaman. [1, 3]
Banyak ibu yang memilih posisi ini untuk melahirkan meskipun tidak mengalami back labor karena bertumpu pada kedua tangan dan lutut akan membantu panggul untuk terbuka sekaligus membiarkan gravitasi memudahkan persalinan.
Berbaring menyamping
Posisi ini lebih baik daripada berbaring telentang karena tidak menekan pembuluh-pembuluh darah besar di tubuh yang bisa mengganggu aliran darah ke janin. [3]
Berbaring miring juga adalah pilihan yang baik bila ibu sudah terlalu lelah untuk duduk atau berjongkok. Berbaring menyamping juga berarti suami bisa memijat dan mengusap punggung.
Manfaat lain dari melahirkan dengan posisi ini adalah bisa memperlambat persalinan yang berlangsung terlalu cepat sekaligus mengurangi nyeri kontraksi. [1, 3]
Posisi yang paling nyaman akan berbeda bagi tiap ibu. Menurut penelitian, tidak ada posisi melahirkan normal yang bisa disebut paling baik atau paling nyaman. Namun, ada beberapa posisi yang bisa mempermudah berlangsungnya persalinan dalam kondisi tertentu, misalnya back labor seperti yang disebutkan diatas.
Adakah Risiko Dari Posisi Melahirkan Tertentu?
Melahirkan sambil berbaring telentang dengan janin yang sudah berkembang sepenuhnya di dalam rahim bisa memberikan tekanan pada pembuluh-pembuluh darah penting, serta mungkin juga mengganggu aliran darah ke bayi. [3]
Ini sebabnya posisi tidur telentang tidak disarankan untuk persalinan normal.
Namun, bukan berarti ibu tidak boleh memilih posisi ini. Dokter atau bidan mungkin akan menaikkan sedikit posisi sandaran tempat tidur, sekitar 45 derajat, atau membantu ibu berbaring menyamping. Kedua alternatif dari posisi berbaring ini bisa mengurangi risiko tertekannya pembuluh darah sekaligus membuat ibu tetap nyaman dan bayi aman. [1, 3]
Saat persalinan berlangsung, dokter atau bidan mungkin akan menemukan posisi melahirkan tertentu yang menyebabkan perubahan pada detak jantung bayi. Pada kasus seperti ini, mereka mungkin akan meminta ibu untuk mengganti posisi.