Pemeriksaan secara medis adalah cara yang ideal untuk mengetahui dengan pasti kadar oksigen dalam tubuh. Alat sederhana yang bisa digunakan oleh semua orang di rumah adalah oximeter yang berukuran kecil dan cukup dijepitkan di ujung jari.
Pemeriksaan berkala menggunakan oximeter bisa membantu kita mengetahui ketika kadar oksigen mulai turun sehingga bisa diatasi sebelum kondisi tubuh memburuk.
Bila tidak ada alat untuk memeriksa kadar oksigen darah, beberapa gejala yang dialami tubuh bisa menjadi tanda kurangnya oksigen.
Hypoxia adaah rendahnya kadar oksigen dalam jaringan-jaringan tubuh. Sementara hypoxemia adaah rendahnya kadar oksigen dalam darah. [1, 2, 3, 4, 5]
Meskipun keduanya bisa terjadi secara terpisah, tetapi seringkali muncul bersamaan karena jika kadar oksigen dalam darah terbilang rendah, maka darah tidak bisa mengirimkan cukup oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. [3]
Istilah hypoxia seringkali digunakan untuk menggambarkan baik itu rendahnya kadar oksigen dalam jaringan tubuh maupun dalam darah.
Tanda awal tubuh kekurangan oksigen adalah kecemasan, kebingungan, dan resah. Jika kadar oksigen terus menurun, tanda-tanda vital serta tingkat kesadaran akan ikut menurun. Gejala akhir dari rendahnya kadar oksigen dalam tubuh adalah membirunya kulit, bibir, dan kuku.
Orang yang mengalami hypoxemia akut akan mengalami gejala-gejala berikut: [1, 2, 3, 4, 5]
- Kulit pucat kebiruan, bibir membiru, suhu tubuh dibawah 36.5 derajat Celcius atau kulit menjadi merah terang
- Keluar keringat dingin, tubuh dingin bila disentuh
- Kesulitan bernafas, atau nafas menjadi lebih cepat
- Bila diukur menggunakan oximeter, angka menunjukkan kadar oksigen dibawah 90%
- Menggunakan otot leher dan dada ketika bernafas
- Kebingungan
Selain itu, tanda-tanda umum lain yang mudah dikenali termasuk:
- Sakit kepala
- Sesak nafas
- Batuk
- Mengi, atau nafas berbunyi
- Detak jantung cepat atau sangat lambat
Pada kasus yang ekstrem, orang yang kekurangan oksigen bisa mengalami:
- Kejang
- Berkunang-kunang
- Hilang kesadaran
- Tungkai dan lengan bergerak menyentak
- Serangan jantung
- Lumpuhnya tangan dan kaki karena tidak ada oksigen yang mengalir ke tungkai dan lengan karena tubuh berusaha mengalokasikan oksigen yang tersisa ke organ-organ vital
Gejala kurangnya oksigen dalam darah bisa dipengaruhi oleh usia, adanya penyakit yang sedang dalam proses, kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta adanya penyakit kronis.
Hypoxemia juga bisa disebabkan oleh: [1, 2, 3, 4, 5]
- Gangguan jantung
- Gangguan paru-paru seperti asma, emfisema, dan bronkitis
- Tinggal di dataran tinggi, dimana jumlah oksigen dalam udara lebih rendah
- Mengonsumsi obat pereda nyeri atau memiliki gangguan kesehatan yang menyebabkan nafas menjadi lebih lambat
- Sleep apnea (gangguan pernafasan saat tidur)
- Peradangan atau luka pada jaringan paru-paru
Tanda-tanda kekurangan oksigen secara fisik diatas bisa dikonfirmasi melalui pemeriksaan medis menggunakan tes darah yang disebut gas darah arteri (GDA) atau oximetry.
Pada tes darah arteri, kadar oksigen darah diukur dalam millimeter merkuri (mmHg). Kadar oksigen normal dalam arteri berada pada rentang antara 80 hingga 100 mmHg. Tetapi orang dengan gangguan pernafasan kronis biasanya menunjukkan angka yang lebih rendah. [1, 3, 4, 5]
Jika kadar oksigen sangat rendah, biasanya sekitar 60 mmHg, maka harus diberi bantuan suplai oksigen. Tetapi, memasukkan terlalu banyak oksigen ke dalam tubuh juga bisa berbahaya. Maka, terapi ini harus dilakukan dengan pengawasan dokter atau tenaga kesehatan.
Bila menggunakan oximeter, kadar oksigen darah yang normal berada di angka 90% hingga 100%. Jumlah oksigen dikatakan rendah bila berada di bawah angka 90%. [1, 3, 4, 5]