Mengadopsi seorang anak adalah keputusan besar yang diambil. Untuk melakukan hal tersebut, seseorang akan melalui serangkaian prosedur yang tentu legal di Negara masing-masing.
Namun, sebagian orang tua angkat mungkin akan merasa sedikit tertekan untuk memberi tahu status sang anak. Dalam pikiran bisa saja terbesit kemungkinan apakah sang anak akan mencari orang tua kandungnya atau hati sang anak bisa saja terluka.
Terlepas dari semua kekhawatiran, memberi tahu anak tentang status mereka adalah suatu hal yang harus dilakukan. Dalam sebuah workshop yang dipimpin oleh direktur agensi adopsi di kota New York, seluruh anak angkat yang datang bersama dengan orang tua angkat mereka setuju jika terkadang mereka memikirkan tentang orang tua kandung. Semua orang tua juga menyebutkan bahwa anak angkat mereka tidak pernah membicarakan mengenai adopsi[1].
Hal ini membuktikan jika sebagian anak angkat bisa saja diam ketika tahu mereka diadopsi namun tetap ingin mencoba memahami dan mengetahui perihal orang tua kandung mereka.
Begitu pun untuk mereka yang belum mengetahui statusnya ada kemungkinan ingin mengetahui siapa orang tua kandung mereka terlebih jika memiliki fisik yang berbeda dari orang tuanya saat ini.
Daftar isi
Alasan Anak Angkat Harus Mengetahui Statusnya
Ada beberapa alasan lainnya kenapa anak harus diberitahu mengenai statusnya dalam keluarga. Berikut ini adalah penjelasannya.
- Menghindari Informasi yang Diterima dari Orang Lain
Status anak angkat akan terasa lebih menyebalkan jika diketahui bukan dari orang tua angkatnya langsung. Semakin dewasa anak membuat keingintahuannya terhadap suatu hal menjadi tinggi. Jika bukan dari orang lain, bisa saja sang anak akan mengetahui statusnya melewati berkas atau dokumen yang tidak sengaja dia temukan[2].
- Mengubah Pandangan yang Lebih Positif Mengenai Adopsi
Memberi informasi mengenai status anak angkat membuat sang anak akan lebih percaya diri dan bangga dengan identitasnya. Kepercayaan sang anak terhadap orang tua angkat juga akan semakin tinggi jika dia mendapatkan informasi secara langsung. Sebagai orang tua juga harus selalu memberikan kasih sayang[3].
- Membantu Anak Tahu Tentang Kisah Hidupnya
Memberi informasi tentang status anak angkat akan membantu mereka untuk mengetahui kisah hidup mereka. Jika tidak diberi tahu mengenai statusnya, sang anak akan mencoba mencari tahu sendiri informasi tersebut dan akan mencoba untuk mencari kerabat keluarga kandungnya[2].
- Membantu untuk Memahami Genetik
Adanya informasi mengenai siapa orang kandung dari seorang anak angkat akan membantu memahami genetik mereka. Tes genetik juga dapat dilakukan untuk mengetahui apakah sang anak terdapat gangguan medis tertentu yang bisa saja diturunkan dari orang tuanya dan secepat mungkin dapat dilakukan penanganan[2].
Waktu yang Tepat Memberi Tahu Status Anak Angkat
Ada waktu-waktu tertentu untuk memberi tahu perihal status anak angkat. Orang yang bekerja untuk mengurus hal-hal mengenai adopsi menyarankan untuk memberi tahu status anak sedini mungkin, paling tidak setelah mereka berusia 2 sampai 4. [4]
Namun, para ahli di bidang kesejahteraan anak berpendapat memberi tahu status anak angkat bisa dimulai saat anak berusia 4 atau 5 tahun terutama untuk anak yang memiliki ras yang berbeda dari orang tua angkatnya[4].
Pendapat lain berasal dari hasil penelitian yang mengatakan bahwa anak ketika diadopsi paling tidak saat mereka berusia 3 tahun. Hal ini dikarenakan sebanyak 254 orang yang diadopsi dan diberi tahu statusnya di atas 3 tahun akan mengalami distress[5].
Pendapat lainnya berasal dari Dr. Steven Nickman sebaiknya dilakukan saat anak telah berusia 6 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memastikan lagi apakah sang anak telah mengerti sepenuhnya mengenai adopsi secara konsep. Kemudian, anak yang masih berusia prasekolah terlalu beresiko untuk diberi tahu mengenai statusnya karena mereka takut akan kehilangan cinta dari orang tuanya yang sekarang[4].
Semakin lama menunda untuk memberi tahu status anak angkat, maka semakin sulit untuk mendiskusikan hal tersebut. Hal ini dikarenakan semakin dewasa anak akan membuat sang anak merasa bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Mereka kemudian bisa merasakan secara langsung perbedaan yang terjadi antara dirinya dengan orang tua angkatnya[6].
Seperti yang dikatakan Dr. Steven Nickman juga, memberi tahu status anak angkat di usia remaja sebaiknya dihindari karena dapat merusak harga diri mereka[4]. Hasil penelitian juga informasi yang telat diberikan berkaitan dengan adanya tekanan psikologis, kemarahan, depresi, dan kecemasan pada sang anak[5].
Cara Memberi Tahu Anak Angkat Mengenai Statusnya
Ketika telah tiba waktu yang tepat untuk mengungkap status anak angkat, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kesalahpahaman seperti pada penjelasan di bawah ini.
- Buat Pernyataan yang Sederhana
Seperti yang telah dijelaskan, memberi tahu status anak angkat harus dilakukan sedini mungkin bahkan saat mereka balita. Untuk mengikuti perkembangan usia mereka, buat pernyataan sederhana yang sesuai dengan usia mereka. [1]
Jangan lupa untuk memberikan penekanan kepada mereka seperti mengatakan bahwa sang anak tetaplah bagian keluarga meskipun dia lahir bukan dari rahim ibu angkatnya[1].
- Hindari untuk Membuat Komentar Negatif Kepada Orang Tua Kandung
Apapun alasannya jangan pernah mengatakan hal-hal negatif atau tidak nyaman kepada sang anak mengenai orang tua kandungnya. Orang tua kandungnya tetaplah menjadi bagian dari kehidupan sang anak dan karena mereka pula sang anak hadir dalam kehidupan orang tua yang telah mengadopsinya[1].
- Terima Reaksi Mereka
Ada beberapa reaksi yang mungkin diberikan anak angkat ketika mengetahui statusnya. Misalnya perasaan bersyukur karena telah diadopsi dalam keluarga yang memberikannya kasih sayang atau perasaan berduka karena mengetahui dia telah kehilangan keluarga kandungnya. Apapun reaksinya, orang tua angkat harus tetap bisa menerimanya dan berikan dia ruang untuk meluapkan emosinya[1].
- Jangan Terlalu Menekan Keistimewaan yang Ada pada Anak
Saat mengadopsi anak, mungkin orang tua angkat memiliki alasan subjektif untuk membuat keputusan tersebut. Misalnya anak tersebut terlihat istimewa. [1]
Ketika sedang memberi tahu tentang status sang anak, jangan terlalu fokus pada hal istimewa tersebut. Hal ini akan membuat dia merasa terobsesi untuk menjadi orang teratas dan berprestasi hanya untuk mempertahankan kasih sayang orang tuanya[1].