Daftar isi
Fungsi Imunisasi untuk Ibu Hamil
Setiap ibu hamil membutuhkan imunisasi khusus untuk melindungi dirinya dan juga janin dalam kandungannya.
Janin bisa mendapatkan perlindungan dari beberapa jenis penyakit melalui vaksin yang didapatkan ibu, dan perlindungan ini akan bertahan hingga beberapa bulan awal kehidupannya setelah lahir. [1, 2, 3, 4]
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Sehingga, apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut, ia tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Mengapa imunisasi penting? Karena, secara umum, imunisasi mempunyai tujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). [1, 3]
Jenis Imunisasi Ibu Hamil
Berikut adalah imunisasi yang perlu didapatkan oleh ibu hamil:
Batuk Rejan (Pertusis)
Batuk rejan, yang dikenal sebagai pertusis, bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang serius bagi semua orang. Tetapi bila terjadi pada bayi baru lahir, bisa mengancam keselamatan jiwanya.
- Sekitar 7 dari 10 kematian dari batuk rejan terjadi pada bayi yang berusia di bawah 2 bulan. Bayi pada usia ini masih terlalu muda untuk bisa dilindungi oleh vaksinasi pada dirinya sendiri. Semakin muda usia bayi ketika terkena batuk rejan, semakin besar kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit.[1, 2]
- Penyakit ini bisa sulit dideteksi, karena banyak bayi yang terkena pertusis tidak batuk sama sekali. Tetapi, mereka bisa berhenti bernafas dan wajahnya membiru.[1, 2]
Ketika ibu hamil mendapat imunisasi untuk batuk rejan, tubuhnya akan menghasilkan antibodi sebagai perlindungan dan menyampaikannya juga pada janin sebelum lahir.
Antibodi ini akan menyediakan perlindungan awal, yang bersifat jangka pendek, bagi bayi dari batuk rejan.
CDC (pusat pencegahan dan pengendalian penyakit) menganjurkan pemberian vaksin pertusis saat kehamilan berusia 27 hingga 36 minggu, dan lebih baik bila dilakukan di awal minggu ke-27. [1, 2]
Tetanus
Tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir merupakan penyebab kematian yang paling sering terjadi akibat persalinan dan penanganan tali pusat tidak bersih.
Tetanus ditandai dengan kaku otot yang nyeri yang disebabkan oleh neurotoxin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani pada luka anaerob (tertutup).
Tetanus neonatorum (TN) adalah tetanus pada bayi berusia 3 hingga 28 hari setelah lahir dan Tetanus maternal (TM) adalah tetanus pada kehamilan dan dalam 6 minggu setelah melahirkan. [1, 3, 4]
Bila tetanus terjadi, angka kematian sangatlah tinggi, terutama ketika perawatan kesehatan yang tepat tidak tersedia. [1, 3, 4]
Saat ini kematian akibat tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir dapat dengan mudah dicegah dengan persalinan dan penanganan tali pusat yang higienis, dan/atau dengan imunisasi ibu menggunakan vaksin tetanus. [1, 3, 4]
Vaksin tetanus biasanya diberikan saat kandungan berada pada usia 27 hingga 36 minggu.
Influenza
Wanita hamil cenderung mendapat flu yang parah bila terinfeksi, ini bisa dikarenakan berubahnya sistem imun mereka, serta fungsi jantung dan paru-paru selama masa kehamilan.
Vaksin influenza dengan virus yang sudah diinaktivasi dianjurkan untuk diberikan pada ibu hamil, karena manfaatnya dirasakan baik untuk ibu maupun bayi mereka.
Vaksinasi influenza musiman dianjurkan untuk diberikan kepada ibu hamil pada saat musim influenza. Oleh karena itu, pemberiannya bisa sewaktu-waktu ketika dokter merasa ibu hamil membutuhkannya.
Rekomendasi ini bukan hanya untuk melindungi ibu hamil dari influenza, tetapi juga untuk melindungi bayi dari influenza pada bulan-bulan pertama kehidupan mereka. [2, 4]
Komite penasihat strategis WHO (SAGE) telah melakukan diskusi mengenai vaksin influenza musiman dan merekomendasikan wanita hamil sebagai kelompok risiko yang paling penting untuk mendapat vaksinasi ini.
Imunisasi Tambahan
Beberapa wanita mungkin membutuhkan imunisasi sebelum, selama, atau sesudah hamil.
Misalnya, jika ia bekerja di laboratorium atau akan bepergian ke negara-negara yang bisa berisiko memberikan paparan penyakit meningitis, maka dokter akan menganjurkannya imunisasi untuk penyakit ini.
Selain itu, imunisasi-imunisasi berikut ini juga mungkin akan diberikan pada ibu hamil oleh dokter: [1, 2]
- Hepatitis B: Bayi yang ibunya terkena hepatitis B sangat berisiko untuk terinfeksi hepatitis B saat persalinan. Ini sebabnya ibu hamil perlu dites hepatitis B sehingga bisa diputuskan apakah ia perlu mendapatkan vaksinasi untuk penyakit ini atau tidak.
- Hepatitis A: Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit liver kronis, dokter mungkin akan menganjurkan vaksinasi hepatitis A.
- Vaksinasi perjalanan: Wanita hamil yang berencana untuk melakukan perjalanan ke luar negeri harus berkonsultasi lebih dulu dengan dokter kandungannya paling tidak 4 hingga 6 minggu sebelum keberangkatan untuk membicarakan mengenai langkah-langkah pencegahan, termasuk imunisasi apa saja yang dibutuhkannya.