Salah satu jenis kista adalah kista dermoid. Kista dermoid merupakan sebuah kelainan perkembangan kulit jinak yang muncul dari jebakan ektodermal di sepanjang garis penutup embrio. Jenis kista ini dianggap penyakit turunan atau bawaan, namun tidak semuanya memiliki diagnosis sejak lahir[1].
Kista dermoid terdiri dari kulit dewasa, folikel rambut, kelenjar keringat, lemak, tulang rawan, dan jaringan tiroid [3]. Kista tersebut memiliki tekstur keras dan tidak nyeri kecuali jika pecah, dan tidak menempel di kulit atasnya [4].
Kista ini biasa muncul di awal masa kanak-kanak di usia, bahkan pada orang dewasa pun bisa muncul namun jarang [5]. Penyebab munculnya kista dermoid ini belum bisa ditentukan. Namun, ada beberapa hal yang dianggap menjadi penyebab dari munculnya kista dermoid.
Daftar isi
1. Perkembangan sel kulit yang abnormal saat janin
Penyebab umum munculnya kista dermoid adalah adanya perkembangan yang abnormal saat masih berupa janin atau embrio [1]. Hal ini terjadi karena kulit dan struktur kulit tidak tumbuh sebagaimana mestinya selama masa perkembangan tersebut [6].
Keduanya, baik itu kulit maupun struktur kulit menjadi terperangkap dan tidak bisa berkembang normal selama masa perkembangan. Itulah kenapa kista demoroid disebut sebagai hamartomas sejati [1]. Bisa dikatakan bahwa kista tersebut muncul karena adanya kelainan bawaan pada sel-sel kulit saat masih berupa janin [6].
Penyebab kulit dan struktur kulit terperangkap mungkin karena dinding sel keduanya hampir identik dengan kulit luar. Kemungkinan dinding sel tersebut mengandung banyak kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, rambut, gigi, atau saraf dapat membentuk kista dermoid [4].
2. Sel kulit, jaringan, dan kelenjar berkumpul di kantung
Kista adalah sebuah kantung yang berisi bahan cairan, semipadat atau bahan lain seperti lepuh. Kista berbentuk seperti benjolan. Kista dermoid bisa terbentuk disebabkan oleh sel-sel kulit, jaringan, dan kelenjar yang biasanya ada pada kulit berkumpul menjadi satu di dalam sebuah kantung[7].
Kelenjar tersebut memproduksi cairan yang dapat menyebabkan terbentuknya kista. Cairan yang dimaksud seperti tulang, rambut, saraf, kulit, kelenjar keringat dan gigi [7].
3. Peradangan
Selain disebabkan karena jebakan jaringan ektodermal, kista dermoid juga terjadi karena adanya jebakan jaringan epitel. Jebakan tersebut disebabkan terjadinya peradangan di tempat munculnya kista [2]. Peradangan terjadi ketika kista dermoid pecah[8].
Hal ini disebabkan oleh kebocoran keratin intrauminal ke jaringan sekitarnya. Dari peradangan itu akan menyebabkan kerusakan pada jaringan dan struktur kulit di bawahnya dan bisa menimbulkan rasa nyeri [8].
4. Trauma
Kista dermoid bisa saja disebabkan oleh trauma kepala. Trauma kepala bisa disebabkan oleh gerakan rotasi kepala yang cepat dan akut dapat menempatkan regangan tarik antara vena penghubung dan dural mater. Biasanya penyebab ini disertai dengan sakit kepala parah. Selain itu, trauma ini juga bisa menyebabkan kista dermoid yang ruptur atau mengalami kerusakan [9].
5. Skoliosis
Kista dermoid bisa disebabkan karena seseorang mengalami skoliosis di tulang belakang [10]. Skoliosis adalah lekukan tulang belakang ke samping yang berbentuk S atau C yang abnormal [11]. Akan tetapi, kista tersebut jarang terjadi di tulang belakang, terutama intramedularry[10].
Hanya 1% dari kista dermoid terjadi di bagian tubuh tersebut. Penyebab ini muncul biasanya pada seseorang yang sudah tua. Penyebab ini disertai dengan tulang punggung yang bengkok bawaan dari lahir disertai rasa nyeri di punggung hingga kaki mengalami mati rasa [10].
6. Permasalahan reproduksi
Kista dermoid bisa muncul di bagian tubuh manapun termasuk ovarium [2]. Jenis kista dermoid yang muncul di bagian tubuh tersebut adalah kista dermoid ovarium. Kista tersebut disebabkan karena adanya masalah pada reproduksinya selama bertahun-tahun [4].
Selain itu, kista dermoid ovarium ini berasal dari bahan sel germinal yang dapat menumbuhkan ketiga lapisan jaringan yang ditemukan di tubuh. Kista ini dapat terjadi di semua usia, namun lebih sering dialami oleh wanita di usia subur yang mengalami peningkatan produksi hormon endogennya [12].
7. Pembengkakan ektodermal dan mesodermal
Kista dermoid juga bisa terjadi di hidung. Kista tersebut disebabkan oleh pembengkakan pada ektodermal dan mesodermal pada garis tengah hidung [5]. Sebagian besar kista dermoid yang muncul di hidung dianggap sebagai sinus dermal atau kista di garis tengah hidung[13].
Selain itu, kista dermoid pada hidung disebabkan adanya kelainan kulit di bagian hidung manapun dari glabella hingga dasar columella. Kista ini biasa muncul di awal masa kanak-kanak di usia, bahkan pada orang dewasa pun bisa muncul namun jarang [13].
Sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala atau tanda, namun kista bisa dirasakan dengan sentuhan. Hal ini juga berlaku pada kista dermoid [14]. Kista dermoid bisa disebut kista jinak dan cenderung tumbuh lambat [15]. Namun, kista tersebut bisa menjadi masalah neurologis yang parah jika terjadi ruptur atau pecah [16].
Kista dermoid bisa muncul di area tubuh manapun, seperti kepala dan leher [1]. Selain itu, kista tersebut juga bisa muncul di daerah anus dan ovarium, bahkan daerah mulut, dasar mulut pun juga bisa terkena kista dermoid [2].
Selain itu, apabila seseorang yang memiliki kista dermoid merasakan rasa nyeri, meradang, berubah warna, maka wajib melakukan pemeriksaan [4]. Hal itu dilakukan agar dapat mengetahui apakah kista yang dimiliki ini membahayakan atau tidak sehingga dapat mencegah perkembangan kista demoroid dengan diagnosis parah [16].