Luka di kaki merupakan salah satu komplikasi paling umum dan berat pada orang yang menderita diabetes. Menurut American Pediatric Medical Association, luka di kaki terjadi pada sekitar 15% pasien diabetes[1, 2].
Ulkus diabetik (luka akibat diabetes) pada kaki dapat dialami oleh pasien dengan diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Ulkus diabetik berupa luka terbuka pada kaki, biasanya terbentuk di bawah ibu jari kaki dan pada telapak kaki[2].
Pasien diabetes dapat mengalami luka akibat berbagai hal, mulai dari cedera, aliran darah ke kaki yang buruk, peningkatan tekanan pada kaki hingga terjadinya kerusakan saraf sehingga pasien tidak dapat merasakan bagian kaki dengan baik[2].
Luka diabetes meningkatkan risiko pasien terkena infeksi, yang mana dapat menyebar hingga ke tulang. Pada kasus berat, di mana tulang mengalami kerusakan serius, kaki pasien dapat perlu diamputasi[2].
Sekitar 14-24% dari pasien yang mengalami ulkus kaki akan memerlukan amputasi. Ulserasi kaki melebihi 85% dari amputasi terkait diabetes. Namun, penelitian menunjukkan bahwa perkembangan ulkus kaki dapat dicegah[1].
Untuk mencegah kondisi bertambah buruk, penting bagi pasien diabetes untuk mengenali luka diabetes di kaki. Berikut ciri-ciri luka diabetes di kaki:
Daftar isi
1. Pembengkakan dan Kemerahan yang Tidak Biasa
Pada tahap awal ulkus kaki diabetes, dapat terlihat adanya iritasi atau pembengkakan kulit di sekitar luka. Pasien juga dapat merasakan sensasi hangat dekat bagian yang terdampak, yang mana dapat disebabkan oleh neuropati perifer (kerusakan saraf)[2].
2. Luka Mengeluarkan Cairan
Pasien dapat menemukan cairan keluar dari luka dan mengenai sepatu dan kaus kaki. Segala jenis luka terbuka yang disertai dengan keluarnya cairan yang mengandung nanah, darah, dan cairan lain dapat mengindikasikan adanya infeksi.
Sebaiknya segera periksakan ke dokter jika keluar cairan dari luka terbuka di kaki. Cairan dari luka juga dapat disertai dengan bau yang menyengat[2].
3. Perubahan Warna
Salah satu tanda paling umum dari ulkus kaki diabetik ialah jaringan gelap atau coklat yang disebut eschar yang sering kali terlihat di sekitar luka akibat kurangnya aliran darah ke kaki[2].
Luka yang telah berprogres ke tahap tertutup eschar dapat mengarah pada masalah yang lebih berat. Kulit yang retak pada luka memungkinkan jalur akses yang mudah bagi bakteri untuk memasuki tubuh[2].
Masuknya bakteri mengarah pada infeksi kulit yang disebut selulitis, atau berpotensi mengakibatkan sepsis (respon ekstrim tubuh terhadap infeksi)[2].
4. Luka Lepuh dan Kapalan
Luka lepuh dan kapalan termasuk kondisi yang umum dialami oleh pasien diabetes. Namun pasien sebaiknya lebih waspada jika luka lebih mudah atau sering muncul akibat gesekan, misalnya karena ukuran sepatu kurang pas[2, 3].
Pasien diabetes juga sebaiknya mewaspadai luka lepuh dan kapalan yang tidak kunjung membaik setelah waktu yang cukup lama. Kapalan merupakan penebalan kulit yang disebabkan oleh tekanan[2, 3].
Kondisi di mana luka lepuh dan kapalan lama sembuh sering kali berkaitan dengan perkembangan luka diabetes di kaki[2].
5. Tubuh Demam dan Menggigil
Sebagaimana saat terjadi infeksi, berkembangnya ulkus kaki dapat mengakibatkan demam dan menggigil. Kondisi ini merupakan tanda bahwa tubuh mencoba melawan infeksi[2].
Peningkatan suhu saat demam akan membuat bakteri lebih sulit untuk tumbuh dan bertahan hidup. Demam juga akan mengaktivasi sistem imun. Demam berat mengindikasikan bahwa infeksi telah makin menyebar[2].
6. Sakit yang Terus Terasa Saat Berjalan
Pasien dapat mengalami rasa sakit terus menerus pada kaki ketika berjalan atau kaki sakit saat diangkat ke atas. Sebaiknya periksakan ke dokter saat merasakan gejala[2].
7. Kaki Atlit
Kaki atlit merupakan suatu infeksi jamur yang menyebabkan kulit kering dan retak-retak. Kaki atlit dianjurkan untuk segera diperiksakan ke dokter untuk mendapat penanganan. Kaki atlit yang dibiarkan terlalu lama dapat meningkatkan risiko mengalami komplikasi serius seperti ulkus kaki[2].
Infeksi kaki termasuk kaki atlit dapat dicegah dengan membiasakan untuk mengeringkan kaki dengan benar, mengenakan kaos kaki bersih dengan bahan yang memungkinkan sirkulasi udara memadai, dan mengenakan sandal saat masuk kamar mandi umum[3].
8. Gangrene Sebagian atau Seluruhnya
Pasien diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangrene (suatu jenis kematian jaringan). Gejala gangrene meliputi pembengkakan, luka lepuh, sakit yang tiba-tiba dan berata, kulit tipis dan warnanya berubah. Bergantung jenisnya, gangrene dapat berwarna biru, merah, ungu, hitam atau merah tua[2].