Istilah biblioterapi digunakan untuk jenis terapi yang diterapkan melalui aktivitas membaca [1,2,3].
Jadi dengan kata lain, biblioterapi adalah terapi baca buku yang baik untuk membantu orang-orang dengan masalah-masalah psikologis [1,2,3].
Biblioterapi masih termasuk di dalam jenis terapi psikologis yang melibatkan tiga pihak, yakni terapis, pasien/klien, dan buku [1,2,3].
Penentuan jenis buku yang perlu dibaca oleh pasien tidak ditentukan oleh pasien sendiri [1,2,3].
Terapis akan merekomendasikan buku yang penting dan akan sangat membantu bagi pemulihan kondisi pasien setelah melalui beberapa sesi pencarian akar masalah yang perlu diatasi segera [1,2,3].
Berikut ini merupakan serangkaian manfaat biblioterapi yang masih belum banyak diketahui.
Daftar isi [Show]
1. Mengurangi Tingkat Kecemasan dan Stres
Membaca buku, khususnya bagi para penggemar buku dan sangat suka aktivitas membaca akan menemukan sensasi tersendiri ketika bersama dengan buku [4].
Tenggelam dalam dunia literasi saat membaca adalah hal yang bisa merilekskan diri [4].
Membaca buku adalah salah satu pelarian bagi banyak orang dari berbagai macam stres [4,5].
Oleh karena itu, terapi baca buku ada untuk penderita stres dan kecemasan berlebihan ketika perlu memulihkan diri dari segala gangguan psikis tersebut [4,5].
Terlebih bila membaca buku dengan informasi terkait dengan kondisi atau masalah emosional yang tengah dihadapi akan jauh lebih baik [4,5].
Membaca tidak sekadar menambah wawasan menjadi lebih luas, tapi juga benar-benar memberi efek tenang untuk perasaan maupun pikiran [4,5].
2. Buku Menjadi Teman Sekaligus Guru
Buku adalah teman dalam hidup yang tidak pernah lekang oleh waktu [4].
Sifat buku yang konstan dengan segala informasi yang dapat diakses secara mudah dan tanpa batas bisa sekaligus menjadi guru seumur hidup [4].
Sekalipun manusia tidak dapat belajar dari manusia lain atau mengalami keterbatasan dalam koneksi dan interaksi dengan orang lain, buku tidak demikian [4].
Buku selalu tersedia dengan rentang genre yang begitu luas sehingga dapat dibaca oleh siapa saja tergantung minat dan usia [4].
Sekalipun seseorang memiliki pendidikan yang tidak cukup tinggi atau bahkan tidak memiliki role model untuk belajar memperbaiki dan mengembangkan diri, membaca buku adalah aktivitas yang dapat memberikan hal-hal yang dirasa kurang tersebut [4].
3. Meningkatkan Ketahanan Mental
Belum banyak yang tahu bahwa biblioterapi dapat meningkatkan ketahanan mental seseorang [4].
Sebagian orang membutuhkan terapi baca buku untuk memulihkan kondisi jiwa dan mentalnya [4].
Namun lebih dari itu, membaca buku yang tepat dapat menambah kekuatan dan ketahanan mental, terutama ketika seseorang sedang mengalami kesulitan emosional dan membutuhkan panduan untuk melangkah kepada jalan yang benar [4].
Tidak harus selalu buku-buku non-fiksi, sebab buku-buku fiksi pun menawarkan berbagai cerita perjalanan yang menginspirasi pembacanya [4,6].
Penulis dalam menyuguhkan cerita dan menyampaikan pesan melalui ilustrasi-ilustrasi mengenai bagaimana seseorang dapat mengatasi atau menghadapi tantangan di hadapannya adalah suatu hal berharga yang bisa dipelajari pembaca [4,6].
4. Meningkatkan Kesadaran Diri dan Kecerdasan Emosional
Membaca buku adalah aktivitas di mana kita menempatkan diri sendiri pada posisi si karakter yang ada di dalam buku tersebut [4].
Hal ini yang mampu menyumbang kecerdasan emosional maupun kesadaran diri pada diri kita sebagai pembaca [4].
Pengalaman karakter-karakter yang kita baca menjadi sebuah referensi bagi pembacanya, entah disadari atau tidak [4].
Baik non-fiksi maupun fiksi, akan selalu ada isu/masalah dan konflik yang dapat pembaca pelajari sekaligus eksplor [4].
Tidak hanya sekadar menambah pengetahuan tentang isu-isu yang ada dan berbagai istilah baru yang mungkin asing bagi pembaca, sisi emosional pun ikut terbentuk [2,4].
Membaca buku dapat membuat pembaca mempertanyakan diri lalu kemudian menimbulkan suatu kesadaran baru efek dari topik yang diangkat oleh si penulis [2,4].
Kesadaran diri yang baru ini kemudian memengaruhi bagaimana secara emosional kita jauh lebih cerdas [2,4].
5. Mengurangi Rasa Kesepian
Para penderita gangguan kesehatan mental, terutaam di saat stres dan kesedihan melanda, biasanya akan merasa diri mereka sendirian [1,2,4].
Perasaan mengasihani diri sendiri karena merasa hanya mereka yang mengalami hal kurang menyenangkan lama-kelamaan memunculkan rasa kesepian [1,2,4].
Untuk mengurangi perasaan-perasaan negatif tersebut, membaca buku adalah salah satu terapi efektif [1,2,4].
Mengimajinasikan suatu plot dari buku yang dibaca atau memikirkan sebuah buku yang membantu dan mengembangkan diri sendiri akan membuat diri tidak lagi merasa sendiri [1,2,4].
Walau sebagai manusia kita diciptakan dengan keunikan masing-masing, sebagian orang dapat mengalami permasalahan dan tantangan yang sama [4].
Melalui buku, kita dapat mengetahui sudut pandang orang lain tentang bagaimana mereka menghadapi masalah yang sama [4].
6. Membuka Sudut Pandang Baru
Banyak orang membutuhkan terapi baca buku karena stres yang tidak berkesudahan.
Stres seringkali kemudian berkembang menjadi emosi yang membingungkan, pikiran-pikiran yang dipenuhi konflik sehingga perasaan dan perilaku menjadi terpengaruh secara negatif.
Membaca buku non-fiksi maupun fiksi membantu kita melihat permasalahan dari sudut pandang berbeda-beda [4].
Dalam hal ini, sebagai pembaca kita akan memperoleh wawasan atau ilmu baru untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan inspirasi sudut pandang yang baru [4].
Begitu banyak manfaat biblioterapi bagi penderita stres, depresi, dan berbagai masalah mental lainnya walau tidak semua penderita akan cocok dengan jenis terapi ini [1,2,3,4].
Meski demikian, efektivitas biblioterapi lebih tinggi apabila dikombinasi dengan jenis psikoterapi lainnya [4].