6 Manfaat Biblioterapi Untuk Kesehatan Mental

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Istilah biblioterapi digunakan untuk jenis terapi yang diterapkan melalui aktivitas membaca [1,2,3].

Jadi dengan kata lain, biblioterapi adalah terapi baca buku yang baik untuk membantu orang-orang dengan masalah-masalah psikologis [1,2,3].

Biblioterapi masih termasuk di dalam jenis terapi psikologis yang melibatkan tiga pihak, yakni terapis, pasien/klien, dan buku [1,2,3].

Penentuan jenis buku yang perlu dibaca oleh pasien tidak ditentukan oleh pasien sendiri [1,2,3].

Terapis akan merekomendasikan buku yang penting dan akan sangat membantu bagi pemulihan kondisi pasien setelah melalui beberapa sesi pencarian akar masalah yang perlu diatasi segera [1,2,3].

Berikut ini merupakan serangkaian manfaat biblioterapi yang masih belum banyak diketahui.

1. Mengurangi Tingkat Kecemasan dan Stres

Membaca buku, khususnya bagi para penggemar buku dan sangat suka aktivitas membaca akan menemukan sensasi tersendiri ketika bersama dengan buku [4].

Tenggelam dalam dunia literasi saat membaca adalah hal yang bisa merilekskan diri [4].

Membaca buku adalah salah satu pelarian bagi banyak orang dari berbagai macam stres [4,5].

Oleh karena itu, terapi baca buku ada untuk penderita stres dan kecemasan berlebihan ketika perlu memulihkan diri dari segala gangguan psikis tersebut [4,5].

Terlebih bila membaca buku dengan informasi terkait dengan kondisi atau masalah emosional yang tengah dihadapi akan jauh lebih baik [4,5].

Membaca tidak sekadar menambah wawasan menjadi lebih luas, tapi juga benar-benar memberi efek tenang untuk perasaan maupun pikiran [4,5].

2. Buku Menjadi Teman Sekaligus Guru

Buku adalah teman dalam hidup yang tidak pernah lekang oleh waktu [4].

Sifat buku yang konstan dengan segala informasi yang dapat diakses secara mudah dan tanpa batas bisa sekaligus menjadi guru seumur hidup [4].

Sekalipun manusia tidak dapat belajar dari manusia lain atau mengalami keterbatasan dalam koneksi dan interaksi dengan orang lain, buku tidak demikian [4].

Buku selalu tersedia dengan rentang genre yang begitu luas sehingga dapat dibaca oleh siapa saja tergantung minat dan usia [4].

Sekalipun seseorang memiliki pendidikan yang tidak cukup tinggi atau bahkan tidak memiliki role model untuk belajar memperbaiki dan mengembangkan diri, membaca buku adalah aktivitas yang dapat memberikan hal-hal yang dirasa kurang tersebut [4].

3. Meningkatkan Ketahanan Mental

Belum banyak yang tahu bahwa biblioterapi dapat meningkatkan ketahanan mental seseorang [4].

Sebagian orang membutuhkan terapi baca buku untuk memulihkan kondisi jiwa dan mentalnya [4].

Namun lebih dari itu, membaca buku yang tepat dapat menambah kekuatan dan ketahanan mental, terutama ketika seseorang sedang mengalami kesulitan emosional dan membutuhkan panduan untuk melangkah kepada jalan yang benar [4].

Tidak harus selalu buku-buku non-fiksi, sebab buku-buku fiksi pun menawarkan berbagai cerita perjalanan yang menginspirasi pembacanya [4,6].

Penulis dalam menyuguhkan cerita dan menyampaikan pesan melalui ilustrasi-ilustrasi mengenai bagaimana seseorang dapat mengatasi atau menghadapi tantangan di hadapannya adalah suatu hal berharga yang bisa dipelajari pembaca [4,6].

4. Meningkatkan Kesadaran Diri dan Kecerdasan Emosional

Membaca buku adalah aktivitas di mana kita menempatkan diri sendiri pada posisi si karakter yang ada di dalam buku tersebut [4].

Hal ini yang mampu menyumbang kecerdasan emosional maupun kesadaran diri pada diri kita sebagai pembaca [4].

Pengalaman karakter-karakter yang kita baca menjadi sebuah referensi bagi pembacanya, entah disadari atau tidak [4].

Baik non-fiksi maupun fiksi, akan selalu ada isu/masalah dan konflik yang dapat pembaca pelajari sekaligus eksplor [4].

Tidak hanya sekadar menambah pengetahuan tentang isu-isu yang ada dan berbagai istilah baru yang mungkin asing bagi pembaca, sisi emosional pun ikut terbentuk [2,4].

Membaca buku dapat membuat pembaca mempertanyakan diri lalu kemudian menimbulkan suatu kesadaran baru efek dari topik yang diangkat oleh si penulis [2,4].

Kesadaran diri yang baru ini kemudian memengaruhi bagaimana secara emosional kita jauh lebih cerdas [2,4].

5. Mengurangi Rasa Kesepian

Para penderita gangguan kesehatan mental, terutaam di saat stres dan kesedihan melanda, biasanya akan merasa diri mereka sendirian [1,2,4].

Perasaan mengasihani diri sendiri karena merasa hanya mereka yang mengalami hal kurang menyenangkan lama-kelamaan memunculkan rasa kesepian [1,2,4].

Untuk mengurangi perasaan-perasaan negatif tersebut, membaca buku adalah salah satu terapi efektif [1,2,4].

Mengimajinasikan suatu plot dari buku yang dibaca atau memikirkan sebuah buku yang membantu dan mengembangkan diri sendiri akan membuat diri tidak lagi merasa sendiri [1,2,4].

Walau sebagai manusia kita diciptakan dengan keunikan masing-masing, sebagian orang dapat mengalami permasalahan dan tantangan yang sama [4].

Melalui buku, kita dapat mengetahui sudut pandang orang lain tentang bagaimana mereka menghadapi masalah yang sama [4].

6. Membuka Sudut Pandang Baru

Banyak orang membutuhkan terapi baca buku karena stres yang tidak berkesudahan.

Stres seringkali kemudian berkembang menjadi emosi yang membingungkan, pikiran-pikiran yang dipenuhi konflik sehingga perasaan dan perilaku menjadi terpengaruh secara negatif.

Membaca buku non-fiksi maupun fiksi membantu kita melihat permasalahan dari sudut pandang berbeda-beda [4].

Dalam hal ini, sebagai pembaca kita akan memperoleh wawasan atau ilmu baru untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan inspirasi sudut pandang yang baru [4].

Begitu banyak manfaat biblioterapi bagi penderita stres, depresi, dan berbagai masalah mental lainnya walau tidak semua penderita akan cocok dengan jenis terapi ini [1,2,3,4].

Meski demikian, efektivitas biblioterapi lebih tinggi apabila dikombinasi dengan jenis psikoterapi lainnya [4].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment