Ailurophobia : Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Ailurophobia?

Ailurophobia merupakan salah satu jenis fobia spesifik di mana seseorang memiliki rasa takut, cemas dan panik yang intens terhadap kucing [1].

Istilah lain untuk ailurophobia adalah elurophobia, felinophobia, dan gatophobia [5,18].

Bukan sekedar membenci atau tidak suka terhadap kucing, seseorang akan mengalami gejala gangguan panik dan kecemasan setiap kali melihat atau bertemu kucing [1,5,18].

Bahkan gangguan kecemasan dapat timbul sekalipun hanya membicarakan atau memikirkannya saja tanpa keberadaan nyata si kucing.

Penderita ailurophobia sehari-hari akan diliputi rasa khawatir kalau-kalau dalam kegiatannya dapat bertemu dengan kucing [1,2,3,4,5].

Tinjauan
Ailurophobia adalah fobia spesifik di mana seseorang mengalami rasa takut berlebihan dan irasional terhadap kucing.

Penyebab Ailurophobia

Ailurophobia pada dasarnya seperti kondisi fobia spesifik lainnya, penyebab pasti belum diketahui.

Hanya saja, terdapat sejumlah faktor yang mampu meningkatkan risiko seseorang mengalami ailurophobia.

  • Faktor Genetik

Ailurophobia dapat disebabkan oleh faktor genetik atau riwayat kesehatan keluarga [1,3,4].

Seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami ailurophobia bila salah satu atau beberapa anggota keluarga menderita kondisi yang sama.

Risiko ailurophobia juga tergolong tinggi pada seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi gangguan kecemasan, fobia spesifik lain, maupun gangguan mental lain.

  • Pengalaman Traumatis

Pengalaman buruk dan traumatis dapat menjadi salah satu alasan kuat seseorang menderita ailurophobia [1,2,3,4,5].

Pernah digigit atau dicakar oleh kucing hingga luka parah sangat dapat membuat seseorang menjadi takut secara berlebihan terhadap kucing [1,5].

Pengalaman traumatis tidak hanya terjadi karena pengalaman pribadi; menyaksikan orang lain yang dilukai oleh kucing pun mampu menimbulkan ketakutan tersendiri [1,5].

Pengalaman traumatis lebih rentan terjadi pada usia anak-anak yang kemudian rasa trauma terus berlanjut sekalipun sang anak telah tumbuh dewasa [2,3,4,5].

Seiring bertambahnya usia anak, ada yang mulai melupakan sedikit demi sedikit pengalaman tak menyenangkan dengan kucing.

Namun pada beberapa orang lainnya, trauma terhadap kucing tak dapat hilang dan kondisi dapat semakin memburuk ketika usia semakin dewasa.

  • Faktor Budaya dan Sejarah

Faktor budaya dapat menjadi salah satu alasan seseorang menderita ailurophobia.

Seperti halnya pada zaman Mesir Kuno, kucing disembah dan dipuja sebagai dewa [6].

Pada zaman itu, diyakini bahwa kucing berada di bawah perlindungan dewi kesuburan dan bulan.

Tak hanya itu, kucing yang sudah mati akan dimumikan, orang-orang pun akan menguburkannya di kuburan besar.

Sedangkan apabila sampai ada yang membunuh kucing, baik disengaja maupun tidak, pelanggaran dan hukuman berat tidak dapat dihindari.

Berbeda lagi ada abad ke-17 di Amerika dan Eropa di mana kucing dianggap sebagai pelayan penyihir yang akan melakukan segala hal yang diperintahkan oleh penyihir [7].

Kucing pada masa itu pun dipercaya sebagai pembawa pesan nokturnal.

Tahun 1692 dan 1693, pada Pengadilan Penyihir Salem, sangat dipercaya bahwa kucing sangat berhubungan dengan keberadaan penyihir [8].

Bahkan tak sedikit orang yang menganggap kucing sebagai iblis pada masa itu.

Tinjauan
Faktor genetik, faktor pengalaman traumatis, dan faktor budaya serta sejarah mampu menjadi alasan seseorang dapat mengalami ailurophobia.

Gejala Ailurophobia

Mendengar tentang kucing, membicarakannya, memikirkan, hingga bertemu atau melihat kucing secara langsung akan menimbulkan rasa takut yang ekstrem.

Hal ini menjadi gejala paling utama dari kondisi ailurophobia.

Bahkan melihat kucing dalam bentuk video maupun gambar serta kucing dalam bentuk kartun sekalipun dapat memicu gejala ailurophobia.

Gejala ailurophobia dapat berupa gejala fisik dan psikologis, dan berikut ini adalah sederet gejala yang perlu ditangani segera [1,2,3,4,5] :

  • Detak jantung lebih cepat dari normalnya
  • Berkeringat lebih banyak dari normalnya
  • Terasa nyeri pada bagian dada
  • Tubuh gemetaran
  • Agitasi
  • Pusing
  • Mual
  • Sesak napas
  • Sakit perut
  • Panik dan takut berlebihan setiap mendengar tentang kucing, melihat langsung maupun tidak langsung maupun saat memikirkannya.
  • Takut terhadap suatu tempat yang diketahui terdapat banyak kucing
  • Cenderung menghindari pembicaraan seputar kucing, tempat yang berhubungan dengan kucing, gambar dan video tentang kucing, serta menghindari langsung hewan tersebut.
  • Timbul kepanikan dan ketakutan ekstrem ketika sekedar mendengar suara kucing atau suara yang mirip dengan kucing.
  • Berpikir keras mencari cara menghindari kucing dalam bentuk apapun.

Seringkali penderita ailurophobia kemudian mengalami gangguan pada aktivitas sehari-harinya karena rasa takut irasional terhadap kucing.

Tidak hanya performa pekerjaan dan sekolah, hubungan sosial pun dapat terkena dampak buruk dari rasa takut dan penghindaran terhadap kucing secara berlebihan.

Contohnya saja, penderita ailurophobia akan menghindari teman yang suka dengan kucing [5].

Tinjauan
Gejala utama ailurophobia adalah kecemasan dan kepanikan berlebih karena rasa takut terhadap kucing, baik itu hanya memikirkan, membicarakan, maupun ketika melihat langsung. Selain itu, penderita akan cenderung menghindari topik pembicaraan seputar kucing, begitu pula dengan hewan kucing itu sendiri secara nyata. 

Pemeriksaan Ailurophobia

Pemeriksaan fisik dan evaluasi psikologis menjadi metode diagnosa utama untuk fobia spesifik termasuk ailurophobia [2,10].

Pengecekan kesehatan fisik adalah untuk memastikan apakah terdapat luka atau cedera yang mungkin disebabkan oleh kucing.

Untuk evaluasi psikologis, pasien sebaiknya menemui langsung dokter ahli kesehatan mental.

Umumnya, dokter ahli kesehatan mental menggunakan kriteria diagnostik DSM-V (Diagnostic and Statistical Manual 5th Edition) sebagai panduan dalam menegakkan diagnosa fobia spesifik seperti berikut [9].

  • Pasien mengalami rasa takut intens, persisten dan irasional ketika memikirkan, membicarakan, maupun melihat kucing.
  • Pasien memiliki reaksi takut yang cenderung berlebihan walaupun kucing tidak membahayakan.
  • Pasien menghindari segala hal yang berhubungan dengan kucing, seperti tempat-tempat yang terdapat keberadaan kucing, orang-orang yang membicarakan kucing, hingga video maupun gambar kucing.
  • Pasien mengalami gejala ailurophobia setidaknya selama 6 bulan (baik anak-anak maupun orang dewasa).
  • Pasien mengalami hambatan dalam pekerjaan, sekolah, dan/atau hubungan sosialnya karena kecenderungan menghindari hal-hal berbau kucing.
  • Kondisi gejala ailurophobia tidak disebabkan oleh kondisi gangguan mental lain yang memiliki gejala serupa.

Penanganan Ailurophobia

Penghindaran terhadap kucing bukan upaya penanganan terhadap ailurophobia yang benar.

Penghindaran justru berpotensi menyebabkan gejala ailurophobia semakin buruk.

Berikut ini adalah metode-metode penanganan ailurophobia yang sebaiknya ditempuh oleh pasien.

1. Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang banyak digunakan untuk mengatasi fobia spesifik [1,5,11,12].

Pada prosedur ini, terapis membantu pasien dalam proses pemahaman terkait ketakutan dan kecemasan pasien terkait kucing.

Terapis akan membantu pasien mengenali penyebab stres dan tindakan penghindaran mereka terhadap kucing.

Setelah teridentifikasi, pasien akan didukung untuk mengubah segala pikiran dan perilaku negatif menjadi positif [1,5].

Terapi ini merupakan tindakan tepat untuk para pasien fobia spesifik dalam meredakan rasa cemas dan panik mereka terhadap suatu obyek.

2. Terapi Eksposur

Selain terapi perilaku kognitif, psikoterapi juga meliputi terapi eksposur yang sangat efektif mengatasi fobia spesifik [1,2,3,4,5].

Secara perlahan, terapis membantu pasien menjadi lebih berani menghadapi obyek penyebab rasa takutnya.

Pasien ailurophobia akan diekspos pada gambar, audio, maupun video tentang kucing lebih dulu secara bertahap [1,5].

Jika gambar dan audio tidak lagi memicu rasa takut berlebih pada pasien, kemungkinan besar terapis akan menghadapkan pasien dengan boneka kucing lebih dulu sebelum bertemu kucing secara nyata [5].

Diyakini bahwa pasien yang melihat obyek penyebab rasa takutnya secara terus-menerus akan memiliki perasaan terbiasa.

Hanya saja jika eksposur dilakukan berlebihan, hal ini mampu memperburuk gejala kecemasan pada pasien alih-alih mengatasinya [1].

Terapi eksposur juga bertujuan utama membantu pasien berinteraksi dengan kucing secara aman dan nyaman.

Respon pasien yang sudah merasa jauh lebih baik akan lebih tenang ketika dihadapkan pada kucing.

3. Penggunaan Obat-obatan

Pemberian obat bagi pasien fobia spesifik bukan untuk menyembuhkan, melainkan sebagai pereda gejala.

Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang umumnya diresepkan untuk mengatasi gejala psikologis dan fisik pasien ailurophobia :

  • Benzodiazepine

Obat golongan sedatif ini bertujuan utama mengurangi gejala kecemasan [2].

Namun biasanya, penggunaan tidak untuk jangka panjang karena dokter meresepkan hanya sebagai penanganan sementara gejala fobia spesifik.

  • Beta-Blockers

Untuk pasien ailurophobia dengan gejala berupa pusing, tekanan darah naik, dan detak jantung lebih cepat, beta-blockers akan diresepkan [2].

Gejala fisik dari gangguan kecemasan tersebut terjadi ketika pasien dihadapkan pada sumber ketakutannya.

Namun dengan mengonsumsi beta-blockers, pasien akan merasa lebih baik dan tenang.

Obat jenis ini diresepkan dokter untuk mendukung efek terapi eksposur [13].

Efektivitas dari terapi eksposur bersamaan dengan penggunaan obat ini terbukti meningkat walaupun terapi eksposur saja pun  seringkali sudah cukup dalam mengatasi fobia spesifik.

4. Perubahan Gaya Hidup

Selama masa pemulihan, penderita ailurophobia juga sebaiknya lebih memerhatikan pola hidup.

Mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dapat dilakukan untuk meredakan gangguan kecemasan, seperti [1,14,15,16] :

  • Berolahraga lebih teratur, setidaknya seminggu 3 kali.
  • Melakukan meditasi.
  • Melakukan latihan Yoga.
  • Mengurangi asupan kafein, karena kafein mampu meningkatkan rasa cemas.
Tinjauan
Psikoterapi (terapi perilaku kognitif dan terapi eksposur), pemberian obat (beta-blockers, benzodiazepine dan d-cycloserine) serta perubahan gaya hidup adalah metode penanganan fobia spesifik, termasuk bagi penderita ailurophobia.

Komplikasi Ailurophobia

Depresi, isolasi sosial, dan terhambatnya kelangsungan hidup sehari-hari dapat menjadi risiko komplikasi besar [3,4,17].

Selain itu, ailurophobia juga dapat memicu keinginan dan aksi bunuh diri karena tingkat depresi yang semakin berat [17].

Penghindaran dari sumber ketakutan dan tidak segera menanganinya hanya akan memperburuk kondisi gejala dan mengakibatkan komplikasi.

Pencegahan Ailurophobia

Belum diketahui bagaimana cara mencegah ailurophobia, namun pemeriksaan gejala secara dini akan sangat membantu.

Pemeriksaan dan penanganan dini setidaknya mampu mempercepat pemulihan pasien.

Penanganan dini juga dapat mengurangi risiko bahaya komplikasi seperti depresi, isolasi sosial hingga aksi bunuh diri pada pasien.

Tinjauan
Tidak terdapat cara pasti dalam mencegah ailurophobia, namun pemeriksaan dan pengobatan dini akan meminimalisir risiko komplikasi berbahaya pada penderita.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment