Daftar isi
Apa Itu Automatonophobia?
Automatonophobia merupakan salah satu jenis fobia spesifik di mana seseorang mengalami ketakutan irasional terhadap obyek yang berbentuk seperti manusia [1,2,3].
Patung, manekin, figur lilin, animatronik atau robot merupakan obyek yang dimaksud dan jenis fobia ini mampu menyebabkan kecemasan serta stres berlebih pada penderitanya.
Jika dibiarkan terlalu lama, kondisi automatonophobia ini dapat semakin buruk dan menurunkan kualitas hidup sang penderita.
Tinjauan Automatonophobia adalah fobia spesifik ketika seseorang merasa takut berlebihan terhadap obyek yang berbentuk seperti manusia, seperti patung, manekin, figur lilin, animatronik atau robot.
Penyebab Automatonophobia
Tidak jauh berbeda dari jenis fobia spesifik lainnya, penyebab utama automatonophobia belum diketahui jelas.
Namun, terdapat beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko fobia spesifik ini seperti di bawah ini :
- Faktor Genetik
Seseorang yang memiliki anggota keluarga, terutama orang tua dengan kondisi gangguan kecemasan, fobia spesifik (khususnya automatonophobia), atau gangguan mental lain, risiko menjadi lebih besar [1,3,4,5].
Karena fobia spesifik berkaitan dengan gangguan panik dan gangguan kecemasan, maka memiliki anggota keluarga dengan kondisi fobia spesifik ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami fobia yang sama.
- Faktor Perkembangan Otak
Fobia spesifik rata-rata bermula di usia anak-anak dan dengan kondisi perkembangan awal otak, risiko fobia spesifik (termasuk automatonophobia) menjadi semakin besar [1,3].
Tingkat kerentanan seseorang dalam mengalami fobia spesifik menjadi lebih tinggi ketika perkembangan otak terjadi terlalu dini.
- Faktor Pengalaman Traumatis
Faktor lingkungan seperti halnya memiliki pengalaman tak menyenangkan terkait benda atau obyek menyerupai manusia dapat memicu automatonophobia [1,3,6,7,8].
Misalnya, pernah terluka karena patung atau figurin atau dikagetkan saat masih kecil dan belum mengerti apapun dapat memicu rasa takut yang berlebih dalam diri anak.
- Faktor Budaya Populer
Gangguan kecemasan berkaitan dengan benda-benda menyerupai manusia dapat berkembang menjadi automatonophobia karena berawal dari hal-hal yang dianggap biasa [1,2,3].
Budaya populer yang dimaksud salah satunya adalah House of Wax, sebuah film yang bertemakan horor dan thriller ini sebenarnya tayang pertama kali dengan versi Vincent Price pada tahun 1953 [4].
Pada masa itu, film ini tayang dalam versi 3D dan berfokus pada pembuat patung lilin yang mengidap gangguan kejiwaan dan melakukan sejumlah pembunuhan berantai secara mengerikan.
Pembunuhan manusia dan menjadikannya patung lilin lalu memajangnya di museum membuat film ini sebagai salah satu tontonan yang membawa pengaruh menakutkan bagi beberapa orang.
Pada tahun 2005, film ini dibuat kembali dengan plot cerita yang tergolong sangat berbeda dan dimainkan oleh Elisha Cuthbert, Chad Michael Murray, Paris Hilton dan Brian Van Holt.
Tinjauan Berbagai faktor dapat menjadi peningkat risiko automatonophobia pada seseorang, seperti misalnya faktor genetik, faktor perkembangan otak, faktor pengalaman tak menyenangkan, serta faktor budaya populer.
Gejala Automatonophobia
Ketika berada di sekitar atau melihat figur yang menyerupai manusia, rasa takut dan panik berlebih akan timbul dalam penderita atomatonophobia secara otomatis.
Tak hanya panik dan takut, penderita juga akan mengalami kecemasan, termasuk saat menjumpai boneka [1,2,3].
Pediophobia atau ketakutan berlebih dan irasional terhadap boneka adalah salah satu jenis automatonohobia.
Tak hanya ketika menjumpai langsung obyek menyerupai manusia, membicarakan dan memikirkannya saja akan membuat penderita automatonophobia mengalami ketakutan hebat [1,3].
Melihat gambar pun akan berefek sama di mana gejala fisik dan psikologis berikut akan dialami.
Gejala Fisik Automatonophobia
Beberapa gejala fisik yang timbul pada penderita automatonophobia ketika dihadapkan pada figur menyerupai manusia antara lain [1,2,3] :
- Pusing
- Tubuh gemetaran
- Tubuh berkeringat lebih banyak dari normalnya
- Diare
- Mual yang terkadang dapat disertai muntah
- Kesulitan bernapas
- Nyeri di bagian dada
- Peningkatan detak jantung
Gejala Psikologis dan Perilaku Automatonophobia
Selain gejala fisik, penderita juga mengalami beberapa gejala psikologis dan perilaku berikut [1,2,3,5,6,7] :
- Tubuh lebih cepat lelah
- Kecemasan yang konstan
- Takut berlebih (terutama ketika dihadapkan pada figur menyerupai manusia)
- Serangan panik
- Agitasi
- Gangguan tidur
- Daya konsentrasi menurun
- Menghindar terus-menerus dari obyek atau benda yang membuat penderita takut
Tinjauan Gejala automatonophobia terdiri dari gejala fisik dan gejala psikologis di mana penderita dapat mengalami pusing, sulit bernapas, gemetaran, berkeringat, hingga kecemasan konstan, serangan panik, penurunan fokus, gangguan tidur, dan agitasi.
Pemeriksaan Automatonophobia
Gangguan kecemasan yang berkaitan dengan automatonophobia dapat menjadi gejala dari kondisi medis tertentu.
Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tetap diperlukan di awal untuk memastikan bahwa gangguan kecemasan tidak disebabkan kondisi medis apapun [5,6].
Selain pemeriksaan fisik, dokter perlu melakukan evaluasi psikologis terhadap pasien.
Dokter kesehatan jiwa dan mental biasanya menggunakan kriteria diagnostik DSM-V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition) sebagai panduan [8].
Melalui kriteria ini, dokter akan mencocokkan dengan gejala yang dialami pasien sehingga mampu menegakkan diagnosa automatonophobia [8].
- Pasien mengalami ketakutan berlebih yang persisten dan tak dapat dijelaskan secara logis terhadap figur menyerupai manusia.
- Pasien mengalami serangan panik dan gangguan kecemasan ketika melihat (secara langsung maupun melalui media), memikirkan, maupun membicarakan figur menyerupai manusia.
- Pasien memiliki rasa takut yang tidak setara dengan tingkat bahaya yang timbul sebab obyek menyerupai manusia ini umumnya bukanlah benda yang mengancam.
- Pasien terus-menerus menghindari situasi yang berkaitan dengan figur menyerupai manusia, baik itu obyeknya secara langsung, media tak langsung, hingga topik pembicaraan mengenai hal tersebut.
- Pasien mengalami gejala-gejala automatonophobia setidaknya sudah 6 bulan dan gejala terjadi konstan.
- Pasien mengalami kualitas hidup yang menurun karena fobia ini.
- Pasien tidak memiliki kondisi medis dan psikologis lain dengan gejala yang mirip dengan gejala automatonophobia ini.
Tinjauan Pemeriksaan fisik dan evaluasi psikologis digunakan sebagai metode diagnosa automatonophobia. Selain itu, ahli kesehatan mental umumnya menggunakan DSM-V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition) sebagai panduan kriteria diagnostik sebagai penegak diagnosa fobia spesifik.
Penanganan Automatonophobia
Penanganan automatonophobia sama seperti fobia spesifik pada umumnya, yaitu dengan pasien menjalani psikoterapi, penggunaan obat resep dokter, dan perubahan pada pola hidup.
Berikut ini merupakan metode-metode penanganan automatonophobia yang dapat ditempuh dan dilakukan oleh pasien.
Terapi eksposur atau pemaparan adalah salah satu bentuk psikoterapi di mana terapis profesional mengekspos pasien ke sumber penyebab rasa takutnya [1,3,5,6,7].
Dalam hal ini, pasien akan diekspos pada figur yang menyerupai manusia, entah itu robot, manekin atau lainnya.
Tidak secara langsung dihadapkan pada benda nyatanya, terapis akan menunjukkan sejumlah gambar dan video terlebih dul kepada pasien.
Jika mengalami kemajuan, terapis baru akan membantu pasien dengan mengekspos langsung pada obyek yang membuatnya takut.
Terapi ini diterapkan secara bertahap dan secukupnya agar tidak berlebihan dan justru memperburuk gejala pasien [1,3].
Menjalani terapi ini sangat baik bagi peningkatan kualitas hidup pasien, terutama jika pasien sudah mulai mengisolasi diri karena fobianya.
- Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif adalah salah satu terapi penting yang efektif bagi penderita gangguan kecemasan, termasuk yang berkaitan dengan fobia spesifik [1,3,5,6,7].
Melalui terapi ini, terapis akan membantu pasien dalam memahami rasa takutnya terhadap benda-benda figur menyerupai manusia.
Pasien perlu mengetahui apa alasan mereka begitu menghindari benda-benda seperti ini dan berperilaku irasional.
Proses analisa terhadap rasa takut berlebihan yang dialami pasien sangat penting untuk dapat meredakan gejala fobia itu sendiri.
Terapis berperan penting membantu pasien mengubah persepsi negatif mengenai hal-hal yang membuat pasien takut menjadi persepsi yang lebih positif [3].
Pasien yang mulai mengisolasi diri pun dapat menempuh terapi ini untuk meningkatkan hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya.
- Obat-obatan
Pemberian obat dilakukan oleh dokter baik mengombinasikannya dengan psikoterapi maupun tidak (tergantung dari tingkat keparahan gejala pasien).
Antidepresan adalah jenis obat yang dokter resepkan untuk menangani gejala automatonophobia, seperti meredakan gejala serangan panik dan gangguan kecemasan [1].
Benzodiazepine adalah jenis obat lainnya yang juga dapat diresepkan untuk pasien [5,7].
Namun jika benzodiazepine hanya boleh dipergunakan jangka pendek, antidepresan adalah golongan obat yang lebih aman digunakan jangka panjang (asal di bawah pengawasan dokter).
- Perubahan Pola Hidup
Perubahan dalam pola hidup juga membantu pasien dalam mengatasi kecemasannya yang berlebih, terutama terhadap benda-benda figur menyerupai manusia.
Rutin berolahraga setidaknya mengambil waktu 3 kali dalam seminggu sangat baik bagi kesehatan mental [9].
Olahraga akan membantu pelepasan hormon endorfin yang menenangkan dan membuat suasana hati jauh lebih baik.
Selain olahraga, meditasi dan latihan Yoga dapat dipraktekkan setiap hari untuk ketenangan hati dan pikiran [10].
Pengelolaan stres melalui olahraga, Yoga, dan meditasi (termasuk latihan pernapasan) sangat efektif dalam meredakan kecemasan.
Bagi penderita automatonophobia dan gangguan kecemasan, sebaiknya juga mengurangi asupan kafein [11].
Karena kafein memberi efek detak jantung berdebar dan kenaikan tekanan darah, zat ini mampu dengan mudah menimbulkan kecemasan.
Oleh sebab itu, hindari kopi, teh dan berbagai minuman berenergi, terutama konsumsi berlebihan dan ganti dengan yang lebih aman seperti air putih.
Tinjauan Psikoterapi (terapi eksposur dan terapi perilaku kognitif), penggunaan obat anticemas dan antidepresan, hingga perubahan pola hidup dapat membantu menangani gejala automatonophobia.
Komplikasi Automatonophobia
Penghindaran dari figur menyerupai manusia secara terus-menerus tidak akan membuat kondisi menjadi lebih baik.
Karena figur-figur ini merupakan bagian dari kemajuan teknologi, tentunya akan semakin sulit untuk menghindarinya sama sekali.
Jika gejala gangguan panik dan kecemasan tidak segera diatasi, penderita automatonophobia bukan tidak mungkin lebih memilih isolasi diri agar terhindar dari obyek yang menyebabkan rasa takutnya [1,3,5,6,7].
Isolasi diri dapat berakibat pada sejumlah masalah psikologis lainnya, seperti agoraphobia, depresi berat, hingga keinginan untuk bunuh diri [12,13].
Kehidupan sehari-hari pasien automatonophobia yang tak segera diatasi pun dapat terhambat karena ketakutan berlebih yang menghalangi diri penderita beraktivitas secara normal.
Tak hanya kehidupan sosial, pekerjaan atau sekolah pasien dapat terkena dampak buruk dari fobia spesifik ini [5,6,7].
Tinjauan Terhambatnya kelangsungan hidup, isolasi diri, depresi yang lebih berat, hingga keinginan maupun aksi bunuh diri dapat terjadi pada penderita fobia spesifik, termasuk pada kasus automatonophobia.
Pencegahan Automatonophobia
Hingga kini belum terdapat cara khusus yang diketahui mampu mencegah fobia spesifik, termasuk dalam kasus automatonophobia.
Namun dengan memeriksakan kondisi gejala sedini mungkin, automatonophobia dapat diatasi dengan baik.
Bila kondisi fobia spesifik ini teratasi secara tepat, maka risiko komplikasi pun dapat dihindari.
Penderita dapat pulih dari serangan panik maupun gangguan kecemasan, terlebih penderita juga tidak mengalami hambatan dalam bersosialisasi dan menjalani kehidupan sehari-harinya.
Tinjauan Pemeriksaan gejala awal dan penanganan dini gejala automatonophobia dapat mencegah timbulnya komplikasi berbahaya bagi penderita.