Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Hubungan seksual merupakan kegiatan yang membawa risiko penyakit menular seksual, tidak terkecuali dengan oral seks. Walaupun risiko penularan pada oral seks lebih kecil dibandingkan dengan hubungan seks... melalui vagina atau anal, namun tetap terdapat risiko penyakit seperti infeksi klamidia, herpes, gonore, sifilis yang dapat ditularkan melalui mulut seseorang ke alat kelamin orang lain dan sebaliknya. Transmisi ini dapat dicegah dengan menggunakan kondom saat melakukan oral seks, tidak melakukan oral seks saat sedang mengalami luka atau sariawan di area mulut atau sedang mengalami sakit tenggorokan, tidak melakukan ejakulasi di dalam mulut pasangan, dan hindari menggosok gigi sesaat sebelum melakukan oral seks. Jika Anda telah aktif secara seksual, lakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan seksual Anda. Anda dapat melakukannya di klinik khusus seksual atau tempat lain yang sesuai dengan kenyamanan Anda. Read more
Banyak ahli mengatakan oral sex bukanlah cara berhubungan yang aman. Oral sex mungkin terkesan lebih aman daripada berhubungan intim tanpa kondom, karena seseorang tidak dapat hamil dari melakukan oral sex. Namun, oral sex tanpa kondom juga dapat membawa beberapa risiko yang signifikan terkait penyakit menular seksual. [1]
Penyakit dan infeksi menular seksual tidak hanya menular melalui seks vagina dan anal. Sentuhan dari kulit ke organ kelamin dalam bentuk apapun dapat menularkan penyakit menular ini. [2]
Beragam penyakit menular seksual dapat menular dari oral seks. Dibawah ini adalah beberapa penyakit yang sering terjadi. [1]
Daftar isi
1. Klamidia
Klamidia adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini adalah infeksi menular seksual yang paling sering terjadi di Amerika. [2]
Klamidia dapat ditularkan melalui oral sex, namun lebih sering ditularkan melalui seks vagina ataupun seks anal. Klamidia dapat menyerang kerongkongan, organ kelamin, saluran perkencingan, dan rektum. [2]
Banyak klamidia menyerang kerongkongan tanpa disertai gejala apapun. Gejala pertama yang mungkin muncul adalah sakit tenggorokan. Klamidia bukanlah sebuah kondisi jangka panjang dan bisa disembuhkan dengan antibiotik. [2]
2. Gonorea
Gonorea adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. The CDC mengestimasi sekitar 1.14 juta kasus gonorea baru setiap tahunnya, dimana menginfeksi seseorang dengan usia 15 sampai 24 tahun. [2]
Gonorea juga dapat ditularkan melalui oral sex, sama seperti klamidia, namun penyebab pastinya sulit untuk ditentukan. Gonorea dapat menyerang tenggorokan, organ kelamin, saluran perkencingan, dan rektum. [2]
Sama seperti klamidia, gon oreadi tenggorokan tidak selalu menunjukkan adanya gejala. Gejala seperti sakit tenggorokan dapat muncul setelah beberapa minggu seseorang terkena paparan gonorea. [2]
Gonorea dapat disembuhkan dengan antibiotik yang tepat. Namun, telah banyak ditemukan resistensi antibiotik pada gonorea di Amerika dan beberapa negara lainnya. Oleh sebab itu, The CDC merekomendasikan penderita gonorea untuk melakukan pemeriksaan ulang setelah antibiotiknya habis. [2]
3. Sipilis
Sipilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Menurut CDC, ada 115.045 kasus sipilis baru yang dilaporkan pada tahun 2018. [2]
Sipilis dapat menyerang mulut, bibir, organ kelamin, anus, dan rektum. Jika tidak tertangani, sipilis juga dapat menyebar dan menginfeksi organ lain, termasuk pembuluh darah dan sistem syaraf. [2]
Gejala sipilis berlangsung dalam 3 tahap, yaitu [2]:
- Tahap pertama (sipilis primer) dapat dicirikan dengan nyeri tanpa rasa sakit (disebut chancre) pada alat kelamin, rektum, atau mulut. Nyeri dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
- Tahap kedua (sipilis sekunder) dapat dicikan dengan ruam kulit, pembengkakan limfo nodus, dan demam. Kondisi ini dapat disebut sebagai tahap laten, dimana dapat berlangsung selama beberapa tahun tanpa gejala lainnya.
- Tahap ketiga (silipis tertier) dapat menyerang otak, syaraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi penderita.
Sipilis juga dapat menular ke janin saat kehamilan dan dapat menyebabkan stillbirth (bayi lahir namun mati). [2]
Sipilis dapat disembuhkan dengan antibiotik yang tepat. Jika tidak tertangani, kondisi ini akan tetap berada di dalam tubuh dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti kerusakan organ dan masalah syaraf lainnya. [2]
4. HSV-1
Virus herpes simplek tipe 1 (HSV-1) adalah satu dari dua tipe virus herpes yang sering terjadi pada infeksi menular seksual. [2]
HSV-1 menyebar melalui kontak oral ke oral atau oral ke kelamin, dimana menyebabkan hespes mulut atau herpes kelamin. Menurut World Health Organization (WHO), HSV-1 menyerang sekitar 3,7 miliar orang dengan usia dibawah 50 tahun di seluruh dunia. [2]
HSV-1 dapat menyerang bibir, mulut, tenggorokan, kelamin, rektum, dan anus. Gejala dari hespes oral (mulut) adalah lecet atau luka (disebut juga cold sores) pada mulut, bibir, dan tenggorokan. [2]
HSV-1 adalah kondisi yang berlangsung dalam seumur hidup penderita, bahkan dapat menyebar walaupun tidak menunjukan gejala. Pengobatan dapat mengurangi dan mencegah penyebaran herpes. [2]
5. HSV-2
HSV-2 adalah tipe herpes simplek yang kedua dimana menular melalui hubungan seksual baik secara mulut, vagina, atau anal. Menurut WHO, HSV-2 menyerang sekitar 491 juta orang dengan usia 15 sampai 49 tahun di seluruh dunia. [2]
HSV-2 dapat menyebabkan penyakit yang serius seperti herpes esofagitis. Gejala hesper esofagitis adalah [2] :
- Luka terbuka di mulut
- Kesulitan menelan atau nyeri saat menelan
- Menggigil
- Demam
- Malaise (perasaan tidak enak badan)
Kondisi ini merupakan kondisi yang terjadi seumur hidup dan dapat menyebar walaupun penderita tidak bergejala. Pengobatan dapat membantu memperpendek, mengurangi, dan mencegah penyebaran herpes. [2]
6. HPV
HPV adalah infeksi menular seksual yang paling sering terjadi di Amerika. The CDC mengestimasikan sekitat 69 juga penduduk Amerika terinfeksi HPV. [2]
Virus dapat menyebar melalui oral sex dengan persentase yang sama seringnya dengan penularan melalui seks vagina atau anal. HPV dapat menyerang mulut, tenggorokan, kelamin, serviks, anus, dan rektum. [2]
Pada beberapa kasus, HPV tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, beberapa tipe HPV dapat menyebabkan laryngeal papillomatosis, dimana menyerang mulut dan tenggorokan. Gejalanya dapat berupa [2] :
- Kutil atau benjolan di tenggorokan
- Perubahan vokal
- Kesulitan berbicara
- Sesak napas
Tipe HPV lainnya yang menyerang mulut dan tenggorokan tidak menyebabkan adanya kutil, namun dapat menyebabkan kanker kepala atau leher. [2]
HPV tidak memiliki obat penyembuh, tapi tubuh sendiri dapat menghilangkan HPV tanpa menyebabkan masalah tambahan. Kutil yang berada di mulut atau tenggorokan dapat dihilangkan melalui operasi atau penanganan lain, namun tetap dapat kambuh. [2]
Pada tahun 2006, FDA menyetujui sebuah vaksin untuk anak-anak dan remaja dengan usia 11 sampai 26 tahun untuk mencegah penularan HPV jenis tertentu. HPV jenis ini adalah HPV yang berhubungan dengan kanker serviks, anus, kepala, dan leher. Vaksin ini juga melindungi penerima dari jenis virus lain yang menyebabkan kutil kelamin. [2]
Pada tahun 2018, FDA memperluas persetujuan vaksin tersebut, yaitu penerima vaksin dapat berusia hingga 45 tahun. [2]
7. HIV
The CDC mengestimasikan terdapat 1,17 juta penduduk Amerika memiliki HIV pada tahun 2018. HIV dapat dengan mudah tersebar melalui seks vagina dan anal. Menurut CDC, risiko penyebaran dan tertular HIV melalui oral sex cukup rendah. [2]
HIV adalah penyakit seumur hidup yang mungkin saja tidak bergejala selama beberapa tahun. Penderita HIV dapat bergejala seperti pilek biasa. [2]
Tidak ada obat untuk HIV. Walau demikian, penderita HIV tetap dapat hidup panjang dan sehat dengan cara melakukan pengobatan antivirus. [2]
8. Hepatitis A
Hepatitis A adalah infeksi pencernaan yang tersebar melalui infeksi feses. Jika oral sex yang dilakukan termasuk menjilat dan menyentuh anus pasangan, walaupun anus terlihat bersih, seseorang dapat berisiko terkena penyakit ini. [1]
9. Shigellosis
Shigella gastroenteritis adalah infeksi pencernaan yang disebabkan oleh bakteri yang tersebar melalui kontak feses terinfeksi.
Shigellosis juga dapat menyebar melalui kontak seksual, terutama melalui oral sex ataupun seks anal. Pria yang berhubungan intim dengan pria lainnya memiliki risiko tinggi terhadap sigelosis. [1]
10. Kutu Kemaluan
Kutu kemaluan, atau crabs, adalah serangga kecil yang ditemukan di area kelamin. Kutu ini menghisap darah inangnya dan menyebabkan rasa gatal yang berkepanjangan. Kutu kemaluan menyebar melalui berhubungan intim. [1]
Kapan Harus ke Dokter?
Banyak orang tidak mengalami gejala saat terkena infeksi menular seksual. Maka dari itu, penting sekali untuk setiap orang yang memiliki risiko terinfeksi penyakit menular seksual untuk melakukan tes. [3]
Seseorang yang berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual diantaranya [3] :
- Melakukan hubungan seksual tanpa pelindung
- Memiliki pasangan penderita penyakit menular seksual
- Mengalami gejala tertentu, seperti perubahan dan leleran di organ kelamin
Seseorang dapat melakukan tes di ruang praktek dokter, klinik kesehatan, ataupun rumah sakit. Kebanyakan penyakit menular seksual dapat ditangani. [3]
Tips Mengurangi Bahaya Oral Sex
Ada beberapa cara untuk mengecah dan mengurangi risiko penyebaran dan terkena infeksi menular seksual.
- Kondom
Kondom yang melindungi penis adalah tipe pelindung yang umum digunakan sebagai alat kontrasepsi. [3]
Ada 3 bahan kondom yang biasa digunakan yaitu lateks, plastik, atau kulit domba. Kondom kulit domba hanya dapat digunakan untuk mencegah kehamilan saja, tidak untuk mencegah penyakit menular seksual. [3]
Kondom lateks dan plastik dapat melindungi penularan penyakit menular seksual dengan melindungi penis dan membatasi penis berhubungan langsung dengan vagina atau anus. [3]
Seseorang harus menggunakan kondom baru setiap kali ingin memulai aktivitas seksual yang berbeda. Sebagai contoh, seseorang harus mengganti kondomnya jika mereka mengganti dari oral sex ke seks anal. Pergantian ini juga termasuk jika seseorang ingin mengganti seks anal menjadi seks vagina. [3]
- Kondom Internal
Kondom internal, atau kondom wanita, adalah sebuah kondom alternatif lainnya selain kondom penis. Kondom ini menyediakan proteksi yang sama seperti kondom penis. [3]
Kondom internal berbentuk seperti kantung plastik yang dimasukan kedalam vagina atau anus serta melindungi beberapa bagian dari vulva dan kulit disekitar anus. Penggunaan kondom internal dapat mengurangi risiko penularan infeksi menular seksual dari kontak semen atau kulit. [3]
- Bendungan Gigi
Bendungan gigi adalah lembaran poliuretan atau lateks kecil yang digunakan sebagai pembatas antara mulut dengan vagina atau anus selama oral sex. Pembatasan kontak antara mulut dan kelamin ini membantu mengurangi penyebaran penyakit menular seksual. [3]
Jika bendungan gigi tidak tersedia, anda dapat memotong kondom plastik atau lateks menjadi dua dan digunakan seperti bendungan gigi biasa. [3]
- Vaksin HPV
Ilmuwan telah menemukan vaksin untuk melindungi orang dari infeksi HPV. Vaksin tersedia untuk setiap orang yang berusia 9 sampai 45 tahun. Waktu paling baik untuk melakukan vaksin adalah pada anak-anak yang belum aktif secara seksual untuk mengurangi risiko anak tersebut dalam penyakit menular seksual saat sudah bertumbuh dewasa. [3]
Vaksin HPV aman untuk dilakukan. Efek samping yang umumnya terjadi adalah nyeri sementara dan ruam kulit pada area injeksi. [3]