Bambu Tali A-Z : Manfaat – Gizi dan Efek Sampingnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Bambu tali, atau biasa disebut dengan nama bambu apus, merupakan salah satu jenis bambu yang umum ditemui di negara-negara tropis di Benua Asia. Batang tanaman ini seringkali dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan ataupun perabotan rumah [1].

Fakta Tentang Bambu Tali

Selain dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan dan perabotan rumah, bambu tali juga kerap kali dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional. Hal ini dikarenakan khasiatnya yang beragam, serta telah terbukti secara turun-temurun.

Riwayat penggunaan bambu tali sebagai bahan baku obat-obatan tradisional tercatat dalam lontar usada, sebuah naskah kitab pengobatan kuno dari Bali.

Di dalam naskah tersebut, disebutkan bahwa bagian akar dan buluh bambu tali dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit kencing manis dan merawat kesehatan kulit.

Penelitian membuktikan bahwa tanaman bambu tali mengandung beragam zat kimia yang berkhasiat untuk kesehatan. Di dalam ekstrak yang didapat dari bagian akar dan buluh bambu tali, ditemukan kandungan senyawa kurkumin, limonena, toluena, serta asam-asam lemak jenuh (asam stearat, asam palmitat) dan tidak jenuh (asam oleat).

Uji laboratorium juga membuktikan bahwa ekstrak daun bambu tali berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit diare [1,2].

Fakta Menarik Tentang Bambu Tali

  • Bambu tali tumbuh berumpun, serta memiliki batang yang rapat dan tegak.
  • Batangnya berkayu, bulat berongga, beruas-ruas, dan dapat tumbuh hingga ketinggian 22 meter.
  • Batangnya tumbuh beruas-ruas dengan panjang tiap ruas 20-60 cm dan diameter 4-15 cm.
  • Daunnya tunggal, memiliki pelepah, berbentuk lanset, dan dapat tumbuh hingga ukuran panjang 20-30 cm dan lebar 4-6 cm.
  • Bunganya majemuk, berbentuk malai, dan memiliki warna ungu kehitaman.
  • Akarnya berbentuk serabut, dengan warna putih kehitaman.
  • Habitatnya di negara-negara beriklim tropis dan beberapa negara beriklim subtropis di Benua Asia.
  • Habitat asalnya di wilayah Burma (Tenasserim) dan Thailand Selatan, kemudian menyebar ke wilayah India, Indocina (Kamboja, Laos, Vietnam), Semenanjung Malaysia, dan Indonesia.
  • Dalam bahasa daerah, bambu tali dikenal dengan nama pring tali (Jawa), awi tali (Sunda), perreng tale (Madura), tiying tali (Bali), dan nama-nama lainnya.
  • Digunakan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional karena khasiatnya yang beragam

Kandungan Bambu Tali

Bambu tali
  • Kandungan Komposisi Senyawa Kimia Akar Bambu Tali : [1]
Zat KimiaJumlah
Toluena6,02%
Isoamil asetat30,32%
Heksana, 4-etil-2-metil3,55%
Limonena4,52%
1,3,5-Trimmetilbenzena1,39%
Oktana, 4-etil0,73%
Endobornil acetate0,72%
Kurkumin6,39%
Alpha-Cendrene3,93%
Asam miristat0,56%
Asam palmitat16,15%
Asam stearat2,97%
Asam oleat3,24%
9,12-Oktadekadinal5,21%
Asam linoleat0,60%
© IDNmedis.com
  • Komposisi Senyawa Kimia Batang Bambu Tali :[1]
Zat KimiaJumlah
Kurkumin6,67%
Alpha-Cendrene4,12%
Asam miristat1,86%
Asam palmitat49,99%
Asam stearat3,07%
Asam oleat6,66%
9,12-Oktadekadinal14,12%
Naftalena2,04%
Asam pentadekanoat1,03%
Asam heksadekanoat1,91%
Oleoamida2,49%
© IDNmedis.com

Senyawa Kimia Pada Bambu Tali

Tanaman bambu tali memiliki beberapa kandungan zat kimia yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Zat-zat tersebut di antaranya [1,3,5,6,7,8,9,10,11]:

  • Alkaloid. Senyawa ini memiliki sifat antioksidan. Antioksidan berfungsi untuk mencegah radikal bebas. Senyawa ini juga bersifat antimikrobial, sehingga dapat menghambat perumbuhan mikroorganisme yang merugikan bagi kesehatan tubuh.
  • Flavonoid. Senyawa ini memiliki sifat antioksidan, antibakteri, antivirus, dan anti inflamasi. Senyawa ini mencegah pertumbuhan mikroorganisme serta membantu mengatasi peradangan dan/atau luka pada kulit.
  • Etanol. Senyawa ini memiliki sifat anti inflamasi. Senyawa ini membantu mengatasi peradangan dan/atau luka pada kulit.
  • Saponin. Zat ini memiliki sifat sitotoksik (kemampuan merusak sel) sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker.
  • Polifenol. Senyawa ini memiliki sifat anti inflamasi, sehingga dapat membantu mengatasi peradangan dan/atau luka pada kulit. Senyawa ini juga memiliki sifat antioksidan, dan mampu membantu mengatasi penyakit diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
  • Fitosterol. Senyawa ini memiliki sifat anti inflamasi, sehingga dapat membantu mengatasi peradangan dan/atau luka pada kulit. Senyawa ini juga mampu menginduksi apoptosis pada sel kanker, sehingga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

Manfaat Bambu Tali

  • Sebagai Antioksidan

Senyawa alkaloid dan flavonoid yang terkandung dalam bambu tali memiliki fungsi antioksidan. Antioksidan ketika dikonsumsi berfungsi untuk mencegah proses oksidasi pada tubuh.

Proses ini dapat menghasilkan radikal bebas, yang kemudian memicu reaksi berantai yang merusak sel tubuh. Senyawa ini menjaga kesehatan sel tubuh dari kerusakan akibat proses oksidasi.

Antioksidan berperan dalam menjaga kesehatan dan mencegah beberapa penyakit. Khasiat antioksidan yaitu memperbaiki sistem saraf, mencegah penyakit degeneratif (Alzheimer dan Parkinson), mengurangi risiko kanker dan tumor, serta merawat kesehatan sel tubuh [1.4.5.6].

  • Mengobati Kencing Manis

Di Cina dan beberapa daerah di Indonesia, bambu tali dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional untuk mengobati kencing manis (diabetes mellitus).

Caranya, yaitu dengan mengolah akar bambu tali menjadi ramuan herbal yang kemudian dikonsumsi oleh penderita kencing manis. Secara turun-temurun, ramuan herbal ini terbukti manjur dalam membantu mengatasi penyakit kencing manis.

Hal tersebut ternyata dapat dibuktikan secara ilmiah. Penelitian menunjukkan bahwa kandungan polifenol pada akar bambu tali berkhasiat dalam mengatasi penyakit diabetes [1,10].

  • Menjaga Kesehatan Kulit

Di beberapa daerah Indonesia, bambu tali juga dimanfaatkan sebagai bahan baku ramuan herbal untuk menjaga kesehatan kulit. Batang bambu yang baru ditebang dibakar salah satu ujungnya, kemudian diambil air yang keluar dari ujung lainnya. Air inilah yang kemudian dioleskan secara merata ke kulit tubuh.

Penelitian menunjukkan bahwa di dalam bambu tali terkandung senyawa polifenol yang secara alamiah dapat menjaga kesehatan kulit. Senyawa ini dapat melindungi kulit dari pancaran radiasi sinar ultraviolet yang berlebih.

Perlindungan tersebut menghindarkan tubuh dari risiko kanker kulit, serta membantu meremajakan kulit dan mencegah penuaan dini sel kulit.

Selain itu, senyawa polifenol juga memiliki sifat anti inflamasi, sehingga dapat membantu mengatasi peradangan dan/atau luka pada kulit. Ramuan tersebut juga dapat digunakan untuk mengobat dan meremajakan kulit bekas luka [1,8].

Tanaman bambu tali juga kerap kali dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional untuk membantu mengatasi penyakit hipertensi. Secara turun-temurun, ramuan herbal yang dibuat dari akar bambu tali digunakan untuk mengobati penderita hipertensi.

Penelitian menunjukkan bahwa kandungan polifenol pada bambu tali memiliki khasiat untuk membantu menyembuhkan penyakit kardiovaskular, yaitu penyakit-penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah.

Salah satunya ialah penyakit hipertensi. Selain menyembuhkan, kandungan polifenol pada tanamn bambu tali juga dapat mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular, serta membantu menjaga kesehatan sirkulasi darah dalam tubuh [1.11].

Sebagai bahan baku obat tradisional, bambu tali juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat herbal untuk menyembuhkan penyakit kanker. Ramuan tersebut diolah dari akar bambu tali, dan kemudian diberikan kepada penderita kanker untuk dikonsumsi secara rutin.

Penelitan menunjukkan bahwa kandungan saponin pada tanaman bambu tali memiliki kemampuan sitotoksik, yaitu kemampuan untuk merusak dan menghambat pertumbuhan sel.

Dengan kemampuan tersebut, senyawa saponin berperan sebagai perusak sel kanker dalam tubuh penderita. Jika dikonsumsi secara rutin, ramuan herbal ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, dan membantu mengobati penyakit kanker serta memulihkan penderita.

Jenis kanker umumnya diobati menggunakan ramuan ini ialah kanker payudara, limpa, dan kanker darah [1,6].

  • Mengobati Diare

Tanaman bambu tali juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional untuk mengatasi diare. Caranya, yaitu dengan mengambil ekstrak dari daun tanaman bambu tali, dan kemudian diberikan kepada penderita diare untuk dikonsumsi secara rutin.

Penelitian menunjukkan bahwa kandungan alkaloid pada ekstrak daun bambu tali memiliki sifat antimikroba, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare, yaitu bakteri Escherichia coli.

Selain itu, kandungan flavonoid pada tanaman bambu tali juga memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat membantu tubuh melawan infeksi bakteri Escherichia coli, dan bertindak sebagai obat penyakit diare [2,3,7].

Sebagai bahan baku obat tradisional, tanaman bambu tali juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan ramuan herbal untuk mengobati penyakit batuk.

Caranya, yaitu dengan menumbuk akar tanaman bambu tali, kemudian diperas hingga keluar airnya. Air inilah yang kemudian dikonsumsi oleh penderita batuk secara rutin.

Penelitian menunjukkan bahwa khasiat ini dihasilkan oleh kandungan alkaloid dan flavonoid pada ekstrak tanaman bambu tali. Senyawa alkaloid memiliki sifat antimikroba, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau virus penyebab infeksi saluran pernafasan. Perlu diketahui, bahwa batu merupakan salah satu gejala infeksi saluran pernafasan.

Kandungan flavonoid pada ekstrak tanaman bambu tali memiliki sifat antibakteri dan antivirus. Senyawa ini membantu tubuh dalam memerangi bakteri atau virus penyebab infeksi saluran pernafasan, serta membantu menjaga kesehatan saluran pernafasan dari infeksi bakteri atau virus.

Efek Samping Bambu Tali

  • Risiko Konsumsi

Di dalam negeri, belum banyak produk ramuan herbal atau obat-obatan tradisional dari bahan baku bambu tali yang sudah tersertifikasi oleh Badan POM. Untuk itu, diharapkan kita lebih berhati-hati dalam memilih produk kesehatan dari bahan bambu tali yang aman untuk dikonsumsi.

  • Risiko Pestisida

Bambu tali merupakan salah satu tanaman yang sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakt pedesaan, terutama di Pulau Jawa. Hal ini dikarenakan tanaman bambu tali dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan dan perabotan rumah, serta khasatnya yang beragam.

Tidak jarang, daun atau bunga tanaman bambu tali terkontaminasi oleh berbagai macam bakteri dan hama yang berbahaya bagi tubuh dan merusak tanaman bambu tali.

Hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan pestisida yang dapat meninggalkan residu pada bagian daun atau bunga tanaman bambu tali. Residu pestisida ini yang berbahaya bagi konsumen karena dapat terkonsumsi dan menyebabkan penyakit mematikan.

Bambu tali selain memiliki risiko pestisida pada permukaan daunnya, juga memiliki risiko secara sistemik karena cairan pestisida dapat terserap melalui akar dan menyebar ke seluruh bagian tanaman bambu tali.

Risiko pestisida ini dapat dikurangi dengan mencuci bersih bagian tanaman bambu tali sebelum di olah. Selain itu, pastikan bagian tanaman bambu tali yang ingin dikonsumsi memiliki kualitas prima, untuk mengurangi risikonya.

Cara Mengolah Bambu Tali

Berikut ini langkah-langkah dalam mengolah tanaman bambu tali menjadi ramuan herbal yang berkhasiat bagi kesehatan [1]:

Mengobati Hipertensi

  • Siapkan bahan-bahan yang diperlukan. Bahan-bahannya yaitu akar tanaman bambu tali, adas, mengkudu, air kelapa gading, dan sedikit garam.
  • Cuci bersih semua bahan, kemudian haluskan akar tanaman bambu tali, adas, dan mengkudu.
  • Bahan-bahan yang sudah dihaluskan diperas, kemudian air hasil perasannya dicampur dengan air kelap gading dan sedikit garam.
  • Ramuan herbal tersebut diminum secara rutin setiap hari oleh penderita penyakit hipertensi.

Mengobati kanker payudara, limpa, dan kanker darah

  • Siapkan bahan-bahan yang diperlukan. Bahan-bahan yang diperlukan yaitu 40 g akar tanaman bambu tali dan dua gelas air.
  • Cuci bersih akar tanaman bambu tali, kemudian rebus dengan air.
  • Setelah tersisa kurang lebih satu gelas air, matikan api.
  • Air rebusan ini diminum secara rutin oleh penderita kanker dua kali sehari, pagi dan sore.

Cara Penyimpanan Bambu Tali

  • Simpan bagian tanaman bambu tali yang ingin diolah pada tempat yang kering dan tertutup rapat.
  • Taruh tempat di area bersuhu ruang, hindarkan dari panas matahari langsung atau suhu terlalu dingin.
  • Untuk bagian tanaman bambu tali yang sudah diolah, segera konsumsi maksimal beberapa hari setelah diolah.
  • Jangan konsumsi bagian tanaman bambu tali yang sudah berubah warna atau bau. Daun tanaman bambu tali yang normal akan berwarna hijau kehitaman, sedangkan akar bambu tali yang normal akan berwarna putih kehitaman. Bau yang normal adalah bau dedaunan atau tanaman hijau pada umumnya dan tidak menyengat.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment