11 Cara Membaca Pikiran Orang

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kata telepati terdengar seperti kekuatan super yang sulit dimiliki seseorang. Faktanya, membaca pikiran seseorang merupakan sebuah ilmu yang dapat dipelajari. Anda dapat menggunakan teknik ini saat mengantisipasi keperluan klien, mengetahui cara mendekati atasan anda, hingga menemukan intuisi diri anda. [3]

Orang-orang sukses belum tentu orang pintar. Banyak orang sukses lebih memiliki koneksi yang baik dengan orang lain dan memiliki emotional quotient(EQ) yang lebih tinggi. Pendekatan anda ke orang lain akan berubah jika anda merubah cara berbincang dan mulai mempelajari teknik membaca pikiran orang lain. [3]

1. Ikuti Gerakan Mata

Melirik ke kanan dan ke atas dapat menjadi pertanda kebohongan. Hal ini disebabkan karena melirik ke arah tersebut dapat mengaktivasi imajinasi. Berkebalikan dengan hal tersebut, melirik ke kiri dapat mengaktivitasi memori dan ingatan.

Namun, pastikan orang tersebut tidak melirik ke kiri dan ke bawah karena dapat menandakan aktivitas pengumpulan fakta atau pendapat. [1]

2. Perhatikan Gerakan Mengangguk

Dalam beberapa kasus, seseorang dapat melakukan gerakan anggukan kepala saat tidak tertarik dengan percakapan yang dilangsungkan. Anggukan kepala tersebut dapat dilakukan berulang kali dan berlebihan. Misalnya, jika kemampuan seseorang diragukan, umumnya orang tersebut akan mengangguk berlebihan. [1]

Jika anda menghadapi kondisi seperti itu, anda perlu waspada. Ulangi percakapan dengan tempo yang lebih lambat atau dengan cara lainnya. [1]

3. Senyum Palsu atau Bukan?

Banyak orang sering melakukan protes saat kerutan halus mulai muncul pada wajah. Faktanya, kerutan halus pada wajah dapat menunjukan ketulusan senyum seseorang. Senyum palsu sering terjadi jika seseorang tersenyum dengan mata dan bibir daripada hanya bibir saja. [1]

4. Mengigit Rahang dengan Kuat

Jarang yang ditutup rapat-rapat sembari di gigit dapat menandakan bahwa orang tersebut sedang stres.

Jika anda melihat lawan bicara anda melakukan hal tersebut, mungkin saja orang tersebut sedang memikirkan sesuatu yang sangat stres. Pada kebanyakan kasus, kondisi mengigit rahang kuat-kuat dapat terjadi begitu saja. [1]

5. Perhatikan Penampilan Lawan Bicara

Saat membaca pikiran orang lain, cobalah perhatikan penampilan orang tersebut. Apakah mereka berpakaian rapi yang mengindikasi ambisi? Atau apakah mereka berpakaian kaos dan celana jeans yang menandakan kenyamanan? Apakah mereka menggunakan kalung salib atau Buddha untuk melambangkan spiritual? [2]

Seorang Psikologis di University of Texas, Sam Gosling, mengatakan bahwa anda harus memperhatikan identitas yang terlihat dari lawan bicara dengan baik.

Identitas terlihat dapat anda temukan pada apa yang dikenakan orang tersebut, misalnya kaos dengan slogan, tato, atau cincin. Identitas yang terlihat ini akan menggambarkan sikap, tujuan, nilai, dan beragam fakta mengenai orang tersebut. [2]

6. Lihat Perbedaan Generasi

Memahami generasi lawan bicara anda dapat memberikan sedikit gambaran mengenai cara orang tersebut berpikir. Ini adalah lensa menuju pandangan yang dilihat oleh orang tersebut. [3]

Perbedaan generasi sangatlah menakjubkan. Millennials sering bersembunyi dibelakang komputer dan membicarakan isi pikirannya lewat ketikan dan blog. Millennials sering tidak menghargai komunikasi tatap wajah. Disisi lain, generasi boomers lebih suka berbicara dengan bertatap wajah langsung. [3]

Memahami generasi lawan bicara dapat membantu anda untuk memilih jalan terbaik untuk melakukan pendekatan. Jika anda ingin berbicara dengan millennials, anda cukup menyediakan presentasi dan berkomunikasi via internet. Beda halnya dengan boomers, dimana anda perlu memesan meja untuk berkomunikasi sembari makan siang. [3]

7. Memahami Beragam Sifat dan Kepribadian

Kepribadian setiap orang dapat membantu lawan bicara untuk menyadari dan mengobservasi kualitas individual dan kepentingan tertentu. Perhatikanlah petunjuk-pntunjuk mengenai kepribadian seseorang dengan cara melihat karakteristik dan pemilihan kata yang digunakannya. [3]

Seseorang yang ingin terlihat lebih dominan, misalnya, sering berjabat tangan dengan sangat erat. Selain itu, seseorang yang terbuka dengan lelucon umumnya akan memasukkan beberapa kata-kata sarkasme ke dalam percakapan. [3]

8. Jangan Kabur dari Percakapan Kecil

Mungkin anda merasakan tidak nyaman dengan percakapan kecil. Namun, percakapan kecil ini dapat menjadi kesempatan untuk anda bisa lebih mengenal lawan bicara. [2]

Percakapan kecil membantu anda untuk mengobservasi bagaimana lawan bicara anda bersikap pada situasi normal. Anda dapat menggunakannya untuk menemukan kebiasaan-kebiasaan yang tidak biasa. [2]

9. Gunakan Percakapan Terbuka

Salah satu cara lain untuk mengetahui apa yang dipikirkan oleh lawan bicaralah adalah dengan melihat dari perspektifnya. Anda perlu mengetahui beberapa hal penting dari lawan bicara anda, misalnya emosi pemicu dan zona nyaman. Anda harus memiliki telinga yang besar dan mulut yang kecil. [3]

Hindarilah percakapan-percakapan yang tertutup untuk memulai sebuah hubungan. Bertanyalah dengan menggunakan pertanyaan open ended sehingga lawan bicara anda dapat menceritakan semuanya. Anda juga dapat menceritakan perspektif anda untuk mengetahui pendapatnya. [3]

10. Menjadi Pendengar yang Baik

Dengarkanlah apa yang dikatakan lawan bicara anda dengan baik. Kondisi ini cukup sulit diterapkan bila anda melakukan komunikasi via telepon. Walaupun demikian, suara yang menggebu-gebu dan penuh keinginan memiliki ciri khas tersendiri. Penting juga untuk memperhatikan intonasi dan suara saat seseorang merasa frustasi. [3]

Anda juga perlu memperhatikan setiap helaan nafas dan nada. Penting untuk setiap orang memiliki telinga yang baik sehingga dapat mendengar suara-suara kecil. Percakapan apapun yang penting atau memerlukan emosi yang kuat tidak boleh dikomunikasikan via email, paling tidak harus lewat telepon. Banyak orang dapat menyembunyikan beragam perasaan dibalik kata-kata. [3]

11. Tetaplah Objektif dan Terbuka

Terakhir, tetaplah menjadi orang yang objektif dan berpemikiran terbuka. Kenali cara mengendalikan emosi diri sendiri sehingga tidak mempengaruhi impresi, opini, dan pandangan anda terhadap orang lain.

Jika anda mudah untuk menghakimi orang, maka anda juga akan lebih mudah salah menilai orang. Lakukanlah pendekatan yang objektif pada setiap interaksi dan situasi. [2]

Menurut seorang psikologi bernama Judith Orloff, M.D., logika saja tidak cukup untuk menceritakan keseluruhan cerita dari seseorang. Anda harus mendengarkan dan menerima seluruh bentuk informasi penting untuk dapat belajar untuk membaca pikiran orang lain. Terimalah informasi secara objektif dan netral dengan tidak mengubahnya sedikitpun. [2]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment