7 Cara Memilih Softlens untuk Mata Minus

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Bagi orang yang mengalami gangguan penglihatan seperti mata minus, lensa kontak menjadi salah satu opsi efektif untuk memperbaiki penglihatan. Softlens adalah jenis lensa kontak yang paling umum digunakan karena lebih nyaman saat dipakai dan tersedia dalam banyak pilihan[1, 2].

Softlens dibuat dari campuran jenis plastik khusus dan air. Kandungan air memungkinkan oksigen untuk masuk melalui lensa hingga ke kornea. Sehingga softlens terasa lebih nyaman digunakan, tidak menyebabkan mata kering, dan membantu menjaga kesehatan kornea[1].

Terdapat beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan saat memilih softlens, termasuk jika ditujukan untuk membantu penglihatan pada mata minus. Berikut cara memilih softlens untuk mata minus:

1. Memeriksakan Mata ke Dokter

Sebelum memilih softlens, sebaiknya melakukan pemeriksaan mata terlebih dahulu. Pemeriksaan mata untuk lensa kontak meliputi tes khusus yang biasanya tidak dilakukan pada pemeriksaan untuk kacamata[2, 3].

Selama pemeriksaan, akan dilakukan pengetesan ketajaman visual menggunakan Snellen chart. Beberapa tes lain juga dilakukan untuk menentukan kesehatan mata dan tingkat minus yang dialami[3].

Selanjutnya berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter akan menentukan jenis produk yang diperlukan dan menuliskan resep dengan indikator yang diperlukan[3].

Dokter juga dapat mengajukan pertanyaan mengenai gaya hidup dan preferensi terkait softlens yang hendak dipakai, misalnya jenis sekali pakai setiap hari atau jenis yang dapat dipakai selama tidur[2].

Pemilihan softlens juga perlu melalui proses penyesuaian lensa. Lensa dengan lengkungan yang tidak sesuai dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan mengakibatkan kerusakan pada mata[2].

Untuk mengukur lengkungan bagian permukaan mata (kornea) perlu dilakukan pengukuran kornea menggunakan keratometer. Pengukuran ini membantu dokter memilih lengkung dan ukuran yang sesuai untuk softlens yang hendak dipakai[2].

Selain pengukuran kornea, dapat dilakukan pengukuran pupil dan iris untuk menentukan ukuran softlens yang lebih tepat. Pemasangan lensa kontak juga dapat meliputi tear film evaluation, yaitu pengujian kemampuan tubuh untuk menghasilkan air mata[2].

2. Jangan Memilih Karena Tergiur Harga Murah

Beberapa orang memiliki anggapan yang salah, bahwa kita bisa membeli softlens dengan mengetahui besar diopter yang diperlukan saja. Padahal sebenarnya terdapat beberapa parameter yang perlu dipertimbangkan ketika membeli produk untuk mata [3].

Pemilihan lensa yang salah tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan saat dipakai dan mengurangi ketajaman visual, namun juga dapat berakibat merugikan bagi kesehatan mata[3].

Misalnya, lensa dengan radius kelengkungan kecil akan menekan kornea, menghalangi akses normal oksigen, sehingga dapat mengarah pada hipoksia (kondisi kekurangan kadar oksigen pada sel dan jaringan)[3].

Dalam memilih kontak lensa, selain kekuatan optik (diopter), perlu perlu mempertimbangkan radius kelengkungan dan diameter, bentuk permukaan bagian belakang, serta bahan lensa. Oleh karena itu, sebaiknya melakukan pemeriksaan mata sebelum memilih softlens dan mengikuti petunjuk dokter[3].

3. Memperhatikan Indikator Kadar Air dan Permeabilitas Oksigen

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan saat menggunakan produk optik ialah permeabilitas oksigen dan kadar air. Kedua faktor ini bergantung secara langsung pada bahan lensa serta teknologi produksi[3].

Softlens dapat memiliki kadar air rendah (20-40%), optimal (40-60%), dan tinggi (60-90%). Makin tinggi indikator, maka makin baik karena berperan pada terjaganya hidrasi kornea, mencegah kekeringan, sensasi terbakar, dan tidak nyaman pada mata[3].

Produk optik juga sebaiknya memiliki indeks permeabilitas oksigen optimal. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya hipoksia kornea[3].

4. Lama Pemakaian Lensa dan Perawatan Lensa

Sebelum memilih softlens, sebaiknya mempertimbangkan lama kita akan menggunakannya serta perawatan lensa yang perlu dilakukan[3, 4].

Softlens dapat dipakai dalam jangka waktu yang berbeda-beda bergantung jenisnya. Ada baiknya untuk memilih softlens yang tepat dengan gaya hidup individu[4].

Berdasarkan lama pemakaian, softlens dapat dibedakan menjadi[1, 4]:

  • Sekali pakai setiap hari: dipakai untuk satu hari saja kemudian dibuang. Softlens ini tidak perlu dibersihkan atau perawatan. Setelah digunakan seharian, softlens langsung dibuang. Lalu bisa digunakan sepasang softlens baru di esok harinya.
  • Dipakai beberapa hari: softlens ini dapat dipakai selama beberapa hari sebelum diganti. Lama waktu pemakaian dapat mencapai hingga 30 hari. Pengguna perlu mengganti softlens pada waktu yang dijadwalkan oleh dokter karena lensa lama-lama akan tambah besar dan aus.
  • Dipakai saat tidur: lensa dapat digunakan selama tidur malam, karena lensa memungkinkan cukup oksigen tetap mencapai mata. Biasanya dokter tidak menganjurkan softlens jenis ini karena memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi.

Saat digunakan sepanjang hari, debu dan kotoran dapat berkumpul pada permukaan softlens. Dengan mengganti softlens setiap hari, maka risiko terjadi infeksi lebih kecil. Oleh karena itu, softlens sekali pakai dianggap sebagai opsi paling aman dan paling nyaman[3].

Softlens sekali pakai lebih sesuai untuk digunakan oleh orang dengan keratitis kering, kornea yang sangat sensitif, dan kecenderungan alergi. Softlens jenis ini sangat diperlukan untuk perjalanan karena tidak memerlukan perawatan dengan larutan[3].

Softlens yang perlu diganti biasanya memiliki harga lebih murah daripada softlens sekali pakai. Softlens jenis ini memerlukan pembersihan sistematik dan disinfeksi. Produk yang dirancang untuk pemakaian 1 bulan biasanya paling banyak dipilih berdasarkan harga dan kualitas[3].

Untuk mencegah terjadinya komplikasi, dianjurkan untuk benar-benar mematuhi jadwal penggantian lensa. Penggantian softlens dapat dilakukan setiap 2 minggu, satu bulan sekali, atau 3 bulan sekali bergantung lensa yang digunakan[5].

5. Kebutuhan Khusus

Sebelum memilih softlens perlu dipertimbangkan ada tidaknya kebutuhan spesifik terkait mata. Misalnya mata kering atau alergi yang dapat menimbulkan kesulitan untuk mengenakan lensa. Pada kasus tersebut, kontak lensa sekali pakai lebih dianjurkan, tapi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih[4].

6. Mempertimbangkan Biaya Total

Berbagai softlens yang tersedia dapat memiliki harga yang bervariasi bergantung pada produsennya. Jenis lensa, merek, lama pemakaian, dan efek softlens memiliki harga yang berbeda-beda[4].

Sebelum memilih, ada baiknya untuk mengetahui harga softlens. Kita dapat melakukan riset untuk membandingkan harga dan memperkirakan berapa biaya total yang diperlukan[4].

Lama waktu rencana pemakaian lensa juga sebaiknya dipertimbangkan. Kita bisa meminta saran dokter jika memerlukan opsi softlens yang tidak terlalu mahal[4].

7. Kontra Indikasi

Penggunaan softlens memang menawarkan banyak manfaat, namun penggunaannya dapat tidak sesuai untuk semua orang. Pada orang yang sering mengalami infeksi mata dan mengeluarkan cairan dari mata akibat infeksi, dokter mungkin menganjurkan kacamata korektif lain[5].

Kondisi yang memerlukan pengobatan okuler lain meliputi alergi mata berat, sindrom mata kering, dan keratokonus. Dokter juga dapat menganjurkan opsi lain untuk orang yang bekerja di lingkungan berdebu atau terus menerus melakukan kontak dengan air[5].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment