Burnout belajar adalah sebuah kondisi yang umumnya dialami oleh para pelajar di mana tidak hanya kelelahan fisik, namun kelelahan mental pun terjadi karena stres jangka panjang karena belajar [1,3,4].
Stres yang terlalu lama ditahan tidak akan dapat terbendung lagi dan hal ini kemudian menyebabkan burnout belajar.
Burnout sendiri merupakan istilah untuk kondisi mental, fisik serta emosional yang sangat lelah karena stres terus-menerus, sehingga jika pelajar mengalami burnout belajar, maka burnout disebabkan oleh stres berat karena belajar [1,2,3,4].
Penyebab dari burnout belajar sendiri umumnya adalah karena kebiasaan menunda-nunda pekerjaan rumah [1,3].
Oleh sebab itu, kelelahan fisik dan mental menjadi lebih mudah terjadi dengan sejumlah gejala seperti berikut [1,2,3,4] :
- Penurunan daya konsentrasi dalam pengerjaan tugas sekolah.
- Timbul perasaan bosan yang lebih sering terjadi daripada biasanya.
- Kelelahan fisik dan mental yang dialami secara konstan atau terus-menerus.
- Performa akademis mengalami penurunan secara tiba-tiba.
- Kehilangan motivasi untuk melakukan segala hal yang sebelumnya disukai.
- Tubuh menjadi lebih mudah lelah dan hal ini terjadi berkepanjangan walaupun istirahat di malam hari terhitung cukup.
- Apati terhadap segala hal yang berkaitan dengan edukasi atau pendidikan.
- Keengganan untuk meningkatkan waktu belajar.
- Ketidakmampuan otak dalam menyerap informasi lebih saat belajar.
- Kelelahan secara intelektual.
- Sulit tidur atau insomnia.
Pada beberapa kasus, murid dengan kondisi burnout belajar bahkan tidak mampu menyelesaikan tugas-tugasnya hingga tidak mampu bangun dari tempat tidur dan melakukan aktivitas lain dengan suasana hati yang baik.
Berikut ini adalah sejumlah cara mengatasi burnout belajar yang para pelajar dapat upayakan agar tidak membahayakan kesehatan.
Daftar isi
1. Beristirahat dengan Cukup
Pelajar baik yang masih sekolah maupun sudah kuliah tentunya akan disibukkan dengan tugas-tugas yang menumpuk dan mengakibatkan hari-hari menjadi lebih padat.
Namun sebanyak apapun tugas tersebut, tetap perhatikan kondisi fisik karena fisik tetap memerlukan istirahat yang cukup untuk bisa mengerjakan tugas secara maksimal [1,2,4,5].
Ambil waktu sejenak untuk berhenti dari pengerjaan tugas dan beristirahat [6].
Memaksakan diri bukan solusi terbaik karena konsentrasi yang terpecah dan membuat tugas tidak selesai dengan baik justru hanya akan merugikan diri sendiri [1,2,4].
Ditambah dengan stres karena fisik yang mulai lelah pun akan membuat diri sendiri mudah emosi dan berpotensi mengurangi kualitas hasil tugas [3].
2. Menyicil Belajar dan Mengerjakan Tugas
Banyak pelajar yang menerapkan sistem SKS (sistem kebut semalam) dalam hal pengerjaan dan penyelesaian tugas maupun belajar ketika ada ujian karena manajemen waktu yang kurang benar [1].
Padahal, langkah paling baik untuk kesehatan fisik dan mental dalam belajar adalah dengan menyicilnya [1].
Menyicil belajar dan tugas memang tidak mudah karena adanya banyak godaan yang datang, seperti diajak pergi oleh teman, menonton film kesukaan, bermain media sosial, atau hiburan-hiburan lainnya yang seolah tak bisa dilewatkan.
Sesekali atau sebentar saja melakukan hal lain yang disukai tentu saja sangat boleh, namun hindari pengabaian tugas dan belajar.
3. Membuat Rencana Belajar dan Tugas Harian
Apabila burnout belajar sempat terjadi karena ketiadaan rencana belajar yang baik dan matang, usai mengambil waktu beristirahat, buatlah daftar rencana belajar dan tugas harian di waktu luang [1,5].
Hal ini akan mempermudah dalam belajar pelajaran tertentu maupun dalam pengerjaan tugas sehari-hari [7].
Menglasifikasikan tugas yang paling dekat dengan tenggat waktu hingga yang paling jauh akan membantu pelajar dalam memrioritaskan tugas mana dulu yang seharusnya diselesaikan [7].
Cara ini dapat membuat pelajar membagi waktu dengan baik sehingga tidak mudah panik ketika memiliki tugas dengan tenggat waktu yang dekat [1,7].
4. Memahami Kapasitas dan Kemampuan Diri
Seringkali burnout belajar terjadi karena para pelajar menjadi lebih perfeksionis sehingga hal ini sangat melelahkan [8].
Orang-orang dengan sifat perfeksionis biasanya jauh lebih berpotensi mengalami burnout karena ambisi yang begitu besar dalam menjadi yang terbaik [8].
Dengan jumlah tugas yang seringkali terlalu banyak ditambah sisi perfeksionis dalam menyelesaikannya tentu tidak akan mudah.
Akibatnya, stres dan kelelahan semakin menjadi-jadi, maka sebaiknya redakan sifat perfeksionis tersebut.
Kenali kapasitas dan kemampuan diri sendiri agar tidak melakukan segala hal secara berlebihan untuk mencapai kesempurnaan.
5. Mencari dan Meningkatkan Motivasi
Burnout belajar memang ditandai dengan kondisi berkurangnya motivasi atau bahkan merasa kehilangan motivasi dalam melakukan segala hal yang berkaitan dengan sekolah dan belajar [1,4,5].
Namun agar burnout belajar tidak berkepanjangan dan justru merugikan masa depan sang pelajar sendiri, mencari motivasi perlu dilakukan [1,4,5].
Dari lingkungan pergaulan yang positif biasanya akan timbul motivasi dalam diri yang lebih besar dari sebelumnya [1,4,5].
Motivasi pun tak hanya bisa diperoleh dari orang-orang sekitar yang menginspirasi, tapi juga dari pengasahan kemampuan di bidang lain di luar sekolah maupun kampus [1].
6. Menghabiskan Waktu Bersama Teman
Jika gejala burnout belajar mulai dialami, ambil waktu segera untuk menyegarkan diri dan memperbaiki suasana hati.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah bermain atau berjalan-jalan dengan teman baik [5].
Tentu saja, menghabiskan waktu dengan teman bisa dilakukan setelah benar-benar menyelesaikan tugas dengan baik [5].
Ketika ada waktu luang, hindari penggunaan waktu untuk mengerjakan tugas atau belajar, tapi keluar dan bersenang-senang sebentar dengan sahabat [5].
Tidak perlu harus melakukan perjalanan jauh, mengunjungi tempat-tempat yang tak jauh dari rumah namun bisa menghilangkan stres sudah terasa cukup.
Otak dan fisik membutuhkan istirahat, maka pilih kegiatan bersama teman yang mampu menjernihkan pikiran sekaligus membuat fisik jauh lebih baik.
Selain menghirup udara segar dan mencuci mata, berjalan bersama dengan teman adalah waktu terbaik untuk berbagi cerita dengan mereka.
Dari hasil berbagi cerita, biasanya teman yang baik akan memberikan solusi-solusi positif untuk segala masalah maupun tekanan yang selama ini dihadapi.
7. Melakukan Hobi
Cara mengatasi burnout belajar lainnya adalah dengan meluangkan waktu melakukan kegiatan yang disukai [1,3,4,5,7].
Olahraga, jalan-jalan (baik sendiri maupun bersama teman atau keluarga), menulis, menggambar, menonton film, berkebun, memasak, atau kegiatan lainnya bisa dilakukan untuk membuat suasana hati lebih baik [1,3,4,5,7].
Karena dengan melakukan hobi yang tertunda karena kesibukan belajar, stres dan kejenuhan akan terusir secara positif.
Hari libur akan terasa menyenangkan di mana faktor ini penting dalam menyiapkan kembali fisik serta mental untuk bergumul kembali dengan aktivitas belajar.
8. Mengendalikan Diri dan Berani Mengatakan “Tidak”
Kebiasaan menunda pengerjaan tugas sekolah atau kampus banyak dimiliki oleh pelajar dan ini menjadi sebab utama burnout belajar bisa terjadi [9].
Tergoda untuk bermain bersama teman atau diajak jalan-jalan oleh keluarga justru dapat berdampak buruk bagi performa belajar yang kemudian berujung pada kelelahan dan burnout [9].
Berani menolak atau mengatakan “tidak” terhadap ajakan bersenang-senang ketika sedang waktunya belajar akan menghindarkan diri sendiri dari kelelahan dan stres yang tidak perlu nantinya [9].
Jika memilih untuk menunda, biasanya para pelajar akan panik karena waktu untuk menyelesaikan tugas tinggal sedikit.
Adakah cara mencegah gejala burnout belajar?
Berikut ini adalah sejumlah tips yang bisa diterapkan agar tidak mudah mengalami burnout belajar [1,3,4,5,7]:
- Mempelajari materi yang paling penting saja dan tidak perlu membaca apalagi mempelajari seluruh isi buku. Pilih inti informasi untuk diingat dan dicerna oleh otak karena otak pun memiliki batasan dalam menerima informasi saat belajar.
- Mencatat inti dari informasi yang diberikan oleh guru atau dosen dengan rapi, lalu baca kembali apa yang sudah dicatat setiap kali mencicil belajar.
- Menghindari kebiasaan menunda belajar maupun menyelesaikan tugas karena ingin melakukan sistem kebut semalam hanya akan berisiko pada kelelahan fisik dan pikiran yang berlebihan.
- Mendapatkan istirahat cukup dan kualitas tidur yang baik agar belajar pun menjadi lebih mudah karena informasi akan masuk ke dalam otak secara lebih cepat. Kurang tidur akan menyebabkan tubuh mudah lelah, daya konsentrasi menurun dan sering mengantuk sehingga proses belajar akan jauh lebih sulit dan membuat stres.
- Menceritakan isi hati dan pikiran serta berkeluh-kesah dengan teman maupun anggota keluarga yang bisa dipercaya akan setidaknya meringankan beban yang sedang ditanggung selama belajar. Diri akan menjadi lebih lega saat mengeluarkan seluruh “uneg-uneg” yang sebelumnya terpendam.
- Jika mengalami kesulitan dalam belajar, segera cari guru atau dosen terkait pelajaran tersebut dan tanyakan apa yang tidak dimengerti. Atau, belajar bersama teman juga akan lebih menyenangkan daripada memendam semua kesulitan sendiri.
Demikian sejumlah cara mengatasi burnout belajar serta sedikit tips untuk mencegah agar gejala burnout tidak mudah terjadi.