Daftar isi
Apa Itu Alergi Kacang Kedelai ?
Kacang kedelai merupakan salah satu bahan yang rentan bagi para penderita alergi hingga harus benar-benar dihindari. Di sisi lain, kacang kedelai telah banyak digunakan dalam banyak produk olahan [1].
Kacang kedelai bahkan masuk dalam delapan besar alergen bersama dengan bahan lainnya seperti susu sapi, telur, kacang tanah, kacang pohon, gandum, ikan dan kerang [1].
Alergi kacang kedelai ini merupakan salah satu jenis alergi yang dapat dimulai bahkan pada usia dini, yaitu sebelum tiga tahun [1].
Gejala Alergi Kacang Kedelai
Alergi kacang kedelai umumnya tidak berbahaya dan jarang sekali kasus alergi kacang kedelai yang mengancam jiwa, namun tetap saja mengganggu kenyamanan dari para penderitanya [2].
Gejala alergi kacang kedelai ini mulanya akan ringan saja, namun seiring berlalunya waktu kontak dengan alergen gejalanya akan semakin meningkat [2].
Seseorang yang mengalami alergi kacang kedelai umumnya akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut [2]:
- Kesemutan di mulut
- Gatal-gatal
- Kulit bersisik (eksim)
- Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah dan tenggorokan, atau bagian tubuh lainnya
- Mengi
- Hidung meler
- Kesulitan bernapas
- Sakit perut
- Diare
- Mual
- Muntah
- Kulit kemerahan (flushing)
- Reaksi alergi yang parah (anafilaksis)
Untuk anafilaksi sendiri merupakan salah satu gejala alergi kacang kedelai yang jarang terjadi. Namun, gejala ini secara khusus lebih mungkin terjadi pada [2]:
- Penderita asma
- Orang yang juga memiliki alergi bahan lain
Jika seseorang mengalamai anafilaksis maka gejala yang lebih ekstrem mungkin akan terjadi, termasuk [2]:
- Kesulitan bernapas jika terjadi pembengkakan tenggorokan
- Syok, dengan penurunan tekanan darah yang parah
- Denyut nadi menjadi cepat
- Pusing, sakit kepala ringan, atau kehilangan kesadaran
Penyebab Alergi Kacang Kedelai
Alergi kacang kedelai ini terjadi akibat reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap kandungan protein dalam kacang kedelai. Kandungan protein tersebut dinilai berbahaya oleh sistem kekebalan tubuh penderita alergi [2].
Akibatnya, sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan memproduksi antibodi immunoglobulin E (IgE) terhadap protein kedelai [2].
Untuk selanjutnya, jika protein kedelai ini masuk kedalam tubuh lagi maka antibodi IgE tersebut akan mengenalinya sebagai alergen, sehingga sistem kekebalan tubuh akan melepaskan histamine dan bahan kimia lainnya ke dalam aliran darah [2].
Histamin inilah yang kemudian akan menyebabkan timbulnya berbagai gejala alergi kedelai pada para penderita alergi kedelai setelah terpapar kacang kedelai atau produk yang mengandung kacang kedelai [2].
Faktor Risiko Alergi Kacang Kedelai
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi kacang kedelai [2, 3]:
- Riwayat Keluarga Alergi Terhadap Kedelai Atau Makanan Lain
Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat menderita alergi kacang kedelai atau bahan lain cenderung lebih berisiko menderita alergi kacang kedelai.
Selain itu, seseorang juga akan lebih berisiko menderita alergi kacang kedelai jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat menderita beberapa penyakit berikut ini [2]:
- Demam
- Asma
- Gatal-gatal atau eksim
- Usia Muda
Seseorang yang masih masuk dalam kategori usia muda umumnya lebih berisiko untuk menderta alergi kacang kedelai. Oleh karena itu, anak-anak khususnya balita cenderung lebih berisiko mengalami alergi kacang kedelai.
- Memiliki Alergi Terhadap Makanan Lain
Alergi dengan beberapa bahan lain seperti gandum, kacang-kacangan, atau susu ternyata juga dapat membuat seseorang lebih berisiko menderita alergi kacang kedelai.
Mengingat, seseorang yang mengalami alergi kedelai cenderung memiliki alergi pada kacang-kacangan lainnya.
Kapan Harus Kedokter ?
Segera periksakan diri kedokter jika mengalami gejala alergi kedelai yang mengganggu kenyamanan berkegiatan sehari-hari [2].
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa, memeriksakan diri kedokter harus dilakukan segera jika mengalami gejala alergi yang butuh perawatan khusus, termasuk gejala anafilaksis berikut ini [2]:
- Sulit bernafas
- Denyut nadi cepat dan lemah
- Pusing atau sakit kepala ringan
- Air liur dan ketidakmampuan untuk menelan
- Kemerahan dan kehangatan seluruh tubuh (flushing)
Diagnosis Alergi Kacang Kedelai
Untuk mendiagnosis alergi kacang kedelai, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes berikut ini [1]:
Salah satu tes untuk mendiagnosis alergi kacang kedelai yaitu dengan melakukan tes tusuk kulit. Tes ini dilakukan dengan menggunakan setetes alergen dan jarum suntik.
Awalnya, setetes alergen ini diletakkan diatas kulit. Kemudian, jarum suntik ditusukkan ke kulit hingga setetes alergen sebelumnya dapat masuk ke kulit.
Seseorang yang memiliki alergi kacang kedelai umumnya akan menunjukkan reaksi berupa munculnya benjolan merah seperti gigitan nyamuk di kulit yang ditusuk dengan jarum tersebut.
- Tes Kulit Intradermal
Dalam mendiagnosis alergi kacang kedelai ada juga tes yang dinamakan dengan tes kulit intradermal. Tes ini hampir sama dengan tes tusuk kulit sebelumnya.
Bedanya, tes kulit intradermal ini langsung menyuntikkan alergen dengan jumlah besar ke lapisan bawah kulit.
Metode ini, diketahui juga dapat digunakan untuk mendeteksi alergi lain selain alergi kacang kedelai.
- Uji Radioalergosorben (RAST)
Jika pasien merupakan kategori orang yang tidak menunjukkan reaksi tertentu ketika dilakukan tes tusuk kulit, maka tes darah mungkin dilakukan.
Tes darah atau uji radioalergosorben (RAST) ini mungkin akan digunakan pada bayi yang berusia kurang dari satu tahun.
Dengan tes RAST ini jumlah dari antibodi IgE dalam darah akan dapat diketahui, sehingga dapat diketahui jika seseorang mengalami alergi kacang kedelai.
- Tes Tantangan Makanan
Diagnosis alergi kacang kedelai juga dapat dilakukan dengan cara tes tantangan makanan. Tes ini dilakukan dengan meningkatkan asupan jumlah alergen protein kacang kedelai dalam pengawasan penuh dokter.
Hal ini bertujuan untuk dapat memantau perkembangan gejala yang muncul setelah tes tantangan makanan dilakukan.
Adapun pengawasan dokter juga sangat dibutuhkan untuk menanggulangi kemungkinan adanya risiko gejala yang membutuhkan perawatan darurat segera.
- Diet Eliminasi
Jika tes tantangan makanan dilakukan dengan meningkatkan asupan jumlah alergen protein kacang kedelai, diet eliminasi merupakan metode diagnosis yang sebaliknya.
Diet eliminasi ini dilakukan dengan mengurangi atau berhenti mengonsumsi sumber alergen kacang kedelai selama rentang waktu tertentu.
Kemudian, setelah beberapa minggu diet eliminasi dilakukan, konsumsi kacang kedelai atau produk berbahan kacang kedelai kembali, sedikit demi sedikit.
Dalam metode diet eliminasi ini, pencatatan gejala yang terjadi selama tahapan yang dilakukan merupakan hal yang penting.
Mengingat, dari gejala-gejala yang mungkin terjadi akan dapat diketahui apakah seseorang memiliki alergi kacang kedelai atau tidak.
Pengobatan Alergi Kacang Kedelai
Berikut ini merupakan beberapa metode yang mungkin dapat dilakukan untuk mengobati atau membantu meringakan gejala alergi kacang kedelai [2]:
- Konsumsi Obat-Obatan
Konsumsi obat-obatan seperti antihistamin mungkin dapat digunakan untuk mengurangi atau membantu meringankan gejala alergi kacang kedelai.
Adapun antihistamin yang hingga kini dapat dijumpai dijual secara bebas antara lain [2]:
- Diphenhydramine (Benadryl, Obat Alergi Lengkap Banophen)
- Chlorpheniramine (Chlor-Trimeton, Aller-Chlor)
- Cetirizine (Zyrtec, Equate Allergy Relief)
- Loratadine (Alavert, Claritin)
Konsumsi antihistamin setelah terpapar kacang kedelai dinilai ampuh untuk meringankan ketidaknyamanan dari gejala alergi yang mungkin timbul.
- Perawatan Imunoterapi
Perawatan imunoterapi merupakan salah satu jenis perawatan yang menjanjikan untuk mengobati alergi kacang kedelai. Namun, hingga kini perawatan ini memang masih dalam tahap uji klinis sebelum benar-benar akan digunakan sebagai metode pengobatan.
Perawatan imunoterapi ini diketahui ada dua jenis, yaitu orang dan sublingual (slit). Perawatan imunoterapi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan toleransi terhadap makanan yang mengandung alergen seperti kacang kedelai.
- Perubahan Gaya Hidup Dan Pengobatan Rumahan
Jika berisiko mengalami reaksi alergi yang parah atau pernah mengalami reaksi alergi yang parah maka lakukan perubahan gaya hidup berikut ini untuk menangani alergi [2]:
- Bawalah epinefrin suntik (EpiPen, Auvi-Q, lainnya) karena selain antihistamin, suntikan epinefrin mungkin juga diperlukan jika seseorang memiliki reaksi alergi yang serius hingga membutuhkan perawatan gawat darurat.
- Kenakan gelang peringatan medis untuk memberi tahu orang lain tentang alergi
Pencegahan Alergi Kacang Kedelai
Pencegahan yang paling utama untuk alergi kacang kedelai yaitu dengan menghindari konsumsi kacang kedelai maupun semua produk yang mengandung kacang kedelai [2].
Jadi, tidak hanya sekadar menghindari konsumsi kacang kedelai, kecap atau tahu saja, melainkan juga banyak produk lainnya termasuk [3, 4 ]:
- Minyak kedelai yang ditekan dingin, dikeluarkan atau diekstrusi*
- Sup Kedelai Jepang
- natto
- Okara
- Shoyu
- Kedelai (albumin kedelai, keju kedelai, serat kedelai, tepung kedelai, bubur kedelai, es krim kedelai, susu kedelai, kacang kedelai, tauge, yogurt kedelai)
- Protein kedelai (konsentrat, terhidrolisis, isolat)
- Tamari
- Tempe
- Protein nabati bertekstur (TVP)
- Bar dan makanan ringan berenergi tinggi protein
- Produk susu (misalnya es krim, yogurt)
- Selai kacang rendah lemak
Selain itu, seseorang yang telah menderita alergi kacang kedelai sangat disarankan untuk melakukan beberapa hal ini untuk mencegah alergi kembali [3, 4]:
- Selalu Membaca Label Komposisi
Kacang kedelai hingga kini telah banyak digunakan dalam pembuatan makanan olahan. Oleh karena itu, membaca label komposisi sangat perlu dilakukan sebelum mengonsumsi makanan kemasan untuk memastikan tidak ada kandungan kacang kedelai didalamnya.
- Selalu Memberi Tahu Pramusaji Ketika Memesan Makanan
Jika sedang makan di restaurant, pastikan untuk memberi tahu pramusaji untuk menyajikan makanan yang benar-benar bebas dari kandungan kacang kedelai.
Hal ini termasuk juga untuk menghindari pemakaian alat masak yang sama dengan yang digunakan untuk memasak kacang kedelai.
Dengan kata lain, walaupun hanya sedikit, seorang yang menderita alergi kacang kedelai benar-benar harus menghindari paparan alergen dengan cara apapun.
- Konsultasi Kepada Dokter
Konsultasi dengan dokter akan sangat membantu seorang penderita alergi kacang kedelai dalam mengetahui apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
Selain itu, dokter juga akan membantu untuk merencanakan nutrisi yang tepat. Mengingat, diet yang menghilangkan banyak makanan mungkin akan dapat mengganggu pola makan yang seimbang.