8 Efek Samping Kebanyakan Konsumsi Gula

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Pada umumnya, gula berasal dari tebu. Tebu sendiri lebih banyak ditemukan di wilayah dengan iklim tropis seperti beberapa bagian di Amerika Serikat, yaitu Florida, Lousiana, dan Texas serta bisa ditemukan juga di Brazil. Cara pembuatan tebu menjadi gula pun sebetulnya dilakukan di pabrik.[1]

Pertama, tebu dicuci bersih lalu dipotong-potong dengan ukuran tertentu, setelahnya ditekan dengan rol yang cukup besar. Kemudian, air perasan yang dihasilkan dipisahkan dan direbus sampai berbentuk kristal yang nantinya kristal tersebut dipisahkan dari cairan dengan menggunakan centrifuge.[2]

Setelah itu, gula mentah yang dihasilkan dari proses sebelumnya dikirim ke kilang tebu untuk dilakukan penyaringan dan perawatan, tergantung pada jenis gula apa yang akan diproduksi.[2]

Gula yang berhasil diproduksi termasuk ke dalam kelas zat rasa manis dengan karbohidrat sederhana. Tiga jenis gula ialah sukrosa, laktosa, dan fruktosa. Menurut American Sugar Refining Group, satu batang tebu mengandung 72% air, 12% gula, 13% serat, dan 3% molase. Ketika gula pasir putih diproduksi dengan cara membuah semua tetesan tebu, berbeda dengan gula merah yang tetap mempertahankan beberapa molase sehingga memberikan warna yang lebih gelap. [3]

Gula berperan besar dalam mengendalikan mood, merubah suasana hati yang buruk menjadi baik. Gula juga merupakan zat yang melepaskan opioid dan dopamin sehingga kemungkinannya memiliki potensi adiktif. [5] Hanya saja, dampak buruk dari konsumsi gula jauh lebih banyak dibandingkan manfaatnya. Berikut beberapa efek samping dari gula:

1. Meningkatkan Berat Badan

Drastisnya peningkatan penderita obesitas di seluruh dunia diakibatkan oleh pengaruh gula yang menjadi santapan mereka sehari-hari. Meskipun mengonsumsi makanan atau minuman manis dapat memuaskan keinginan semata, tetapi hal tersebut malah akan membuat tubuhmu menjadi cepat lapar sehingga dapat menyebabkan penambahan berat badan. [6]

2. Menimbulkan Risiko Penyakit Kronis

Mengonsumsi gula dapat memengaruhi peningkatan jumlah lemak visceral atau lemak perut bagian dalam yang berkaitan dengan diabetes serta penyakit jantung. Lalu, gula juga memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap peradangan dan trigliserida tinggi serta penyakit aterosklerosis atau penumpukan lemak yang menyumbat arteri.[7]

Konsumsi gula berlebih jelas berkorelasi dengan risiko timbulnya obesitas yang kemungkinan besar dapat menyebabkan diabetes. Konsumsi terlalu banyak gula dalam jangka waktu yang panjang akan mendorong resistensi insulin atau hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertugas dalam mengatur kadar gula darah.[8]

3. Menyebabkan Burnout atau Tumbuhnya Jerawat

Makanan maupun minuman manis mampu meningkatkan kadar gula darah serta insulin yang menimbulkan peningkatan pada produksi minyak, peradangan, hingga sekresi androgen yang memiliki peran terhadap munculnya jerawat. [7] [9]

4. Meningkatkan Risiko Terkena Kanker

Sebuah penelitian dengan objek penelitian lebih dari 430.000 orang menunjukkan bahwa konsumsi gula secara berlebih dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan, kanker pleura, dan kanker usus kecil. Bagi wanita, besar kemungkinan terkena kanker endometrium jika sering mengonsumsi makanan manis seperti roti manis dan kue kering dengan takaran lebih dari tiga kali per minggunya. [7] [10]

5. Meningkatkan Penuaan Dini

Mengonsumsi gula dengan jumlah tinggi dan dalam waktu yang lama akan lebih berisiko dalam mempercepat pemendekan telomer (struktur di ujung kromosom yang merupakan molekul dengan peranan untuk menyimpan sebagian atau seluruh informasi genetik. Telomer juga berperan sebagai pelindung dalam mencegah kromosom memburuk atau menyatu secara bersamaan). Terjadinya pemendekan pada telomer akan meningkatkan penuaan sel. [7] [11]

6. Menyebabkan Peningkatan Depresi

Menurut para peneliti, perubahan gula darah, disregulasi neurotransmitter, dan peradangan bisa menjadi beberapa alasan yang dapat memicu ketidaksehatan pada mental sehingga besar kemungkinan dapat menimbulkan depresi. [12]

7. Menimbulkan Lemak Pada Hati

Banyaknya asupan fruktosa yang dikonsumsi secara konsisten dapat meningkatkan risiko lemak pada hati. Pada hati, fruktosa diubahnya menjadi energi atau disimpan sebagai glikogen. Hanya saja, hati sekadar bisa menyimpan secukupnya. Jika berlebih, maka yang sisa yang berlebih tersebut akan dialihkan menjadi lemak sehingga akan terjadi penumpukan lemak pada hati.[7]

8. Menyebabkan Pengurasan Energi

Mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat membuat tubuh cepat lelah dan mengantuk. Meskipun pada awalnya produk tinggi gula dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin yang akan meningkatkan energi, namun peningkatan ini hanya berlangsung sementara saja. Peningkatan energi drastis dengan waktu yang singkat tentunya akan disertai pula oleh penurunan gula darah yang menukik tajam sehingga menyebabkan fluktuasi dalam peningkatan energi. [7] [13]

Lalu, berapa batas konsumsi gula yang baik per harinya?

World Health Organization merekomendasikan agar orang-orang dewasa dan anak-anak mengurangi asupan gula hingga kurang dari 10% dari total asupan energi mereka per harinya. American Heart Association juga turut menyarankan supaya wanita maksimal mengonsumsi 24 g atau 6 sendok teh gula per hari, sementara 36 g atau 9 sendok teh per hari untuk pria. [14] [15]

Jika dilihat di pasaran, tentu hampir semua makanan mengandung gula. Sepertinya hampir dari kita semua sepakat jika mengonsumsi gula adalah hal yang paling nikmat dan mampu meningkatkan dopamin sehingga seakan-akan perasaan bahagia muncul begitu saja.[4]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment