Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Daging yang diasapi tentu akan memberi tambahan rasa nikmat pada makanan. Walaupun begitu, ternyata terdapat efek buruk bagi kesehatan dibalik cara memasak seperti ini. Daging yang diasapi meningkatkan... risiko terjadinya kanker, karena adanya bahan karsinogen yang terbentuk dari asap kayu. Daging asap juga mengandung banyak garam sehingga dapat meningkatkan risiko hipertensi, stroke, penyakit jantung, dan diabetes. Untuk semakin memaksimalkan kebaikan ikan atau daging, sebaiknya konsumsi makanan dengan cara dikukus, ditim, dijadikan sup, atau dipanggang. Hindari terlalu sering mengonsumsi daging dan ikan dengan cara digoreng, diasinkan, atau diasap. Read more
Daging asap adalah daging yang diawetkan dengan mengasapkannya, yaitu memanaskan dengan cara membakar di atas kayu [1].
Api yang digunakan biasanya bersuhu rendah dan hanya asap pembakarannya yang akan mengenai daging, bukan apinya [1].
Proses mengawetkan daging seperti ini memang bukan hal asing dan justru banyak orang yang sangat menyukai dan menikmatinya.
Namun ketika daging telah melalui proses pengawetan, hal ini menandakan bahwa kandungan gizi di dalam daging akan banyak berkurang sebagai akibatnya [1].
Daging biasanya mendapat olesan garam sebelum melalui proses pengasapan agar cepat matang dan lebih gurih, namun jika terlalu sering dikonsumsi, berikut ini efek buruknya bagi kesehatan [1].
Daftar isi
1. Diabetes
Risiko diabetes semakin tinggi pada penggemar daging asap, khususnya jika memakannya terlalu sering [2,3].
Para peneliti bahkan telah membuktikan bahwa satu porsi daging asap yang dikonsumsi setiap hari akan meningkatkan sebesar 19% risiko terkena diabetes [2].
Mengingat bahwa daging asap telah diberi garam sebelum melalui proses pengasapan, maka kadar sodium tinggi ini beserta pengawet non-garamlah yang menjadi peningkat risiko diabetes [2].
Risiko penyakit ini dapat berkali-kali lipat lebih besar apabila di dalam keluarga terdapat anggota keluarga dengan riwayat penyakit diabetes [2,3].
Selain itu, proses pengasapannya sendiri dengan tingkat panas api tinggi pun berpotensi mengakibatkan diabetes tipe 2 [3].
Risiko diabetes tipe 2 1,5 kali lebih tinggi terjadi pada para pengonsumsi daging asap yang terlalu sering daripada pengonsumsi yang tidak terlalu sering [3].
Tidak hanya penambahan sodium dan metode pengasapan dengan api suhu tinggi, pengonsumsi daging asap terlampau sering berisiko mengalami obesitas [3].
Obesitas ini pun dapat menjadi salah satu faktor utama di mana kemudian potensi diabetes semakin meningkat [3].
2. Hipertensi dan Penyakit Jantung
Mengonsumsi daging asap terlalu sering artinya tubuh memperoleh asupan sodium secara berlebihan [4].
Hal ini kemudian meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi [4].
Hipertensi sendiri kemudian meningkatkan pula risiko berbagai jenis penyakit jantung [4].
Setiap harinya, orang dewasa tidak dianjurkan mengonsumsi di atas 1.500 mg sodium agar tubuh tetap sehat dan tekanan darah tetap normal [6].
15 kali mengonsumsi daging asap dalam sebulan saja menyebabkan seseorang 17% risiko lebih tinggi menderita hipertensi sehingga risiko gangguan pada jantung pun semakin besar [5].
Oleh sebab itu, membiasakan membaca label sebelum membeli daging asap untuk mengecek kadar sodium sangat dianjurkan agar diet tetap terjaga baik [5].
3. Penyakit Ginjal
Mengonsumsi daging asap, terutama ikan yang diasapkan, meningkatkan risiko penyakit ginjal karena kadar sodium yang tinggi [7].
Makanan-makanan dengan kadar sodium tinggi tidak diperuntukkan bagi pemilik riwayat penyakit ginjal karena mampu memperburuk kondisi [7].
Mengasup protein dari daging tetap diperbolehkan, namun pastikan sudah berkonsultasi dengan dokter karena penderita penyakit ginjal tidak boleh mendapat terlalu sedikit maupun terlalu banyak protein [7].
4. Infeksi Perut
Infeksi pada sistem pencernaan atau perut dapat terjadi karena terlalu sering mengonsumsi daging asap, terutama bila sangat berlebihan.
Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes dan E. coli terutama bila daging tidak dibersihkan dengan tepat [8].
Daging asap yang telah terkontaminasi bakteri E. coli misalnya, jika dikonsumsi apalagi terlalu banyak dapat mengakibatkan sakit perut hingga diare [9].
Bahkan infeksi ini pun dapat menyebabkan diare berdarah sehingga sebaiknya hati-hati setiap kali hendak mengolah dan mengonsumsi daging asap [9].
Bila daging asap terkontaminasi oleh bakteri Listeria monocytogenes (kasus paling umum), maka pengonsumsinya dapat mengalami mual, muntah, gangguan pernapasan, hingga kehilangan nafsu makan [10].
Pada beberapa kasus, penderitanya juga dapat mengalami sakit perut, sakit kepala hingga demam [10].
Jika usai mengonsumsi daging asap terdapat gejala atau keluhan seperti yang telah disebutkan, segera periksakan diri ke dokter agar tidak terjadi kondisi yang lebih serius.
5. Kanker
Mengonsumsi daging asap secara sering dan berlebihan apalagi jangka panjang hanya akan meningkatkan pula risiko kanker [11].
Kanker pankreas, kanker rektum, kanker usus, dan kanker prostat adalah jenis-jenis kanker yang berpotensi lebih besar terjadi akibat konsumsi daging asap [11].
Risiko kanker menjadi lebih tinggi ketika seseorang mengonsumsi daging asap terlampau sering karena dari daging asap sendiri terdapat hidrokarbon aromatik polisiklik dan amina heterosiklik yang pada akhirnya ikut masuk ke dalam tubuh pengonsumsinya [11].
Kedua zat tersebut berasal dari lemak dan sari daging yang menetes di atas api selama proses pengasapan daging berlangsung [11].
Daging merah yang diasapkan memiliki kadar hidrokarbon aromatik polisiklik lebih tinggi dari ikan dan daging unggas. Meski demikian, risiko kanker pada setiap individu pengonsumsi daging asap matang sebenarnya bervariasi [11].
Namun risiko kanker akan jauh lebih tinggi pada orang-orang yang sering mengonsumsi daging asap bersama dengan minuman soda dan makanan/minuman manis lainnya [11].
Makanan dan minuman soda atau manis meningkatkan risiko obesitas di mana obesitas sendiri pun merupakan faktor yang juga mampu memicu kanker [11].
Daging asap pun berpotensi membuat tubuh menerima zat-zat karsinogenik, terutama bila daging dimasak terlalu matang sehingga memperbesar risiko kanker [11].
Tips Makan Daging Asap dan Tetap Sehat
Berbagai risiko kesehatan yang telah disebutkan benar-benar bisa berbahaya, maka beberapa hal berikut dapat diperhatikan agar tetap dapat menikmati daging asap namun juga kesehatan tetap terjaga [12].
- Hindari konsumsi daging asap setiap hari.
- Makanlah daging asap seminggu maksimal 2-3 kali agar tubuh juga dapat diberi waktu untuk mencerna daging.
- Hindari makan daging-dagingan terus-menerus dan selingi dengan konsumsi sayur serta buah.
- Olahraga secara rutin agar kalori dan lemak dari asupan daging di dalam tubuh dapat terbakar maksimal.
Membatasi asupan daging asap akan menghindarkan diri dari efek-efeknya yang mengancam kesehatan, terlebih bila disertai dengan berbagai kebiasaan dan pola hidup sehat lainnya.