Gangguan Kepribadian Narsistik: Penyebab – Gejala dan Cara Menangani

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Gangguan kepribadian narsistik adalah salah satu dari beberapa tipe gangguan kepribadian, dimana orang tersebut berada dalam kondisi mental yang merasa diri terlalu penting, kebutuhan yang besar untuk... mendapakan perhatian dan kekaguman berlebihan, hubungan dengan orang lain yang bermasalah, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Namun demikian orang dengan gangguan kepribadian ini memiliki rasa percaya diri yang lemah sehingga sangat rentan terhadap kritik bahkan yang terkecil sekalipun. Mereka akan tidak sabaran atau marah jika tidak mendapatkan perhatian khusus, berusaha mengecilkan orang lain untuk membuat diri mereka superior, kesulitan untuk mengatur emosi dan perilaku, namun diam-diam selalu merasa tidak aman, malu, dan rentan. Orang dengan gangguan kepribadian biasanya tidak merasa ada yang salah dengan diri mereka, sehingga mereka tidak mencari pertolongan. Jika Anda mencurigai teman atau keluarga dengan kondisi mental seperti ini, ingatlah bahwa ini merupakan suatu gangguan mental yang dapat ditangani. Sarankan untuk membawa pasien ke psikiater profesional. Dokter akan menganalisis gangguan yang dihadapi, dan memberikan terapi seperti psikoterapi dan obat-obatan untuk membantu pasien mengontrol emosi dan perilakunya. Read more

Apa itu Gangguan Kepribadian Narsistik?

Narsistik merupakan sifat orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri. Narsistik akan dianggap menjadi gangguan kepribadian jika kecintaan pada diri sendiri telah melewati batas normal dan dapat mengganggu orang lain, seperti mudah merasa kesal dan marah apabila tidak dipuji, tidak mendapatkan perlakuan khusus dari orang lain, atau ketika dikritik. [1]

  • Perbedaan Gangguan Kepribadian Narsistik dan Narsisme

Narsisme atau narsistik adalah perilaku manusia yang merasa penting, membutuhkan kekaguman dan perhatian, menginginkan kesuksesan dan cinta. Itu adalah hal yang normal dan bahkan bisa menjadi ciri kepribadian yang sehat, jika itu ringan dan sesekali. Sangat mungkin untuk merasa atau bertindak sedikit narsistik.[3]

Seseorang yang memiliki kepribadian narsistik mungkin bertindak menjengkelkan, tetapi tetap tidak bisa disebut kelainan.[3]

Gangguan kepribadian narsistik adalah narsisme yang lebih ekstrem: mencari pujian secara berlebihan, cenderung merasa luar biasa dan superior dari orang lain, memiliki empati yang rendah, mendambakan perhatian, dan hanya memiliki hubungan yang dangkal. [3]

Fakta Gangguan Kepribadian Narsistik

Berikut ini adalah fakta-fakta terkait gangguan kepribadian narsistik: [2,3]

  • 50% hingga 75% populasi di dunia yang didiagnosis mengidap gangguan kepribadian narsistik adalah pria.
  • Penderita gangguan kepribadian narsistik diyakini juga memiliki kondisi gangguan mental lainnya seperti depresi, anoreksia, dan penggunaan obat-obatan.
  • Narsistik dianggap sebagai gangguan kepribadian jika seseorang dapat merasa kesal jika tidak terus menerus mendapatkan pujian dan dianggap tidak bisa menerima kritik sehingga mengganggu orang lain.
  • Penderita gangguan kepribadian narsistik cenderung memanfaatkan orang lain.
  • Gangguan kepribadian narsistik hanya terdapat pada 0,5% hingga 1% populasi di dunia.
  • Orang yang berperilaku narsistik belum tentu memiliki gangguan kepribadian narsistik.

Penyebab Gangguan Kepribadian Narsistik

Masih belum diketahui apa penyebab pasti dari gangguan kepribadian narsistik. Gangguan ini dikatakan bersifat genetik. Selain genetik, perlakuan yang didapat pada masa kecil juga memiliki pengaruh dalam gangguan ini seperti orang tua yang tidak peduli atau orang tua yang terlalu memanjakan anak. Gangguan kepribadian narsistik tidak disebabkan oleh obat-obatan atau trauma yang dialami seseorang. [3]

Gejala Gangguan Kepribadian Narsistik

Jika Anda memiliki gangguan kepribadian narsistik, Anda mungkin terlihat sombong atau sok. Anda sering memonopoli percakapan. Anda mungkin meremehkan atau meremehkan orang yang Anda anggap lebih rendah. [5]

Anda mungkin merasa berhak dan ketika Anda tidak menerima perlakuan khusus, Anda mungkin menjadi tidak sabar atau marah. Anda mungkin bersikeras untuk mendapatkan “yang terbaik” dari segalanya. [5]

Pada saat yang bersamaan, Anda kesulitan menerima apa pun yang dapat dianggap sebagai kritik. Anda mungkin memiliki perasaan tidak aman, malu, rentan, dan terhina. [5]

Agar merasa lebih baik, Anda mungkin bereaksi dengan amarah atau penghinaan dan mencoba meremehkan orang lain untuk membuat diri Anda tampak lebih unggul. Atau Anda mungkin merasa tertekan dan murung karena Anda gagal mencapai kesempurnaan.[5]

Diagnosis Gangguan Kepribadian Narsistik

Gangguan kepribadian narsistik dapat didiagnosis dengan menanyai penderita dengan berbagai pertanyaan. Menurut DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders – Fourth Edition) individu dapat didiagnosis mengalami gangguan kepribadian narsissistik jika ia sekurang-kurangnya memiliki 5 (lima) dari 9 (sembilan) ciri kepribadian sebagai berikut: [1]

  • Merasa diri paling hebat namun seringkali tidak sesuai dengan potensi atau kompetensi yang dimiliki dan ia senang memamerkan apa yang dimiliki termasuk gelar (prestasi) dan harta benda.
  • Dipenuhi dengan fantasi tanpa batas tentang kesuksesan, kekuasaan, kepintaran, kecantikan atau cinta sejati.
  • Selalu membutuhkan perhatian dan pujian orang lain.
  • Merasa harus diperlakukan secara istimewa.
  • Tidak memiliki rasa empati.
  • Mengeksploitasi hubungan interpersonal.
  • Seringkali memiliki rasa iri pada orang lain atau menganggap bahwa orang lain iri kepadanya.
  • Cenderung angkuh dan memandang rendah orang lain
  • Mempercayai bahwa hanya dirinyalah yang spesial dan unik.

Selain sembilan ciri-ciri di atas, terdapat gejala internal gangguan kepribadian narsistik yang dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk diagnosis, antara lain: [3]

  • Kurangnya rasa percaya diri.
  • Kritik berlebihan pada diri sendiri.
  • Merasa inferior.
  • Merasa kesepian.
  • Hipersensitif.
  • Merasa rapuh dan takut.

Cara Mengatasi Gangguan Kepribadian Narsistik

Gangguan kepribadian narsistik sering menyebabkan perasaan superioritas dan arogan, orang yang hidup dengan gangguan tersebut tidak selalu menyadari bahwa mereka memiliki penyakit mental atau mencari bantuan, bahkan ketika pola perilaku mereka menyebabkan masalah serius dalam hidup mereka dan kehidupan orang-orang di sekitarnya. [3]

Setelah dokter atau psikiater memberikan diagnosis, penderita dirujuk untuk melakukan terapi atau pengobatan sebagai berikut: [3]

  • Terapi psikodinamis: digunakan untuk mengeksplorasi dan mengurangi rasa sakit dari kejadian masa lalu.
  • Cognitive Behavioral Therapy (CBT): digunakan untuk merubah cara pikir dan perilaku
  • Terapi relasi komunikasi: digunakan untuk menyelesaikan masalah antara penderita dengan orang terdekatnya dengan cara komunikasi

Terapi untuk penderita gangguan kepribadian narsistik bisa berjangka panjang. Keberhasilannya tergantung pada kemauan penderita untuk mengakui gangguan mereka dan berkomitmen untuk berubah.[3]

  • Apa yang Harus Dilakukan Ketika Orang Terdekat Anda Menderita Gangguan Kepribadian Narsistik?

Penderita gangguan kepribadian narsistik cenderung terobsesi pada diri sendiri, percaya bahwa orang lain adalah masalahnya, sehingga banyak yang tidak merasa erlu untuk mengambil tindakan konsultasi ke psikiater. Mereka dapat menilai bahwa dorongan untuk mencari bantuan sebagai kritik, dan menanggapi dengan sangat defensif, mengalihkan kesalahan kepada orang lain.[3]

Berikut merupakan tips menghadapi penderita gangguan kepribadian narsistik:[4]

  • Menerima mereka apa adanya.
  • Berusaha untuk tidak terjebak dalam dunianya.
  • Membela diri jika penderita mulai menyalahkan Anda.
  • Menetapkan batasan yang jelas.
  • Teguh dengan pendirian.
  • Mencari support system.

Terapi suportif adalah cara yang baik bagi orang terdekat untuk membangun strategi menghadapi perilaku orang yang dicintai, membangun kembali harga diri, dan menetapkan batasan.[3]

Berikut merupakan strategi yang bisa diterapkan untuk menjaga kesehatan mental Anda jika menghadapi penderita gangguan kepribadian narsistik:[3]

  • Menghabiskan waktu dengan orang-orang yang memberikan penilaian jujur terhadap diri Anda.
  • Berpartisipasi dalam aktivitas yang membuat Anda merasa tenang.
  • Menindaklanjuti batasan yang Anda tetapkan.
  • Menerima bahwa Anda tidak dapat mengubah mereka.
  • Memahami perilakunya adalah cerminan dari ketidakamanan mereka, bukan Anda.

Pencegahan Gangguan Kepribadian Narsistik

Karena penyebab gangguan kepribadian narsistik tidak diketahui, tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah kondisi tersebut. Namun, cara-cara berikut mungkin bisa digunakan untuk membantu pencegahan:[5]

  • Mencari pertolongan untuk masalah kesehatan mental anak.
  • Mengikuti terapi keluarga untuk mempelajari cara-cara yang sehat untuk berkomunikasi atau untuk mengatasi konflik atau tekanan emosional.
  • Mengikuti kelas parenting dan mencari panduan dari terapis atau ahli kesehatan jiwa jika diperlukan.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment