8 Gejala Alzheimer pada Lansia

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Penurunan kemampuan ingatan umum terjadi pada manusia yang memasuki usia lanjut. Namun, kondisi menjadi tidak wajar ketika muncul gejala gangguan kognitif lain. Munculnya gejala yang berpusat pada otak ini berakibat mengganggu kinerja aktivitas sehari-hari, hingga kemampuan berkomunikasi. Hal ini disebut sebagai sindrom demensia.[1]

Penyebab paling umum dari demensia adalah penyakit alzheimer. Alzheimer menunjang 60-80% keseluruhan total demensia. Mayoritas penderita Alzheimer, terutama tipe onset lambat, merupakan mereka yang berusia 65 tahun ke atas.[2] Meski demikian, Alzheimer bukanlah bagian normal dari proses penuaan.[3] Namun, usia tetap menjadi faktor risiko terpenting munculnya kondisi kesehatan Alzheimer.[4]

Penyebab dan Pencegahan Alzheimer

Tidak ada penyebab pasti dari munculnya penyakit Alzheimer. Namun, studi pada kasus alzheimer yang banyak terjadi menunjukkan adanya kegagalan fungsi protein pada otak sehingga mengganggu kinerja sel-sel otak (neutron). Proses tersebut menimbulkan gangguan atau bahkan kerusakan pada neuron yang menyebabkan hilangnya koneksi satu sama lain dan berakhir kematian fungsi neutron.[5]

Ahli mengelompokkan Alzheimer dalam beberapa kategori. Pada tahap ringan, kerusakan otak terjadi di area pengontrol bahasa, penalaran, pikiran sadar, dan pemrosesan sensorik seperti pendeteksi bau dan suara. Kondisi ini dapat semakin parah seiring bertambahnya waktu, tahap puncak penyakit gangguan kognitif ini disebabkan menjalarnya plak dan timbulnya simpul tidak beraturan yang menyebar ke seluruh jaringan otak.[6]

Meski belum ada bukti secara definitif, pencegahan penyakit Alzheimer dapat dilakukan. Studi epidemiologi mengusulkan beberapa hal yang menjadi faktor penundaan munculnya Alzheimer, seperti diet, penurunan risiko kardiovaskular, produk farmasi, juga aktivitas intelektual dan fisik.[7]

Gejala Alzheimer pada Lansia

Alzheimer tahap awal mungkin tidak menunjukkan perubahan signifikan. Meski demikian, perlu pengawasan lebih lanjut apabila muncul gejala-gejala seperti berikut:

  • Kehilangan Kemampuan Memori

Sering dianggap kondisi wajar pada usia senja, kondisi lupa mungkin belum menjadi tanda utama munculnya penyakit Alzheimer. Namun, Anda perlu waspada apabila terdapat kondisi kesulitan dalam menerima informasi baru dan mengingatnya, bahkan untuk informasi sederhana yang sebelumnya akrab dilakukan atau didengar.[8]

Pengulangan pertanyaan atau percakapan mungkin saja terjadi sebagai respons berkurangnya kemampuan memori seseorang dengan Alzheimer. Tindakan lain yang mungkin muncul pada tahap awal yakni kehilangan benda-benda, lupa memiliki acara atau janji temu, hingga berjalan tanpa ingat rute kembali.[8][5]

  • Gangguan Kognitif

Seseorang dengan Alzheimer mungkin kesulitan terkait penalaran, termasuk mengerjakan tugas-tugas kompleks dan kebutuhan untuk menilai sesuatu. Hal tersebut menyebabkan kesulitan menggunakan alat pembayaran.[5]

Gangguan kognitif juga mengganggu seseorang dalam mengambil keputusan, hingga kesulitan menyelesaikan tugas yang memiliki tahapan seperti berpakaian. Kondisi tersebut akan semakin membahayakan ketika timbul gejala berkurangnya pemahaman tentang keselamatan dan risiko diri.[8]

  • Kesulitan dalam Mengenali

Kondisi neuron yang buruk mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengenali, termasuk mengenali wajah dan objek. Berbeda dengan masalah pengelihatan, seseorang dengan Alzheimer juga kehilangan kemampuan menggunakan alat-alat dasar yang tidak dikenalinya.[8]

Penurunan kemampuan ini termasuk pada tahap sedang. Seseorang dengan Alzheimer mungkin melupakan identitas dirinya sendiri dan memerlukan tenaga ekstra untuk sekadar memesan dari menu.[9]

  • Masalah Kesadaran Spasial

Sulit menjaga keseimbangan, tersandung, atau menumpahkan barang secara terus-menerus, bahkan kesulitan mengarahkan pakaian ke tubuh saat hendak mengenakannya mungkin terjadi.[8]

Ciri lain yang berkaitan dengan Alzheimer pada lansia yakni kesulitan menilai jarak benda, sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan akibat menurunnya kemampuan mengenali ruang sekitar.[10]

  • Penurunan Kemampuan Bicara, Membaca, dan/atau Menulis

Pada tingkat lanjut, lansia dengan Alzheimer mungkin mengalami kesulitan hanya untuk memikirkan kata-kata dan kosa kata umum. Muncul banyak kesalahan dalam berbicara, mengeja, atau menulis.[8]

Kondisi tersebut menyebabkan lansia dengan Alzheimer kesulitan mengikuti atau bergabung dalam sebuah percakapan. Mereka berhenti di tengah obrolan dan tidak tahu bagaimana melanjutkannya. Berkaitan dengan memori, mereka mungkin mengulangi kalimat yang baru saja diucapkan.[10]

  • Perubahan Kepribadian dan Perilaku

Selain mempengaruhi kemampuan fisik, Alzheimer terutama pada lansia, juga mempengaruhi kondisi psikologis. Muncul perubahan suasana hati dan kepribadian yang mempengaruhi tindakan sehari-hari. Hal ini bercirikan mudah kesal, marah, atau khawatir lebih sering dari biasanya.[10]

Alzheimer pada lansia juga menyebabkan hilangnya minat pada hal-hal yang sebelumnya sangat menyenangkan untuk dilakukan. Hilangnya rasa empati, perilaku kompulsif, obsesif, hingga tindakan yang tidak pantas secara sosial mungkin saja timbul secara tiba-tiba.[8]

  • Penarikan Diri dari Kegiatan Sosial dan Pekerjaan Sehari-hari

Penurunan kemampuan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari memungkinkan lansia dengan Alzheimer menahan diri untuk tidak terlibat pada kegiatan yang membutuhkan interaksi dengan orang lain. Akibatnya, keterlibatan dalam hobi atau kegiatan sosial mungkin saja tidak lagi hal menarik untuk dilakukan.[10]

  • Ketidakmampuan Melakukan Hal-Hal Sederhana

Pada tahap akhir, banyak kemampuan dasar seperti makan, berjalan, dan duduk, secara perlahan memudar. Ketidakmampuan ini menyebabkan lansia dengan Alzheimer memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.[9]

Memastikan lansia dengan Alzheimer dalam kondisi yang nyaman dan tidak merasa sakit tentu menjadi perhatian utama. Pengawasan 24 jam amat sangat mungkin diperlukan saat berada dalam fase ini.[9]

Membedakan Alzheimer dengan Penuaan Normal

Tidak seluruh kondisi lupa merupakan gejala Alzheimer pada lansia. Lalu, bagaimana membedakan keduanya?

Ciri-ciri di atas mungkin sulit tidak sepenuhnya disadari oleh penderita Alzheimer. Keluarga dan orang terdekat mungkin justru menjadi orang-orang pertama yang mengenali kondisi tidak wajar terkait penurunan memori dan kognitif seseorang dengan Alzheimer.

Pada kondisi normal, Anda mungkin melupakan jadwal atau janji temu, tetapi akan segera mengingatnya beberapa waktu kemudian. Alzheimer menyebabkan seseorang melupakan janji temu, berulang kali menanyakan detail pada keluarga atau teman, dan membutuhkan orang lain untuk melakukan tugas yang seharusnya bisa dilakukan sendiri.[11]

Seseorang mungkin sering salah meletakkan kaca mata atau remote televisi, tetapi menemukannya segera pada lokasi yang wajar. Namun seseorang dengan Alzheimer, terutama lansia, seringkali tidak mampu menelusuri di mana letak benda tersebut. Bahkan, seseorang dengan Alzheimer mungkin meletakkan benda-benda di tempat yang aneh dan menuduh orang lain menyembunyikannya atau mencurinya.[11]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment