Penyakit Herpes Simplex tipe 2 ini merupakan penyakit yang disebabkan virus herpes simplex. Penyakit Herpes Simplex tipe 2 ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan individu terutama bagian kulit yang secara aktif menyebarkan virus[1].
Virus yang menular melalui kontak langsung rata- rata akan menunjukkan gejala nya pada hari ke 10 hingga hari ke 14. HSV-2 atau Herpes Simplex tipe 2 ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi HSV -2 pada wanita hamil dapat menimbulkan transmisi intrauterin dan dapat mengakibatkan timbulnya infeksi HSV kongenital[1].
Sebagian besar HSV-2 ini akan muncul dengan gejala non spesifik seperti gatal pada alat kelamin dan iritasi. HSV-2 atau herpes simplex tipe 2 ini biasanya tidak terdapat borok dan nanah. Kemudian juga akan timbul gejala sistemik seperti demam, sakit kepala, pembengkakan vulva pada wanita, luka pada kulit, dan dysuria[1]. Berikut untuk penjelasan gejala herpes simplex tipe 2 :
Daftar isi
1. Iritasi kulit
Diperkirakan 80% dari kasus iritasi kulit terjadi karena kontak langsung. Ketika zat yang dapat mengiritasi bersentuhan dengan kulit, kulit akan sering mendapatkan reaksi yang menyerupai seperti kulit kemerahan, pecah-pecah, dan kering. Reaksi kulit ini cenderung lebih perih dan adanya rasa sakit. Kulit sangat bervariasi dalam tingkat kepekaan terhadap terjadinya iritasi[2].
Beberapa dengan kulit sensitif dapat mengalami iritasi walaupun itu hanya dari sabun dan deterjen ringan yang biasa digunakan. Gejala yang mungkin dialami oleh penderita iritasi kulit seperti Kulit kering dan pecah-pecah, kulit membengkak, kulit melepuh atau timbul borok, dan Kulit terasa kaku [2].
2. Gatal pada alat kelamin
Gatal pada alat kelamin mungkin saja merupakan gejala dari banyak masalah kesehatan termasuk terjadinya infeksi vagina pada wanita atau selangkangan pada pria. Hal ini bisa jadi gatal yang terjadi dapat disebabkan oleh iritasi kulit, penyakit menular seksual, virus, dan alergi[3].
3. Demam
Demam adalah Ketika suhu tubuh lebih tinggi dari suhu tubuh normal. Suhu normal biasanya berkisar pada 98,6 °F (37 °C). Demam bukanlah suatu penyakit melainkan tanda atau gejala bahwa tubuh sedang berusaha melawan penyakit atau infeksi yang terjadi. Demam terjadi karena tubuh sedang berusaha untuk membunuh virus atau bakteri yang menjadi penyebab terjadinya infeksi[4].
Bakteri dan virus tersebut akan sangat aktif untuk berkembang ketika tubuh berada pada suhu normal. Tetapi jika demam atau suhu tubuh meningkat, maka akan sulit untuk bakteri atau virus bertahan hidup. Ketika demam tubuh akan mengaktifkan sistem kekebalan yang ada[4].
4. Sakit kepala
Gangguan sakit kepala mungkin sering dialami oleh orang sekitar. Dari sekian banyak jenis gangguan sakit kepala, sakit kepala sebelah atau sakit kepala migrain yang paling umum terjadi. Sakit kepala migrain dapat diobati menggunakan obat analgesik, obat antiinflamasi nonsteroid, triptan, gepants, dan Lasmiditan[5].
5. Pembengkakan pada vulva
Pembengkakan pada vulva juga disebut dengan Vulvovaginitis yang merupakan peradangan pada area vulva dan vagina wanita. Vulva akan mengalami pembengkakan ketika jumlah bakteri organ wanita mengalami ketidakseimbangan. Hal tersebut terjadi karena beberapa alasan seperti terjadinya infeksi, perubahan hormon, atau penggunaan antibiotik[6].
Bisa juga karena terdapat reaksi tertentu terhadap sesuatu yang bersentuhan dengan vulva atau vagina. Jadi, pembengkakan pada vulva terjadi dikarenakan peradangan yang terjadi pada area organ intim wanita[6].
6. Luka pada kulit
Luka bisa saja terjadi pada kulit di mana saja di seluruh area tubuh. Luka akan terasa perih, gatal, merah, atau bengkak. Lukanya mungkin keras atau berisi cairan. Luka bisa saja timbul dari bisul atau benjolan pada kulit kemudian pecah dan berdarah. Virus herpes simpleks merupakan penyebab paling umum terjadinya luka pada mulut, jari – jari tangan atau alat kelamin[7].
Penyebab lain dari luka yang terjadi pada kulit dapat dikarenakan adanya reaksi alergi, gigitan serangga, eksim, dan infeksi seperti terkena penyakit cacar air. Cedera atau kecelakaan yang dialami juga dapat menyebabkan terjadinya luka. Luka terjadi sebagai gejala atau tanda adanya penyakit yang serius, seperti diabetes, leukemia, atau kanker kulit[7].
7. Dysuria
Disuria dapat diartikan sebagai sensasi nyeri atau terbakar, menyengat, gatal pada uretra yang berhubungan dengan buang air kecil. Disuria terjadi pada saat urin mengenai lapisan mukosa uretra yang mengalami peradangan atau iritasi. Sehingga pada saat buang air kecil terdapat rasa nyeri dan perih seperti terbakar yang menyertai[8].
Cara Mengatasinya
Tidak ada obat yang pasti untuk penyakit herpes tetapi pengobatan yang dilakukan dapat meredakan gejala yang timbul. Obat ini bekerja dengan mengurangi rasa sakit yang muncul dan dapat mempercepat proses penyembuhan. Obat ini bekerja dengan megurangi jumlah virus yang bersarang dalam tubuh[9].
Obat-obatan tersebut seperti Famvir, Zovirax, dan Valtrex yang merupakan obat yang biasa digunakan dalam mengobati gejala herpes. Kemudian dengan Mandi menggunakan air hangat dapat meredakan rasa sakit yang timbul akibat dari gejala yang ada seperti munculnya luka pada area kelamin[9].
Penderita dengan gejala herpes harus menghindari kontak langsung dengan orang lain. Ataupun menghindari aktivitas yang dapat menimbulkan kontak langsung melalui cairan atau luka. Individu dengan gejala herpes juga harus menjauhkan diri dari aktivitas seksual[10].
Bagi individu yang aktif dalam beraktivitas seksual dapat menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan. Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu cara untuk mencegah virus herpes dan IMS (penyakit menular seksual) menular pada individu lain[10].